Tahun Baru Imlek
Warga Balikpapan Rayakan Imlek dengan Makan Malam Bareng Keluarga dan Bagikan Angpau
Perayaan Imlek tak ada kaitannya dengan agama tertentu, begitu menurut Andryono Tan yang memang masih memiliki garis keturunan keluarga yang berasal d
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Perayaan Imlek tak ada kaitannya dengan agama tertentu, begitu menurut Andryono Tan yang memang masih memiliki garis keturunan keluarga yang berasal dari Tionghoa.
"Jadi, kalau budaya Chinese atau Imlek itu nggak masuk ke agama sih," ujar pemuda yang kerap disapa Ono ini.
Menurutnya, siapapun dengan agama apapun selama dia memang masih menjalani budaya Chinese New Year atau Imlek ini tidak dilarang untuk ikut merayakannya juga.
Sementara prosesi tradisi yang biasanya dilakukan keluarga Ono ini biasanya dirayakan bersama keluarga besar yang berkumpul di suatu tempat kemudian makan malam merayakan malam Tahun Baru China tersebut.
"Prosesinya biasanya itu dilakukan mulai dari malam Imlek untuk keluarga, bersama makan malam lalu sungkem sama yang lebih tua, nanti dikasih angpau disitu," katanya.
Baca juga: Jelang Perayaan Imlek, Inilah Deretan Shio yang Akan Mendapat Kabar Mengejutkan pada Tahun Macan Air
Baca juga: Jelang Tahun Baru Imlek 2022, Ini 12 Wallpaper Pilihan Gratis yang Bisa Dipasang di Laptop
"Yang belum nikah itu nggak boleh ngasih angpau. Cuma yang sudah menikah aja yang boleh ngasih angpau," terangnya.
Ono mengaku kurang paham mengenai tradisi tersebut, namun demikian tradisi tersebut sudah dijalankan oleh keluarganya secara turun temurun.
"Tapi kalau kulihat mungkin maksudnya itu yang sudah menikah dianggap sudah mapan atau sudah bisa mengurus dirinya sendiri, yang sudah mapan itu lah yang memberikan angpau ke yang belum mapan," jelasnya.
Namun, ia menyebut tidak menutup kemungkinan bagi yang belum menikah atau yang lebih muda memberikan angpau kepada yang lebih tua.
"Nggak menutup kemungkinan bagi yang sudah tua atau sepuh menerima angpau dari yang lebih muda atau lebih sehat dan mapan juga," ucapnya.
"Tetapi biasanya kalau ke keluarga dekat atau ke teman itu ya harus mengikuti aturan tersebut sih," tambahnya.
Baca juga: CATAT, Ternyata 10 Hal Ini Perlu Dihindari Saat Merayakan Tahun Baru Imlek 2022
Sementara itu, prosesi sungkem itu dilakukan dengan memohon restu atau doa kepada yang lebih tua agar dapat menjalani tahun berikutnya dengan lancar dan sukses.
"Sungkeman itu biasanya kita minta doa untuk tahun ke depannya lancar, sehat dan lain-lain seputar kehidupan aja sih," pungkasnya.
Orang awam akan berpikir setiap yang merayakan Chinese New Year atau Imlek ini pasti akan pergi ke klenteng untuk menjalankan sebuah ritual ibadah, namun nyatanya tidak demikian.
"Yang menjalankan ibadah ke Klenteng itu biasanya yang masih menganut Konghucu sih, mereka sembahyang lah disitu untuk menyambut tahun yang baru," tegas Ono yang masih memiliki kerabat penganut keyakinan Konghucu.
"Kalau untuk agama lain itu nggak ada prosesi ibadah ke Klenteng, paling ya itu tadi dirayakannya bersama keluarga dengan makan malam bersama dan memberikan angpau," lanjutnya.
Baca juga: NEWS VIDEO Omicron Terus Melonjak, Menteri Agama Minta Imlek Dirayakan Sederhana
Pada intinya, setiap yang merayakan Chinese New Year ini pasti memiliki doa yang sama, yaitu mengharapkan kesehatan dan kebaikan serta rejeki yang lancar di tahun berikutnya.
"Nggak ada doa-doa khusus gitu sih, mungkin bagi tiap individu ada doa-doa khususnya tetapi ya biasanya diungkapkan di dalam hati aja gitu," tandasnya.
Ono yang pernah mengenyam pendidikan di negeri China ini pun merasakan euforia berbeda ketika merayakan Chinese New Year atau perayaan Imlek di negeri Tirai Bambu tersebut.
"Imlek disana itu udah kaya lebaran di Indonesia, jadi ramai dekorasinya, langitnya pada malam hari itu jadi merah karena kembang api yang bersaut-sautan, lalu ada barongsai dimana-mana," jelasnya.
"Jauh berbeda sekali dengan di Indonesia, khususnya di Balikpapan," tambahnya.
Menurut Ono yang memang besar di Kota Minyak ini pun mengaku jika sedang merayakan Imlek di Balikpapan maka akan dirayakan bersama dengan keluarga yang berada disini.
"Kalau di Balikpapan ya cukup dirayakan di keluarga masing-masing aja," katanya sambil tertawa kecil.
Chinese New Year di tengah pandemi ini dirasa hanya terdapat pada perbedaan tak ada tradisi open house yang biasanya dilakukan dengan mengundang teman-teman atau kerabat dekat.
"Aku rasa nggak ada bedanya ya, karena disini paling hanya ada hiasan-hiasan atau dekorasi di mal-mal saja yang mengusung tema Chinese New Year," tuturnya.
"Bedanya hanya kalau pandemi kemarin kita nggak buka rumah (open house) untuk tamu-tamu diluar lingkup keluarga, tetapi mungkin di keluargaku tahun ini udah mulai open house karena PPKM Level 2 yang artinya sudah lebih longgar juga ya sekarang," lanjutnya.
Ia mengaku biasanya melaksanakan tradisi open house itu setelah selesai merayakan prosesi atau tradisinya bersama keluarga besar atau keluarga inti.
"Selain ke keluarga juga kita biasa bagi-bagi angpau buat teman-teman juga," terangnya.
Ia menjelaskan, biasanya amplop atau bungkus angpau yang biasa diterimanya itu akan dipercaya membawa keberuntungan atau rejeki.
Sementara dalam hal harapannya pada tahun Macan Air ini, Ono masih berharap seperti halnya harapan pada tahun-tahun sebelumnya yang kurang lebih sama, yaitu dilindungi dan diberikan kesehatan serta kesuksesan. (*)
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel