Berita Internasional Terkini

Inggris Hingga Amerika Serikat Bantu Ukraina Perangi Rusia, Indonesia Berada Dipihak Mana?

Perang kali ini, Rusia jadi pihak yang paling disalahkan, dan banyak negara yang mendukung Ukraina

Anatolii Stepanov / AFP
Asap mengepul dari tank Rusia yang dihancurkan oleh pasukan Ukraina di sisi jalan di wilayah Lugansk pada 26 Februari 2022. Rusia pada 26 Februari memerintahkan pasukannya untuk maju di Ukraina "dari segala arah" saat ibu kota Ukraina, Kyiv, memberlakukan jam malam dan pejabat melaporkan 198 kematian warga sipil. 

TRIBUNKALTIM.CO - Mata dunia kini tertuju pada perang antara Rusia dengan Ukraina.

Dalam perang kali ini, Rusia jadi pihak yang paling disalahkan, dan banyak negara yang mendukung Ukraina.

Invasi Rusia ke Ukraina sendiri telah memasuki hari ketiga.

Serangan demi serangan yang dilancarkan militer Rusia, membuat sejumlah wilayah Ukraina porak poranda.

Ketegangan antara Rusia dengan Ukraina ini pun membuat sejumlah negara tergerak untuk membantu.

Ukraina jadi pihak yang paling banyak mendapatkan iba.

Baca juga: NEWS VIDEO Buntut Invasi Rusia ke Ukraina, 11 Negara Blokir Penerbangan Rusia

Baca juga: NATO Sebut Putin Bakal Mengamuk, Pria Ukraina Hadang Tank Rusia Dengan Berlutut, Begini Nasibnya

Baca juga: Belum Selesai Perang Rusia dengan Ukraina, China Bikin Panas Australia di Dekat Wilayah Indonesia

Pasalnya, Ukraina dinilai tak akan mampu menandingi kekuatan militer Rusia.

Negara-negara di dunia pun jadi terkubu-kubu, lalu Indonesia berada dipihak mana?

Sebagaimana diketahui, terdapat setidaknya 27 negara akhirnya memutuskan untuk terlibat.

Mereka kompak dengan memasok senjata dan peralatan medis untuk Ukraina.

Negara tersebut termasuk Inggris, negara-negara Eropa lainnya, dan Amerika Serikat (AS), lantas bagaimana Indonesia?

Sky News melaporkan Sabtu (26/2/2022), bahwa Menteri Pertahanan Inggris, Ben Wallace, baru saja menyelenggarakan konferensi donor bantuan militer, yang diadakan secara virtual.

Baca juga: Kian Memanas, Jerman Turun Tangan Bantu Ukraina Lawan Rusia, Reaksi Presiden Volodymyr Zelensky

Dua puluh lima negara siap membantu dan setuju untuk berkontribusi, NATO juga diwakili.

Selain itu, dua negara lain yang tidak dapat mengikuti konferensi tersebut secara terpisah menyatakan akan memberikan dukungan.

Bantuan tersebut meliputi bantuan amunisi, senjata anti-tank dan senjata anti-udara, dan bantuan medis.

Dikabarkan bahwa bantuan tersebut dapat segera diterima militer Ukraina bahkan ketika mereka memerangi pasukan Rusia di berbagai garis depan.

Sky News juga mendapat kabar bahwa negara-negara yang sebelumnya menentang pengiriman senjata untuk membantu angkatan bersenjata Ukraina kini telah memutuskan untuk melakukannya menyusul keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menyerang tetangganya.

Negara-negara penyumbang termasuk negara-negara yang bukan bagian dari aliansi pertahanan NATO.

Baca juga: Terkini, Terjawab Akar Permasalahan Rusia dan Ukraina Sebenarnya, Arti Kata Ura dalam Bahasa Rusia?

Tidak jelas senjata apa yang akan dikirim, tetapi koresponden Sky Eropa, Adam Parsons, mengatakan pada Sabtu pagi bahwa Belanda mengirim 200 rudal Stinger.

