Berita Internasional Terkini

TERBONGKAR Mengapa Rusia Tak Peduli Sanksi Amerika & Uni Eropa, Putin Makin Serius Bombardir Ukraina

Terbongkar mengapa Rusia tak peduli sanksi Amerika & Uni Eropa, Putin makin serius bombardir Ukraina.

Kolase Tribunkaltim.co / AFP/ARIS MESSINIS
Presiden Rusia, Putin dan salah satu kota di Ukraina. Terbongkar mengapa Rusia tak peduli sanksi Amerika & Uni Eropa, Putin makin serius bombardir Ukraina. 

TRIBUNKALTIM.CO - Ketegangan masih terjadi di Ukraina.

Usai Rusia melakukan invasi militernya di Ukraina.

Sejumlah negara Uni Eropa bereaksi, NATO pun melakukan pergerakan usai Ukraina terdesak oleh invasi militer Rusia.

Bahkan Amerika Serikat beserta negara besar Eropa pun menyerang Rusia dengan berbagai sanksi ekonomi global.

Namun, Rusia tetap tak bergeming.

Mereka terus bertahan melancarkan agresi militer ke kota-kota di Ukraina.

Nah, terbongkar mengapa Rusia tak peduli sanksi Amerika & Uni Eropa,

Bahkan presiden Rusia, Putin makin serius bombardir kota-kota di Ukraina.

Informasi selengkapnya ada dalam artikel ini.

Baca juga: NEWS VIDEO Beredar Video Pasukan Chechnya Salat Berjamaah di Hutan Ukraina, Dikirim untuk Bela Rusia

Melansir SerambiNews.com dalam artikel berjudul Tak Gentar Digertak Amerika, Ternyata Putin Sudah Tahu Masa Depan Dunia Ada di Tangan Dua Negara Ini, seolah sudah mengetahui masa depan.

Vladimir Putin meyakini negara adidaya masa depan bukan lagi di tangan Amerika.

Seperti diketahui, Rusia mendapatkan banyak tekanan karena menginvasi Ukraina.

Ada berbagai dampak yang terjadi setelah Rusia melancarkan operasi militer khusus ke Ukraina pada Kamis (24/2/2022) kemarin.

Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu negara yang paling mengecam operasi militer khusus ke Ukraina itu.

Sehingga tidak heran AS memberikan sanksi mengerikan kepada Rusia.

Ketika mendapat kabar mengenai operasi militer Rusia ke Ukraina, Presiden AS Joe Biden langsung turun tangan.

AS langsung menghantam empat bank Rusia, termasuk dua bank terbesar di Rusia Sberbank dan VTB Bank.

Baca juga: NEWS VIDEO Kelompok Hacker dari Belarus Bantu Ukraina, Ganggu Pengerahan Pasukan Rusia

Dilansir dari kompas.com pada Selasa (1/3/2022), AS memotong lebih dari setengah impor teknologi Rusia.

Tujuannya untuk menargetkan beberapa oligarki Negeri Beruang Merah.

Sanksi AS lainnya juga mengenai 12 perusahaan besar lainnya serta raksasa energi Gazprom.

Di mana AS melarang mereka untuk meningkatkan modal di pasar keuangan Barat.

Selanjutnya ekspor teknologi pertahanan dan aeronautika ke Rusia juga akan dibatasi.

Tidak hanya AS, negara-negara sekutu AS juga memberikan sanksi kepada Rusia.

Uni Eropa misalnya yang menargetkan 70 persen pasar perbankan Rusia.

Baca juga: Dunia Bakal Tersentak? Terjawab Sudah Apa Sebenarnya Kejutan Presiden Rusia untuk Ukraina di 2 Maret

Inggris beda lagi seluruh aset bank Rusia VTB dan produsen senjata Rostec dibekukan hanya dalam waktu beberapa jam.

Di Asia beberapa negara juga memberikan sanksi keras kepada Rusia.

Sebut saja Jepang yang menargetkan ekspor semikonduktor, yang saat ini mengalami kekurangan global, dan lembaga keuangan.

Meski begitu, Presiden Rusia Vladimir Putin sepertinya tetap tenang dan tidak terpengaruh.

Malahan dia malah semakin membombardir wilayah Ukraina bagian Timur.

Ini semua karena Putin tahu di masa depan AS bukanlah lagi negara paling penting di dunia.

Baca juga: Pembahasan Gencatan Senjata Antara Rusia dan Ukraina Dimulai

Justru masa depan dunia, termasuk masa depan Rusia, ada di dua negara ini. Negara mana yang dimaksud Putin?

Dilansir dari Reuters pada tahun 2020 silam, Putin mengatakan China dan Jerman kini tengah menuju status negara superpower (adidaya).

Memang saat ini China sedang terlibat konflik dan Jerman masih kalah dibanding Inggris dan Prancis di Eropa, tapi Putin beranggapan berbeda.

Katanya, peran AS sudah berkurang. Termasuk juga peran Inggris dan Prancis.

Sebaliknya, bobot politik dan ekonomi China dan Jerman tengah menuju status negara adidaya.

"Jika AS tidak siap untuk membahas masalah global dengan Rusia, maka Rusia siap untuk berdiskusi dengan negara lain," kata Putin.

Baca juga: NEWS VIDEO Rusia Bombardir Kyiv, Asap Tebal Membumbung di Penjuru Kota

Putin mengatakan, AS tidak bisa lagi mengklaim eksepsionalisme-nya.

Sksepsionalisme sendiri adalah pandangan bahwa sebuah negara, masyarakat, lembaga, gerakan, atau era bersifat "eksepsional" (tidak biasa atau hebat).

Jadi, tidak heran bahwa Rusia tidak peduli lagi dengan AS. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved