Berita Internasional Terkini
TERKUAK Alasan Mayoritas Netizen Indonesia Disebut Dukung Invasi Rusia, Karena Kagum dengan Putin?
Invasi Rusia ke Ukraina di media sosial selama hampir dua pekan ini didominasi oleh keberpihakan dan kekaguman publik Indonesia pada Rusia dan Putin.
Sementara itu, video Instagram perang Rusia-Ukraina telah dilihat 72 juta kali dengan komentar sebanyak 727.000.
Kemudian di video TikTok, invasi Rusia ke Ukraina juga sudah ditonton 526 juta kali. Adapun di Twitter, terdapat 22.000 akun yang membicarakan perang ini.
Tiga sikap publik Indonesia atas perang Rusia-Ukraina
Dudy Rusdianto mengatakan, setidaknya ada tiga sikap yang ditunjukkan warganet terhadap serangan militer Rusia ke Ukraina.
"Pertama, ketidaksukaan terhadap Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan Amerika Serikat. Kedua, kekaguman pada sosok Presiden Vladimir Putin, dan terakhir adanya simpati kepada rakyat Ukraina dan Presiden Volodymyr Zelensy," papar Dudy.
Namun demikian, dari empat platform media sosial yang diteliti mulai dari Twitter, YouTube, Instagram, dan TikTok, mayoritas warganet cenderung berpihak pada Rusia.
Dudy mencontohkan Twitter, jumlah akun yang membicarakan Presiden Putin 71 persen lebih besar dibandingkan Zelensky.
Percakapan yang mengemuka di Twitter, sambung Dudy, didasari oleh ketidaksukaan kepada NATO dan Barat.
Perbincangan tentang Presiden Putin pun, katanya, sangat dominan atau mencapai 94 persen oleh pengguna TikTok di Indonesia.
"Demikian halnya di Instagram, kecenderungan pengguna media sosial untuk memperbincangkan Putin cenderung dominan dibandingkan Zelensky sebesar 74 persen." Pemantauan Evello, percakapan atas perang Rusia-Ukraina bersifat alami.
Baca juga: Joe Biden Cegah Perang Dunia ke 3, Tapi AS dan NATO Beri Ancaman Serius ke Rusia
Para pengguna yang menyatakan dukungannya terhadap Rusia dan Putin pun tidak ada yang dimotori oleh pendengung ataupun akun-akun palsu.
"Tidak ada akun bot yang bertebaran," tegas Dudy.
Mengapa warganet Indonesia berpihak pada Rusia?
Peneliti Studi Rusia dan Eropa Timur di Hubungan Internasional Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Radityo Dharmaputra, mengatakan, ada empat faktor mengapa warganet Indonesia pro terhadap Rusia.
Sejak lama, katanya, publik Indonesia memiliki sikap politik yang anti-Amerika Serikat atau anti-Barat terutama setelah perang melawan terorisme.