Tembakan keras dan ledakan terdengar di Kyiv semalam dan pertempuran pecah di berbagai kota di Ukraina saat invasi memasuki hari ketiga.

Bentrokan juga sedang berlangsung di kota-kota Mariupol, Kherson, Mykolaiv, dan Odessa.

Militer Rusia mengatakan telah mengambil alih Melitopol, sebuah kota di wilayah Zaporizhzhia selatan.

Tetapi, menteri angkatan bersenjata Inggris James Heappey mengatakan kepada Sky News bahwa kota itu "masih di tangan Ukraina", dilansir dari TribunPalu.com berjudul 27 Negara Bersatu Bantu Ukraina Lawan Rusia, Indonesia Tempuh Jalan Lain untuk Redakan Konflik.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Sabtu pagi berjanji pasukan mereka akan terus berjuang dan menolak klaim "berita palsu" yang menyatakan dia meminta agar rakyat menyerah.

Baca juga: NEWS VIDEO Presiden Ukraina Tolak Tawaran AS untuk Mengungsi

Bantuan tambahan datang setelah NATO mengumumkan akan mengerahkan lebih banyak pasukan ke Eropa timur.

"Tidak seorang pun boleh tertipu oleh rentetan kebohongan pemerintah Rusia," kata aliansi itu dalam sebuah pernyataan bersama setelah pertemuan virtual yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal Jens Stoltenberg pada hari Jumat.

"Kami sekarang membuat pengerahan pasukan pertahanan tambahan yang signifikan ke bagian timur aliansi," kata pernyataan itu.

Sebagai catatan, Ukraina bukan bagian dari aliansi dan oleh karena itu anggota lain tidak berkewajiban untuk mempertahankannya jika diserang.

Pemerintah Indonesia juga turun tangan untuk menghentikan perang tersebut.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk mengambil langkah nyata guna mencegah memburuknya situasi di Ukraina menyusul serangan militer dari Rusia.

Baca juga: VIRAL Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Kenakan Pakaian Militer, Disebut Ikut Perang, Ini Faktanya

"Indonesia meminta agar situasi ini dapat segera dihentikan dan semua pihak agar menghentikan permusuhan serta mengutamakan penyelesaian secara damai melalui diplomasi," demikian bunyi pernyataan Kemenlu, Jumat (25/2/2022).

Pemerintah meminta semua pihak menghormati tujuan dan prinsip piagam PBB dan hukum internasional, termasuk penghormatan terhadap integritas wilayah dan kedaulatan.

Pemerintah juga mengatakan, serangan militer di Ukraina tidak dapat diterima karena membahayakan masyarakat setempat.

"Serangan juga sangat membahayakan keselamatan rakyat dan mengancam perdamaian serta stabilitas kawasan dan dunia," bunyi pernyataan Kemenlu.

Kemenlu sudah menyiapkan rencana evakuasi WNI yang berada di Ukraina.

Diberitakan sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu (23/2/2022) mendeklarasikan perang dengan Ukraina, menurut laporan dari New York Post.

Putin mengeklaim Rusia sedang melakukan operasi militer khusus untuk mendemiliterisasi Ukraina.

Tak lama setelah pidato Putin di televisi yang ditayangkan sebelum pukul 6 pagi waktu setempat, suara ledakan terdengar di Kramatorsk, Ukraina, diikuti laporan suara ledakan atau tembakan artileri di Kharkiv, Odessa, Mariupol, dan ibu kota Kiev, semuanya kota besar di Ukraina.

Putin mengatakan, Rusia tidak berniat menduduki Ukraina dan menyalahkan pemerintah negara tetangganya itu atas potensi pertumpahan darah.

Dia mengancam negara-negara yang mencoba mengganggu tindakannya bakal menghadapi konsekuensi yang belum dilihat.

Dalam pidatonya, Putin berbicara kepada pasukan Ukraina, mendesak mereka untuk meletakkan senjata. (*)

Berita Internasional Terkini

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved