Berita Internasional Terkini
Buntut Perang Rusia-Ukraina, Presiden Putin Kini Hadapi Ancaman Serius dari Pemerintahannya Sendiri
Buntut perang Rusia-Ukraina, Presiden Putin kini hadapi ancaman serius dari pemerintahannya sendiri.
TRIBUNKALTIM.CO - Buntut perang Rusia-Ukraina, Presiden Putin kini hadapi ancaman serius dari pemerintahannya sendiri.
Presiden Rusia Vladimir Putin kini menghadapi ancaman tak hanya dari luar, tapi juga dalam pemerintahannya.
Di tengah upaya menginvasi Ukraina, Vladimir Putin justru dihadapkan dengan kemungkinan disingkirkan para elite Rusia.
Bahkan, beberapa orang berpengaruh di Rusia disebut sudah mempertimbangkan metode "menghabisi" Vladimir Putin.
Hal itu disampaikan Badan Intelijen Ukraina. Dalam keterangannya mereka menuturkan orang dalam Kremlin berencana menyingkirkan Presiden Vladimir putin dan meracuninya.
Baca juga: Intelejen Amerika Sebut Ada Ancaman Serangan Siber oleh Rusia, Joe Biden Minta Tingkatkan Keamanan
Baca juga: NEWS VIDEO Elit Rusia Dikabarkan Berkhianat, Disebut Rencanakan Racuni Putin
Baca juga: Instagram David Beckham Dikendalikan Dokter Ukraina, Kisahkah Tim Medis Selama Perang Rusia-Ukraina
Menurut Kepala Direktorat Intelijen Kementerian Pertahanan Ukraina, kelompok berpengaruh yang merupakan anggota elit Rusia menyusun rencana untuk menggulingkan presiden Moskow.
Dikutip Mirror, tujuan dari kelompok ini yakni menyingkirkan Putin dari kekuasaan sesegera mungkin dan memulihkan hubungan ekonomi dengan Barat.
Berdasarkan laporan intelijen, orang dalam yang berkedudukan tinggi mengaku kecewa dengan dampak perang dan sanksi ekonomi yang dijatuhkan kepada Rusia.
Dikutip dari Tribunnews.com, Badan intelijen Ukraina mengklaim pengganti Putin telah dipilih dalam bentuk Direktur FSB Alexander Bortnikov.
"Sudah diketahui bahwa Bortnikov dan beberapa perwakilan berpengaruh elit Rusia lainnya sedang mempertimbangkan berbagai opsi untuk menyingkirkan Putin dari kekuasaan," kata Kepala Direktorat Intelijen.
"Secara khusus, keracunan, penyakit mendadak, atau 'kebetulan' lainnya tidak dikecualikan," tutur Kepala Direktorat Intelijen.

Baca juga: China tak Takut pada Amerika, Dubes Tiongkok untuk AS Tolak Seruan Kutuk Rusia, Janji Redakan Perang
Kerugian yang ditimbulkan pasukan Chechnya
Badan tersebut menduga kerugian yang ditimbulkan pasukan Chechnya di utara Rusia mungkin mempengaruhi rencana tersebut.
Akhir pekan ini Ukraina mengatakan bahwa bagian dari skuadron tempur Chechnya yang terkenal telah dikirim kembali ke Rusia setelah banyak tentara mereka tewas.
Usulan bahwa Bortnikov sebagai pengganti Putin dapat dianggap mengejutkan.
Otak dan jantung rezim Putin
Berdasarkan penyelidikan mendalam oleh Dossier Centre, FSB Bortnikov adalah otak dan jantung dari rezim Putin.
"Sebuah negara di dalam negara," kata Dossier Centre.
Dikutip Daily Mail, menurut intelijen Ukraina, para komplotan elit memilih Bortnikov yang berusia 70 tahun karena mereka yakin dia bisa menjadi ujung tombak pemulihan hubungan ekonomi dengan barat.
Mereka semakin khawatir tentang Rusia menjadi negara paria, dijauhi oleh barat dan rumah, rekening bank, dan kapal pesiar mereka disita- serta kemampuan mereka untuk bepergian dan menjalankan bisnis lumpuh.
Bortnikov diyakini memiliki jaringan orang dalam yang bekerja dan tinggal di Ukraina, tempat ia menjalankan jaringan agen selama bertahun-tahun.
Baca juga: Vladimir Putin Disebut Tahu Kelemahan AS, Donald Trump Sindir Joe Biden Takut Nuklir Rusia
Diperkirakan Putin sekarang marah padanya karena membiarkan komandan militernya salah langkah oleh pertahanan Ukraina yang ganas melawan invasi.
Lebih jauh, seorang rekan postdoctoral di Weiser Center for Emerging Democracies di University of Michigan Adam Casey percaya bahwa Putin adalah bukti kudeta.
"Dia menghabiskan banyak waktu dan upaya merancang aparat keamanan Rusia sedemikian rupa sehingga membuatnya relatif kebal terhadap kudeta," katanya kepada Business Insider.
"FSB adalah bentuk pencegahan kudeta yang cukup efektif," katanya.
Casey menjelaskan, karena para pejabat militer takut mereka diawasi dan bisa dibunuh. (*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.