Terungkap Kenapa Hewan Bisa Memprediksi Gempa Bumi, Ternyata Bisa Dijelaskan Secara Ilmiah

Mengapa hewan bisa mendeteksi terjadinya gempa bumi? ternyata bisa dijelaskan secara ilmiah.

Editor: Doan Pardede
Gajah. Mengapa hewan bisa mendeteksi terjadinya gempa bumi? ternyata bisa dijelaskan secara ilmiah. 

TRIBUNKALTIM.CO - Mengapa hewan bisa mendeteksi terjadinya gempa bumi? ternyata bisa dijelaskan secara ilmiah.

Gempa bumi merupakan jenis bencana alam yang tidak bisa diprediksi dan dideteksi manusia sebelum terjadinya.

Beberapa tahun yang lalu, manusia telah mencoba berbagai cara untuk bisa mendeteksi gempa agar dapat melakukan penyelamatan diri sebelumnya.

Namun, upaya yang dilakukan tetap tidak bisa menunjukkan tanda-tanda sebelum gempa bumi terjadi.

Baca juga: Indonesia Dinobatkan jadi Negara Terindah, Begini Uniknya Cara Media Asing Gambarkan Keindahannya

Menurut Heiko Woith, seorang seismolog di German Research Centre for Geosciences (GMZ), beberapa penelitian yang kurang bukti menunjukkan bahwa hewan bisa memprediksi gempa.

Karena penelitian-penelitian tersebut belum dibuktikan dengan baik, maka Woith menyatakan bahwa orang-orang dapat ragu akan hal ini.

Woith juga menambahkan informasi bahwa hewan mungkin bisa merasakan getaran ringan yang mendahului gempa, daripada memprediksinya.

Perilaku Hewan

Mengutip Bobo.id di artikel berjudul Benarkah Hewan Bisa Memprediksi Gempa Bumi Sebelum Terjadi? Ini Penjelasan Ilmiahnyasetiap terjadi gempa besar, biasanya banyak orang akan menghubungi GMZ untuk bertanya "Apakah manusia tidak bisa memprediksi gempa sebelumnya? Jika tidak, apakah hewan bisa melakukannya?"

Untuk menemukan jawaban dari pertanyaan tersebut, Woith dan rekan-rekannya melakukan evaluasi terhadap laporan tentang perilaku 130 spesies hewan yang tidak biasa dari 160 gempa bumi.

Salah satu laporan tersebut menuliskan bahwa harimau berperilaku seperti sedang depresi sesaat sebelum gempa.

Sayangnya, Woith menyatakan bahwa kebanyakan orang mengirim laporan tanpa benar-benar memberi bukti seperti perilaku hewan sebelum, selama, dan sesudah gempa.

Dari penelitian terhadap laporan-laporan tersebut, 90 persen dari semua kasus dilaporkan terjadi dalam jarak 100 kilometer dari pusat gempa dan dalam waktu 60 hari setelah gempa.

Baca juga: Bukan Hewan Asli Australia, Kenapa Populasi Terbesar Unta Justru Ada di Australia? Simak Sejarahnya

Inilah menariknya! Kemiripan dari 90 persen kasus tersebut luar biasa menurut mereka.

Artinya, pertanda yang dimiliki hewan terhadap guncangan sebelumnya terjadi pada pola ruang dan waktu yang sangat mirip.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved