Ekonomi dan Bisnis

Pemulihan Ekonomi Nasional Berlanjut, Menteri Singgung Insentif Fiskal dan Perlindungan Sosial

Pemerintah tetap melanjutkan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) dengan alokasi anggaran sebesar Rp 455,6 triliun

Editor: Budi Susilo
ekon.go.id
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang juga Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Airlangga Hartarto. Ekonomi Indonesia masih dihadapkan dengan berbagai risiko di tahun 2022, terutama dari penyebaran kasus Covid-19 varian Omicron. 

TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Pemerintah tetap melanjutkan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) dengan alokasi anggaran sebesar Rp 455,6 triliun, dan akan dilakukan front-loading pada Triwulan I 2022.

Demikian disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam keterangannya dikutip, Rabu (9/2/2022).

Dia jelaskan, front-loading dilakukan di berbagai kebijakan insentif fiskal dan perlindungan sosial, dan kebijakan ini akan mengamankan momentum pemulihan ekonomi nasional.

Prospek ke depan juga memperhatikan perkembangan harga komoditas, baik energi maupun non-energi.

Baca juga: Menko Airlangga Harapkan Manfaat dari Sinergi Seluruh Pihak dalam Upaya Pemulihan Ekonomi 

Baca juga: Inflasi dan PMI Manufaktur Berikan Prospek Positif, Airlangga: Sinyal Optimisme Pemulihan Ekonomi

Baca juga: Jaga Momentum Pemulihan Ekonomi di 2022, Menko Airlangga: Koordinasi dan Sinergi Terus Ditingkatkan

Airlangga melanjutkan, peningkatan harga komoditas pertambangan di 2021 diharapkan masih berlanjut di 2022.

Sehingga akan mendorong produktivitas sektor pertambangan, yang berdampak bagus untuk daerah yang berbasis tambang.

Oleh karena itu, strategi lainnya seperti program hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah dan percepatan transisi menuju ekonomi hijau.

"Juga akan dilakukan guna memastikan ekonomi Indonesia siap pulih dari pandemi,” papar Airlangga.

Baca juga: Komitmen Pemerintah Percepat Pemulihan Ekonomi, Sigit Hadiri Penyerahan DIPA dan Alokasi TKDD Kaltim

Hilirisasi produk-produk ekspor yang bernilai tambah tinggi, misalkan produk turunan nikel, masih menjadi prioritas.

Proses hilirisasi ini ditopang juga oleh pembangunan pabrik smelter dan perusahaan baterai yang mendorong kolaborasi BUMN dengan investor domestik dan/atau internasional.

Pemerintah meyakini bahwa koordinasi dan sinergi dengan seluruh stakeholders dalam menerapkan strategi pemulihan ekonomi.

"Akan membuat ekonomi tumbuh di kisaran 4,0 persen hingga 5,0 persen (year on year/yoy) di Triwulan I-2022,” ujar Airlangga.

“Hal itu akan mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen (yoy) di akhir 2022 mendatang,” pungkasnya.

Tingkatkan Keyakinan Pasar

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan pertumbuhan ekonomi di triwulan IV-2021 telah meningkatkan keyakinan pasar terhadap pemulihan ekonomi Indonesia.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved