Berita Internasional Terkini
Rusia Tak Gentar Dapat Sanksi Ekonomi, Putin Tantang Balik Negara Barat, Uni Eropa Kesulitan Energi
Rusia tak hanya melawan Ukraina dalam perang berdarah. Rusia juga harus menghadapi perang ekonomi melawan Amerika Serikat dan negara-negara barat.
TRIBUNKALTIM.CO - Rusia tak hanya melawan Ukraina dalam perang berdarah. Rusia juga harus menghadapi perang ekonomi melawan Amerika Serikat dan negara-negara barat.
Seperti diketahui Rusia mendapat sanksi ekonomi sejak invasinya ke Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin pun mengakui imbas sanksi tersebut memang sedang dirasakan.
Namun, Putin menegaskan neagar sudah siap untuk swasembada.
Bahkan Vladimir Putin mengatakan sanksi yang dijatuhkan justru akan menyebabkan negaranya akan bangkit dalam bentuk harga pangan dan energi yang lebih tinggi.
Baca juga: Negosiasi Gagal, Serangan Rusia Makin Brutal, Ukraina Tak Lagi Minat Gabung NATO
Dilaporkan Aljazeera, Moskow disebut akan menyelesaikan masalahnya dan muncul lebih kuat.
“Ada beberapa pertanyaan, masalah dan kesulitan tetapi di masa lalu kami telah mengatasinya dan kami akan mengatasinya sekarang.
“Pada akhirnya, ini semua akan mengarah pada peningkatan kemerdekaan, swasembada, dan kedaulatan kami,” katanya dalam pertemuan pemerintah yang disiarkan televisi dua minggu setelah pasukan Rusia menginvasi negara tetangga Ukraina.
Ia menyebut sanksi Uni Eropa justru akan menyebabkan negara-negara anggotanya malah akan mengalami kesulitan.
Komentarnya dirancang untuk menggambarkan sanksi Barat sebagai tindakan yang merugikan diri sendiri dan meyakinkan Rusia bahwa negara itu dapat menahan apa yang disebut Moskow sebagai “perang ekonomi” melawan bank, bisnis, dan oligarki bisnisnya.
Putin mengatakan Moskow – produsen energi utama yang memasok sepertiga gas Eropa – akan terus memenuhi kewajiban kontraktualnya meskipun telah dikecam dengan sanksi komprehensif termasuk larangan pembelian minyaknya oleh Amerika Serikat.
“Mereka mengumumkan bahwa mereka menutup impor minyak Rusia ke pasar Amerika. Harga di sana tinggi, inflasi sangat tinggi, telah mencapai rekor tertinggi dalam sejarah. Mereka mencoba menyalahkan hasil kesalahan mereka sendiri pada kami, ”katanya.
"Kami sama sekali tidak ada hubungannya dengan itu."
Melawan Barat, pemerintah Rusia mengatakan sebelumnya bahwa mereka telah melarang ekspor peralatan telekomunikasi, medis, mobil, pertanian, listrik dan teknologi, di antara barang-barang lainnya, hingga akhir 2022.
Secara total, lebih dari 200 item dimasukkan dalam daftar penangguhan ekspor, yang juga mencakup gerbong kereta api, kontainer, turbin, dan barang lainnya.
Baca juga: Viral Foto Ibu Hamil yang Selamat Usai Serangan Bom Rusia, Ternyata Rekayasa Ukraina?