Berita Nasional Terkini

Prabowo - Cak Imin Gandengan di Pilpres 2024? Pengamat Nilai Ganggu Kemesraan Gerindra dan PDIP

Rumor Prabowo Subianto - Muhaimin Iskandar alias Cak Imin gandengan di Pilpres 2024? pengamat nilai ganggu kemesraan Gerindra dan PDIP.

Penulis: Kun | Editor: Doan Pardede
Dany Permana/Tribunnews.com
Prabowo Subianto saat kampanye di Pilpres lalu. Rumor Prabowo Subianto - Muhaimin Iskandar alias Cak Imin gandengan di Pilpres 2024? pengamat nilai ganggu kemesraan Gerindra dan PDIP. 

TRIBUNKALTIM.CO - Wacana duet Prabowo Subianto dengan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin di Pilpres 2024 muncul ke publik.

Rumor tersebut jadi sorotan publik belakangan ini.

Kendati Pilpres 2024 masih jauh, namun skema pasangan calon presiden dan calon wakil presiden di Pilpres 2024 jadi hal biasa. 

Nah, wacana Prabowo - Cak Imin menurut pengamat bisa mengganggu kemesraan Gerindra dan PDIP.

Bahkan Prabowo Subianto sendiri diketahui sudah menepis kabar tersebut.

Menhan Prabowo Subianto sendiri pun menyatakan belum tentu maju di Pilpres 2024.

Informasi selengkapnya ada dalam artikel ini.

Baca juga: WACANA Duet Prabowo - Cak Imin di Pilpres 2024 Muncul, Dinilai Ganggu Kemesraan Gerindra dan PDIP

Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno menilai, wacana duet Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar sebagai calon presiden dan wakil presiden merupakan simulasi yang aneh.

Adi beralasan, sejauh ini Partai Gerindra telah menunjukkan kemesraannya dengan PDI Perjuangan sehingga wacana duet Prabowo-Muhaimin dapat menimbulkan pertanyaan soal nasib PDI-P.

"Kemesraan PDI-P-Gerindra itu sulit untuk dipisahkan saat ini. Makanya kalau ingin mencoba untuk merayu Prabowo, memang PDI-P mau dikemanakan?" kata Adi saat dihubungi Kompas.com, Kamis (3/2/2022).

Seperti diketahui, sebelumnya PDI-P dan Gerindra juga sudah saling melempar sinyal untuk berkoalisi di Pilpres 2024 mendatang.

Sementara, menurut Adi, Gerindra juga tampak kurang berminat untuk berkoalisi dengan PKB bila melihat respons elite Partai Gerindra menyikapi wacana duet Prabowo-Muhaimin.

"Kalau enggak direspons itu sama halnya tidak dianggap opini-opini dan gosip-gosip itu kan. Gerindra kan tidak bereaksi, bagi Gerindra itu tidak terlampau penting untuk direspons," ujar Adi.

Adi berpandangan, semua partai memang masih mengambil sikap menunggu sambil memantau situasi, tetapi ia menilai Gerindra akan berupaya untuk berkoalisi dengan partai yang perolehan suaranya setara atau lebih besar dari mereka.

Adi menambahkan, wacana Prabowo-Muhaimin juga aneh karena sebelumnya elite-elite PKB kerap melemparkan kritik kepada Prabowo pada masa kampanye Pemilihan Presiden 2014 dan 2019.

Baca juga: Prabowo Bongkar Perang Biologis Ancam Indonesia di Masa Depan, Covid-19 Jadi Alarm

Seperti diketahui, PKB merupakan salah satu partai pendukung Joko Widodo, kompetitor Prabowo dalam dua pilpres tersebut.

"Saat itu mengkritik Prabowo sebagai pemimpin yang dianggap kurang pas, kurang layak dan seterusnya, kenapa sekarang tiba-tiba Prabowo dirasa pantas untuk disandingkan dengan Cak Imin?" kata Adi.

Adi pun menilai, sejauh ini PKB terkesan ingin mengaitkan Muhaimin dengan tokoh-tokoh besar seperti Prabowo dengan harapan bakal mengusung Muhaimin pada Pilpres 2024.

Pasalnya, bukan hanya dengan Prabowo saja Muhaimin digosipkan akan berpasangan, tetapi juga dengan Gubenur Jawa Tengah Ganjar Pranowo maupun Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

"Ada kesan PKB itu ingin mencantolkan Cak Imin dengann nama besar atau mereka yang mempunyai kendaraan partai besar karena PKB tidak menebar jaring dengan partai-partai kecil," ujar Adi.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid mengeklaim, banyak pihak yang menyebut duet Prabowo-Muhaimin sebagai kombinasi pasangan yang ideal.

Baca juga: Hasil Survei Baru: Anies Bisa Kalahkan Prabowo - Puan di Pilpres 2024, Bila Pasangan Sama Sosok Ini

Menurut Jazilul, komposisi pasangan Prabowo-Muhaimin cukup ideal mewakili unsur nasionalis-religius, sipil-militer, tua-muda.

Selain itu, secara pribadi keduanya juga dinilai sudah cukup akrab, meski berbeda koalisi pada saat Pilpres 2019.

Kemudian, Jazilul berpendapat bahwa dari sisi politik, kedua tokoh tersebut juga merupakan ketua umum partai politik sehingga lebih mudah melakukan konsolidasi ke struktur partai hingga tingkat bawah.

"Kita memang tidak bisa maju sendiri dan elektoral Pak Prabowo juga termasuk yang bagus.

Banyak yang memandang kombinasi ini pasangan yang ideal untuk bisa mencapai kemenangan.

Tapi kalau saya pribadi tetap berjuang Pak Muhaimin capres," kata Jazilul dalam keterangannya, Selasa (1/2/2022). (*)

Baca juga: Lengkap, Survei Elektabilitas Terbaru Tokoh Menuju Pilpres 2024, Prabowo Memimpin, AHY, Puan Masuk

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved