Berita Internasional Terkini

Kondisi Putin Kini Mengkhawatirkan? Intel Sebut Sedang Idap Sakit Mematikan & Wajah Terlihat Bengkak

Presiden Rusia Vladimir Putin dicurigai tengah menderita penyakit mematikan berdasarkan raut wajahnya yang terlihat lebih pucat.

Editor: Doan Pardede
Alexey NIKOLSKY / SPUTNIK / AFP
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan darurat video Dewan Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) yang berfokus pada situasi di Kazakhstan setelah protes keras, di kediaman negara bagian Novo-Ogaryovo, di luar Moskow, Senin (10/1/2022). 

TRIBUNKALTIM.CO - Presiden Rusia Vladimir Putin dicurigai tengah menderita penyakit mematikan berdasarkan raut wajahnya yang terlihat lebih pucat.

Kemungkinan Putin tengah sakit tersebut berdasarkan laporan intelijen dari Pentagon dan di Ukraina.

Dipercaya wajahnya yang semakin membengkak merupakan tanda-tanda penggunaan obat Kemoterapi atau steroid, sehingga ia ditakutkan tengah menderita kanker.

Dikutip dari Daily Star, sebuah sumber dari Pentagon mengungkapkan wajah Putin yang konstan tak tersenyum mengindikasikan ia tengah menahan sakit.

Baca juga: Blak-blakan dengan Erdogan, Vladimir Putin Beber 2 Syarat Rusia Hentikan Perang di Ukraina

Baca juga: Rencana Tak Biasa Ukraina Andai Presidennya Tewas, Langsung Menyerah Lawan Rusia?

Baca juga: Rencana Tak Biasa Ukraina Andai Presidennya Tewas, Langsung Menyerah Lawan Rusia?

Menurut sumber itu, hal tersebut akan membuat Putin menjadi lebih agresif, atau ia mungkin menyerang Ukraina karena tahu tengah sekarat.

Jika begitu, diyakini penyerangan tersebut adalah bentuk dari keinginannya meninggalkan warisan.

Sumber yang merupakan mantan pejabat militer Amerika Serikat (AS) yang kini bekerja di Pentagon itu mengungkapkan menurut analis yang memperlajari Putin, sangat percaya ia sedang sakit keras.

“Di masa lalu kita melihat ia tersenyum, namun pada 2022 ada beberapa foto yang memperlihatkan ia tak bahagia,” ujar sumber itu.

“Ia terlihat kesakitan, dan orang-orang kami percaya wajahnya yang terlihat marah merupakan hasil darinya menahan sakit,” tambahnya.

Putin sendiri sebelumnya diyakini khawatir akan Covid-19, karena selalu memilih menjaga jarak dengan staf-nya.

Dugaan mengenai kondisi kesehatan Putin itu muncul, setelah mantan Menteri Luar Negeri Inggris, Lord David Owen, yang juga seorang dokter meyakini Putin menggunakan obat stimulasi otot.

“Lihat wajahnya. Lihat bagaimana ia berubah. Ia kini memiliki wajah yang oval,” ujarnya.

“Banyak orang mengatakan, oh itu operasi plastik atau suntik Botox. Saya tak percaya,” tambahnya.

Dokter Lord Owen menjelaskan bagaimana steroid bisa mengubah bentuk dan wajah orang.

“Ia bisa jadi menggunakan steroid anabolik sebagai seroang binaraga. Ia juga begitu bangga dengan ototnya dan kerap tak memakai baju dari pinggang ke atas, atau ia menggunakan kortikosteroid,” tuturnya.

“Jika memakai obat ini akan membuat wajah Anda menjadi seperti itu. Imunitas Anda akan berkurang, dan membuat Anda semakin rapuh jika terkena Covid-19,” tambahnya.

Beberapa ahli lainnya menilai isolasi yang dilakukan Putin saat pandemi Covid-19 telah berefek pada kondisi mentalnya.

Kondisi itu yang kemudian diyakini mendorong Putin memutuskan menyerang Ukraina dan mengirim ribuan pasukan ke perbatasan.

Namun kabar itu hanya berasal dari intelijen Pentagon yang kontra terhadap kebijakan Presiden Putin menyerang Ukraina.

Sehingga kabar itu belum bisa diyakini kebenarannya.

Tidak tertutup kemungkinan hal itu merupakan perang urat syaraf yang biasa dilakukan para intel di medan perang.

Baca juga: Tak Gentar Diblokir Facebook & Twitter, Rusia Justru Balas Dendam juga Blokir Balik Media Sosial Ini

Ukraina Ternyata Sudah Miliki Rencana Jika Zelensky Terbunuh karena Serangan Rusia

Ukraina dikabarkan ternyata sudah memiliki rencana jika Presiden Volodymyr Zelensky terbunuh karena serangan Rusia.

Adanya rencana tersebut diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, Minggu (6/3/2022).

Zelensky diklaim menjadi target utama Rusia.

Selain itu, mantan komedian tersebut dilaporkan sudah tiga kali menjadi sasaran pembunuhan setelah Rusia menyerang ke Ukraina sejak Kamis (24/2/2022).

Zelensky pada pertemuannya dengan pemimpin negara Barat, telah mengungkapkan bahwa ia mungkin akan mati dalam waktu dekat.

“Ukraina telah memiliki rencana, yang tak akan saya bicarakan atau perinci untuk memastikan bahwa ada yang kita sebut untuk kelangsungan pemerintahan dengan satu cara atau lainnya,” kata Blinken pada program CBS Face The Nation dikutip dari Politico.

“Saya hanya akan menghentikannya sampai di situ,” tambahnya.

Pada kesempatan tersebut, Blinken mengungkapkan kemungkinan pelarangan impor minyak Rusia, yang diminta Zelensky kepada kongres AS sehari sebelumnya.

Baca juga: NEWS VIDEO Tentara Suriah Dikabarkan Direkrut Rusia untuk Berperang di Ukraina

Sampai saat ini, Gedung Putih masih enggan melarang impor minyak dari Moskow, meski ada dukungan untuk gagasan tersebut dari Kongres.

Blinken mengatakan ia tengah membahas potensi untuk melarang minyak Rusia, dengan Presiden AS, Joe Biden dan pejabat AS serta Barat lainnya.

Blinken menegaskan itu adalah diskusi yang sangat aktif di antara AS dan sekutunya.

“Kami sedang berbicara dengan mitra dan sekutu Eropa kami untuk melihat secara terkoordinasi prospek pelarangan impor minyak Rusia, sambil memastikan masih ada pasokan minyak yang tepat di pasar dunia,” ujarnya.

(*)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved