Ibu Kota Negara
Eks Dubes RI untuk Tiongkok Amati Perkembangan Isu IKN, Kaitkan Investasi Xin Jinping
Pengamat Politik Internasional Prof Imron Cotan yang juga eks dubes RI untuk Tiongkok mengungkap hubungan antara Republik Indonesia (RI) dan China
Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Pengamat Politik Internasional Prof Imron Cotan yang juga eks dubes RI untuk Tiongkok mengungkap hubungan antara Republik Indonesia (RI) dan China.
Terlebih ketika penetapan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur masyarakat masih terus mengaitkan kedekatan pemerintahan Joko Widodo dengan pemimpin China Xin Jinping.
Imron Cotan mengatakan bahwa investasi negeri tirai bambu tersebut untuk IKN justru tidak terdengar.
"Yang jelas investasi China sampai saat ini saya belum mendengar, yang saya dengar itu adalah Uni Emirates Arab (UEA) akan menginvestasikan kurang lebih Rp 300 triliun," ungkapnya, Sabtu (12/2/2022).
Namun demikian yang tumbuh di kalangan masyarakat justru resistensi lokal yang disampaikan terkait berita-berita hoaks sehingga memprovokasi masyarakat untuk menolak adanya (perpindahan) IKN.
Baca juga: Soal Investasi China, Banyak yang Nyinyir, Luhut Sebut Ekonomi Global 18 Persen Dipengaruhi Tiongkok
Baca juga: Pemegang Presidensi G20, Menko Airlangga Sebut Indonesia Jadi Katalis Pemulihan Ekonomi Global
Baca juga: Proyeksi Ekonomi Indonesia Sejalan dengan Ekspektasi Pemulihan Ekonomi Global
"Tetapi saya sangat senang karena ternyata penolakan itu relatif kecil, karena umumnya dikaitkan dengan mengatakan bahwa proses perumusan pembahasan dan pengesahan undang-undang itu kurang mendapatkan partisipasi publik ternyata tidak," terang Imron Cotan.
Hubungan China dengan Indonesia juga diakui Imron Cotan sebetulnya dia yang menjadi perintis dari peningkatan hubungan strategis yang kini terjalin antar dua negara besar ini.
Bilateral kedua negara sebetulnya bukan hanya pada masa saat ini saja.
"Saya pribadi sebagai duta besar merintis pada tahun 2013 saya membawa Xin Jinping ke Jakarta untuk tanda tangan yang namanya komprehensif strategic partnership, kemitraan komprehensif strategis Indonesia dan China," tegasnya.
Kesepakatan tersebut dikatakan Imron Cotan meliputi politik, ekonomi, sosial budaya. Jadi, hubungan Indonesia-China itu erat dalam konteks mitra strategis.
Baca juga: Airlangga Hartarto: Alumni Golkar Institute Harus Berani Ambil Peran Strategis Ekonomi Global
Tak hanya China sebetulnya, Imron Cotan juga merintis perundingan komprehenship strategic partnership dengan Amerika Serikat, namun sayangnya hal tersebut justru tidak terlihat di publik.
"Tapi pada sisi yang sama saya perintis hubungan strategis dengan Amerika Serikat, ini yang nggak disorot orang, saya juru runding pertama kemudian diteruskan dan juga ditandatangani," jelas Imron Cotan.
Menurutnya, hal ini sebenarnya hanya permainan gimmick seolah-olah digambarkan bahwa pemerintahan saat ini dekat dengan China, padahal pada sisi yang lain mempunyai strategic partnership yang sama dengan Amerika Setikat.
"Di indonesia ini karir seseorang itu secara politis akan terganggu kalau dia digambarkan sebagai antek-antek dari China atau antek-antek dari Amerika Serikat, itu gampang sekali dimainkan sebagai isu politik, ini yang ingin kita terangkan serta mempunyai kewajiban untuk membantu agar berita-berita seperti itu tidak beredar dan kadang kala menimbulkan korban (konflik)," pungkas Imron Cotan. (*)
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.