Berita Nasional Terkini
Fakta-fakta Langkanya Minyak Goreng Merenggut Nyawa di Kaltim, Kelelahan Mencari dan Mengantre
Fakta-fakta langkanya minyak goreng kembali merenggut korban di Kalimantan Timur. Ibu di Samarinda diduga kelelahan karena mencari dan mengantre.
TRIBUNKALTIM.CO - Fakta-fakta langkanya minyak goreng kembali merenggut korban di Kalimantan Timur.
Langkanya minyak goreng membuat masyarakat harus mencari ke beberapa tempat untuk mendapatkannya.
Bahkan jika pun ada, warga harus mengantre hingga berjam-jam.
Atau jika pun ada, harganya sangat mahal per 2 liter dijual Rp 45 ribu hingga Rp 50.000.
Tak heran, ibu-ibu sebagai juru masak di rumah lah yang paling merasa kerepotan dengan langkanya minyak goreng.
Baca juga: Akhirnya Jokowi Turun Tangan Urus Minyak Goreng Sepulang Kemah di IKN Nusantara
Baca juga: Atasi Antrean, Distribusi Minyak Goreng di Samarinda Akan Disasar Hingga ke RT
Belum lagi ditambah pengusaha kuliner yang menggunakan minyak goreng yang juga merasa repot dengan kelangkaan ini.
Alhasil antrean pun mengular di setiap ada stok minyak goreng di toko atau supermarket.
Di Kalimantan Timur, langkanya minyak goreng kembali merenggut korban jiwa.
Diduga kelelahan gara-gara kesulitan mencari minyak goreng, seorang warga Samarinda, Kalimantan Timur meninggal dunia.
Sebelumnya Sandra, warga Teluk Bayur, Berau meninggal dunia saat akan mengantre minyak goreng.
Satu lagi warga Kalimantan Timur meninggal dunia gara-gara kesulitan mencari minyak goreng.
Sulitnya mendapatkan minyak goreng membuat warga Kota Samarinda, Kalimantan Timur rela mengantre berjam-jam di setiap swalayan yang ada.
Warga masyarakat yang didominasi oleh kaum ibu-ibu ini bahkan rela berkeliling di setiap sudut kota tanpa memperdulikan rasa lelah, kantuk dan lapar demi mendapatkan minyak goreng.
Nahasnya, salah seorang warga di Jalan Suryanata, RT 18, Kelurahan Air Putih, Kecamatan Samarinda Ulu harus meregang nyawa saat tengah berupaya mengantre di salah satu pusat grosiran di Samarinda, Minggu (13/3/2022).
Setelah sempat menjalani perawatan di RSUD AW Syahranie, nyawa korban yang diketahui bernama Rita Riyani (49) ini pun tak tertolong pada Selasa (15/3/2022) sekira pukul 11.00 Wita.
Menurut keterangan Mahadi (50), ipar korban, perempuan yang meninggalkan 1 suami dan 4 anak tersebut memang sempat berkeliling ke beberapa swalayan setempat.
Namun karena tidak kunjung dapat, Rita Riyani pun akhirnya memutuskan ikut mengantre di salah satu pusat grosiran yang berada di Jalan AW Syahranie, Kelurahan Sempaja Barat, Kecamatan Samarinda Ulu.
"Dari pagi beliau antre di setiap swalayan itu. Nah pas sampai di swalayan besar yang di Air Hitam itu, dia ambruk," jelas Mahadi kepada media saat ditemui di rumah duka.
Ia mengungkapkan bahwa korban memang memiliki riwayat hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Sehari-harinya korban merupakan pelaku usaha yang menjual kasur tepat di depan Jalan Suryanata.
"Akan kami kuburkan sore ini juga di pemakaman muslim sekitar," terang Mahadi.
"Dan kepada pemerintah, tolong bersikap lebih bijak dan beri solusi untuk menangani masalah ekonomi dan pangan," harapnya di akhir.
Warga Teluk Bayur Meninggal Dunia
Suami dari salah seorang warga Teluk Bayur, Kabupaten Berau yang dikabarkan meninggal sebab mengantre minyak goreng, mengatakan bahwa sang istri sebenarnya belum sempat ikut antre minyak goreng.
Sang suami, Budianto menepis adanya pengakuan bahwa almarhum istirnya itu tidak dalam posisi desak-desakan untuk mengantre, melainkan baru melihat kondisi lokasi dan hendak mengantre.
“Iya, saya sudah larang. Memang tidak saya bolehkan juga,” tuturnya kepada TribunKaltim.co, Minggu (12/3/2022).
Bapak dari 5 orang anak ini, menyesali adanya narasi bahwa istrinya ikut mengantre.
Tetapi Ia mengakui memang sebelum berangkat, almarhum istrinya yakni Sandra sudah mengeluh sedang sakit.
Ia mengatakan, sebelum berangkat tadi, almarhum istrinya pamit untuk membeli nasi kuning untuk sarapan, dan ingin melihat antrean di ritel nasional.
“Rumah ini kan jaraknya dekat, jadi dia bilang begitu, dan saya ingatkan jangan ngantre. Dia beli kue untuk sarapan saja tidak mau ngantre, apalagi ngantre minyak goreng,” jelasnya.
Saat itu, saat istirnya pergi, Budi dalam posisi mandi dan belum selesai membasuh, orang-orang sudah mengatakan istrinya pingsan.
“Waktunya sangat singkat sekali, jadi dia tidak berdesak-desakan. Hanya turun saja ke Alfamidi,” ucapnya.
Sementara itu, salah seorang pedagang yang berada di depan ritel nasional tersebut, Sinta, melihat adanya kejadian tersebut.
“Memang banyak yang antre dan belum buka, Sandra itu baru mau masuk ke antrean, ya mungkin mau antre ya, tapi langsung pingsan,” tuturnya.(*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEW
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.