Ibu Kota Negara
Unik! Terkuak Dalamnya Makna Air yang Dibawa Gubernur Kaltim saat Acara Kemah Bersama Jokowi di IKN
Terungkap makna air yang akan dibawa Gubernur Kaltim Isran Noor saat acara kemah bersama Presiden Joko Widodo atau Jokowi di IKN Nusantara.
TRIBUNKALTIM.CO - Gubernur Kaltim Isran Noor mengungkap makna air yang dibawa saat acara kemah bersama Presiden Joko Widodo atau Jokowi di IKN Nusantara.
Untuk diketahui, Presiden Joko Widodo rencananya akan datang kembali ke Kalimantan Timur untuk berkemah di titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Berkaitan dengan acara kemah tersebut, Presiden Jokowi ternyata punya permintaan khusus.
Permintaan khusus tersebut ditujukan ke seluruh Gubernur se-Indonesia dari 34 Provinsi di Indonesia.
Baca juga: Bangun IKN Nusantara di Kalimantan Timur, Jokowi Janjikan Hal Spesial Kepada Jakarta
Baca juga: Pesan Hetifah kepada Kepala Otorita IKN Nusantara dan Wakilnya, Dengarkan Suara Pakar Lokal
Baca juga: Gubernur Seluruh Indonesia Diundang ke IKN Nusantara oleh Presiden Joko Widodo
Diungkapkan Gubernur Kaltim Isran Noor, nantinya dalam acara lawatan Presiden Joko Widodo tersebut, ada arahan kepada Gubernur se-Indonesia terkait syukuran termasuk melakukan ritual adat istiadat menyambut pembangunan IKN Nusantara.
"Selain itu (menginap dan kemah) ada ritual masing-masing Gubernur membawa satu liter air yang berasal dari daerah masing-masing. Dimana air tersebut nantinya akan dimasukkan dalam satu wadah yang sudah dipersiapkan panitia," ungkapnya, Jumat (11/3/2022).
Orang nomor satu di Benua Etam ini tidak merincikan air apa yang dimaksud.
Namun, melalui Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi Kaltim sekaligus Juru Bicara Gubernur Kaltim, HM Syafranuddin, terkait syukuran dan air yang dibawa yakni guna mengikuti prosesi pengisian Kendi Nusantara di lokasi IKN Nusantara.
Untuk Pemprov Kaltim sendiri, rencananya akan mengambil air dan tanah dari kawasan Kutai Lama, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara.
Mengapa mengambil air di Kutai Lama, pria yang akrab disapa Ivan ini turut menjelaskan bahwa selama dalam catatan sejarah Kutai Kartanegara, kawasan Kutai Lama menjadi pusat Kerajaan Kutai Kertanegara selama 4 abad sejak tahun 1300 Masehi sebelum berpindah ke Jembayan dan terakhir di Tenggarong.
"Kutai Lama tonggak awal berdirinya Kerajaan Kutai Kartanegara yang didirikan oleh Batara Agung Dewa Sakti pada sekitar Abad ke-14," ungkap Ivan, Jumat (11/3/2022).
Terpilihnya pengambilan air dan tanah di Kutai Lama karena melihat dari segi historis (sejarah).
Dilanjutkan Ivan, Kesultanan Kutai Kartanegara, sebelum melakukan Erau terlebih dahulu mengambil air dari Sungai Kutai Lama.
Sebelum akhirnya dibawa ke Keraton untuk digunakan dalam berbagai prosesi Erau.
"Ritual Ngalak Aer mengandung pesan filosofis agar selalu mengingat asal-muasal nenek moyang dan mempertahankan kearifan leluhur yang diwariskan," terangnya.