Berita Nasional Terkini
Merupakan Area Pembuangan Lumpur, Kontraktor Akui Kesulitan Bangun Sirkuit Formula E di Jakarta
Kontraktor pembangunan sirkuit Formula E Jaya Konstruksi mengaku kesulitan membangun lintasan sirkuit Formula E di zona 5.
TRIBUNKALTIM.CO - Merupakan area pembuangan lumpur, kontraktor akui kesulitan bangun sirkuit Formula E.
Penyelenggaraan Jakarta E-Prix 2022 semakin dekat, kalender jadwal sudah menunjukkan kurang dari 99 hari dari jadwal penyelenggaraan yang akan dilangsungkan pada 4 Juni 2022.
Meski sudah menghitung puluhan hari, nasib sirkuit Formula E belum juga final.
Namun, panitia pelaksana optimistis bahwa pengerjaan bisa selesai dalam kurun waktu kurang dari dua bulan, tepatnya 54 hari sesuai dengan perjanjian kontrak yang dilakukan bersama pihak kontraktor, yaitu Jaya Konstruksi.
Waktu yang mepet dengan jadwal penyelenggaraan justru membuat konstruksi semakin dipercepat.
Percepatan pembangunan sirkuit sepanjang 2,4 kilometer bukan tanpa kendala.
Baca juga: Firli Bahuri Ditantang Bongkar Korupsi Formula E, Commitment Fee & Lelang Sirkuit
Baca juga: Anies Baswedan Bisa Dalam Masalah, KPK Didesak Usut Potensi Korupsi di Formula E
Baca juga: Sindir PDIP, Gerindra Khawatir Suksesnya Formula E Bisa Diklaim Bukan Jasa Anies Saja
Kontraktor pembangunan sirkuit Formula E Jaya Konstruksi mengaku kesulitan membangun lintasan sirkuit Formula E di zona 5.
Yaitu zona yang dulunya tempat pembuangan lumpur yang tanahnya masih lunak.
Penanggungjawab Proyek Sirkuit Formula E dari Jaya Konstruksi Ari Wibowo menyebutkan, zona 5 merupakan area berlumpur yang panjangnya mencapai 1,04 kilometer dari total panjang lintasan 2,4 kilometer atau 40 persen dari total panjang sirkuit.
"Zona 5 ini panjangnya 1 kilo 40 meter, jadi 40 persen dari pekerjaan ini ada di zona 5, itu yang paling sulit," ucap Ari saat ditemui di lokasi pembangunan sirkuit Formula E, Rabu (23/2/2022) dikutip dari Kompas.com.
Ari mengatakan, pengerjaan sirkuit di atas tanah berlumpur sangat menguras energi dan konsentrasi dari tenaga konstruksi.
Berbeda dengan empat zona lainnya yang disebut relatif mudah karena tanah yang dijadikan pijakan sudah memiliki kepadatan yang baik.
"Ketika dikerjakan di lapangan, zona 4 tidak mengalami permasalahan seperti zona 5, relatif yang agak baik (kondisi kepadatan) zona 1, 2 dan 3," tutur Ari.
Meski 40 persen lokasi pembangunan sirkuit mengalami kesulitan dalam pemadatan, Ari tetap optimistis dengan 565 tenaga kerja dan ratusan alat berat bisa menyelesaikan dengan tepat waktu.
"Semua kita kerjakan dan semua on progress, insya Allah kita bisa menyelesaikan ini tepat waktu," ujar Ari.