Meninggal Usai Cari Minyak Goreng
Walikota Andi Harun Soroti Grosir karena Ada Warga Samarinda Wafat Usai Antre Minyak Goreng
Walikota Samarinda, Andi Harun merespon peristiwa antrean minyak goreng yang telah menjatuhkan korban di salah satu grosir,
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Walikota Samarinda, Andi Harun merespon peristiwa antrean minyak goreng yang telah menjatuhkan korban di salah satu grosir di Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur.
Orang nomor satu di kota tepian itu meminta pihak pengelola grosir untuk bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
Demi mencegah terulangnya peristiwa serupa, Andi Harun berpesan kepada pengelola grosir, swalayan ataupun toko ritel di Samarinda untuk menerapkan cara yang lebih aman dan menghindari adanya kerumunan dan antrean panjang dalam pendistribusian minyak goreng yang tengah langka.
“Saya minta pihak grosir betanggung jawab mengurusi masalah ini, Ini pelajaran bagi semua pihak terutama pasar modern dan swalayan untuk mencari metode yang lebih aman dan tidak melanjutkan sistem penyaluran yang sama,” kata Walikota Andi Harun, Selasa (15/3/2022).
Baca juga: Stok Minyak Goreng di Malinau Kota Tersedia, Pembeli Dijatah, tak Boleh Berlebihan
Baca juga: Kelangkaan Minyak Goreng di Samarinda, Pedagang Kecil Sampaikan Aspirasi
Baca juga: Terungkap Penyebab Minyak Goreng di Samarinda dan Balikpapan Langka dan Mahal, Begini Temuan KPPU
Beberapa cara penyaluran minyak goreng di pasaran disebutnya bisa dilakukan dengan sistem kupon seperti yang dilakukan oleh Dinas Perdagangan dan Perumda Varia Niaga yang juga sedang mengucurkan minyak curah kepada masyarakat.
Menurut AH cara tersebut bisa diterapkan agar dapat mengurangi panjangnya antrean yang terjadi akibat keinginan warga mendapatkan minyak goreng.
“Jadi mereka tidak harus terikat di waktu yang bersamaan, selama mereka memegang kupon kapan saja mereka bisa datang menukarkan itu tanpa harus berkerumun,” ungkapnya lebih lanjut.
Melalui Dinas Perdagangan, pemkot Samarinda akan melakukan pengawasan antrean minyak goreng, khususnya pada kasus meninggalnya salah seorang ibu ketika mengantre minyakgoreng di Samarinda Ulu, Pemkot akan mendorong pihak grosir untuk bertanggung jawab.
Baca juga: MAKI Menduga Eksportir Nakal Kirim CPO ke Luar Negeri Melebihi Kuota, Stok Dalam Negeri Terganggu
“Masyarakat juga tidak perlu panik, kita punya stok (minyak goreng) yang tersedia, dan akan terus kita salurkan kepada masyarakat, jadi tidak perlu mengantre berlebihan,” pungkas orangnomor satu di Samarinda itu.
Membeli untuk Keluarga dan Dijual
Di tempat terpisah. Dari hasil investigasi Unit Inafis Satreskrim Polresta Samarinda, selain memiliki hipertensi, rupanya Rita Riyani (49) juga memiliki riwayat penyakit asma.
Untuk diketahui, perempuan 49 tahun tersebut menghembuskan nafas terakhirnya di RSUD AW Syahranie pada Selasa (15/3/2022) siang tadi setelah ambruk saat mengantre membeli minyak goreng Minggu (13/3/2022) lalu di Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur.
Dari keterangan Misran (53), suami korban, saat itu almarhum istrinya pergi bersama rekannya menggunakan sepeda motor ke sebuah swalayan yang berada tidak jauh dari tempat tinggalnya, Jalan Pangeran Suryanata Gang 1, RT 18, Kelurahan Air Putih Kecamatan Samarinda Ulu.
Ia menerangkan bahwa istrinya tersebut memang mencari minyak goreng untuk digunakan sendiri. "Kalau ada sisanya dijual juga kepada tetangga sekitar yang memerlukan minyak goreng," terang Misran.
Baca juga: Harga Minyak Goreng Belum Juga Turun, Tanda Kemendag Telah Dapat Rarpor Merah
Mahadi (50), Kakak dari Misran juga menerangka bahwa sehari-harinya iparnya tersebut bukanlah pedagang asongan, melainkan pelaku usaha yang menjual kasur.