Meninggal Usai Cari Minyak Goreng
Walikota Andi Harun Soroti Grosir karena Ada Warga Samarinda Wafat Usai Antre Minyak Goreng
Walikota Samarinda, Andi Harun merespon peristiwa antrean minyak goreng yang telah menjatuhkan korban di salah satu grosir,
"Hanya saja karena minyak langka, almarhum sering membantu keluarga untuk mencarikan minyak goreng," terangnya.
"Jadi yang dijual ke orang lain itu jarang. Lebih sering dipakai untuk pribadi saja," pungkasnya.
Saat ini jenazah IRT beranak 4 tersebut sudah dikebumikan di pekuburan Muslim, Suryanata Pukul 16.00 Wita.
Diduga Kelelahan Seharian
Diduga kelelahan gara-gara kesulitan mencari minyak goreng, seorang warga Samarinda, Kalimantan Timur meninggal dunia.
Satu lagi warga Kalimantan Timur meninggal dunia gara-gara kesulitan mencari minyak goreng. Sulitnya mendapatkan minyak goreng membuat warga Kota Samarinda, Kalimantan Timur rela mengantre berjam-jam di setiap swalayan yang ada.
Warga masyarakat yang didominasi oleh kaum ibu-ibu ini bahkan rela berkeliling di setiap sudut kota tanpa memperdulikan rasa lelah, kantuk dan lapar demi mendapatkan minyak goreng.
Nahasnya, salah seorang warga di Jalan Suryanata, RT 18, Kelurahan Air Putih, Kecamatan Samarinda Ulu harus meregang nyawa saat tengah berupaya mengantre di salah satu pusat grosiran di Samarinda, Minggu (13/3/2022).
Baca juga: Seorang Wanita Wafat Usai Cari Minyak Goreng di Samarinda, Membeli untuk Keluarga dan Dijual
Setelah sempat menjalani perawatan di RSUD AW Syahranie, nyawa korban yang diketahui bernama Rita Riyani (49) ini pun tak tertolong pada Selasa (15/3/2022) sekira pukul 11.00 Wita.
Salah satu pusat grosiran di Samarinda, tempat Rita Riyani mengantre membeli minyak goreng sebelum ambruk pada Minggu (13/3/2022) lalu. TRIBUNKALTIM.CO/NEVRIANTO
Menurut keterangan Mahadi (50), ipar korban, perempuan yang meninggalkan 1 suami dan 4 anak tersebut memang sempat berkeliling ke beberapa swalayan setempat.
Namun karena tidak kunjung dapat, Rita Riyani pun akhirnya memutuskan ikut mengantre di salah satu pusat grosiran yang berada di Jalan AW Syahranie, Kelurahan Sempaja Barat, Kecamatan Samarinda Ulu.
"Dari pagi beliau antre di setiap swalayan itu. Nah, pas sampai di swalayan besar yang di Air Hitam itu, dia ambruk," jelas Mahadi kepada media saat ditemui TribunKaltim.co di rumah duka.
Ia mengungkapkan bahwa korban memang memiliki riwayat hipertensi atau tekanan darah tinggi. Sehari-harinya korban merupakan pelaku usaha yang menjual kasur tepat di depan Jalan Suryanata.
"Akan kami kuburkan sore ini juga di pemakaman muslim sekitar," terang Mahadi.
"Dan kepada pemerintah, tolong bersikap lebih bijak dan beri solusi untuk menangani masalah ekonomi dan pangan," harapnya di akhir. (*)
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.