Berita Internasional Terkini
37 Hari Perang Rusia-Ukraina, Dukungan untuk Putin Naik, Biden Terpaksa Lepas Cadangan Minyak Mentah
Pada hari ke-37 perang Rusia-Ukraina, ada berbagai hal baru yang terjadi mewarnai konflik antarkedua negara. Di antaranya dukungan untuk Putin naik.
Penulis: Rita Noor Shobah | Editor: Amalia Husnul A
TRIBUNKALTIM.CO - Perang Rusia - Ukraina sudah menginjak hari ke-37 pada Jumat (1/4/2022).
Perang ini sudah dimulai sejak 24 Februari 2022.
Banyak hal yang terjadi selama 37 hari perang Rusia - Ukraina ini.
Diantaranya ancaman Rusia yang akan menyetop pasokan gas untuk negara-negara barat jika tak membayar dalam mata uang rubel.
Amerika Serikat pun terpaksa melepas cadangan minyak mentahnya untuk menekan kenaikan harga BBM yang lebih parah.
Baca juga: Ikuti Jejak Rusia, Arab Saudi, China & India akan Tinggalkan Dollar & Euro, Bumerang untuk AS dan UE
Baca juga: 300 Miliar Dolar Milik Rusia Dibekukan, Medvedev Sebut Amerika dan Uni Eropa Nodai Reputasi Sendiri
Pada hari ke-37 perang Rusia-Ukraina kemarin, ada berbagai hal baru yang terjadi mewarnai konflik antarkedua negara.
Misalnya, Presiden Rusia Vladimir Putin yang mengancam Eropa untuk membayar gas dengan Rubel mulai 1 April ini atau pasokan gas dari Moskwa bakal dihentikan.
Ada juga kabar mengenai Putin yang disesatkan penasihatnya sendiri yang terlalu takut ungkapkan buruknya perang di Ukraina.
Untuk lebih lengkapnya, berikut adalah rangkuman hari ke-36 serangan Rusia ke Ukraina yang dapat disimak:
Joe Biden: Putin mungkin terisolasi
Dilansir dari AFP, Presiden AS Joe Biden pada Kamis, mengatakan bahwa Vladimir Putin mungkin "terisolasi" dan dapat menempatkan beberapa penasihatnya di bawah "tahanan rumah".
Dalam pidato publik pertamanya tentang penilaian Barat tentang ketegangan di internal Kremlin atas perang di Ukraina, Biden juga mengatakan dia "skeptis" tentang klaim Moskwa untuk mengurangi serangan gencarnya di beberapa bagian negara itu.
NATO: Pasukan Rusia persiapkan serangan ke Donbass
NATO tidak melihat mundurnya pasukan Rusia di Ukraina dan memprediksi adanya tindakan ofensif tambahan, kepala aliansi Jens Stoltenberg memperingatkan.
"Unit-unit Rusia tidak mundur tetapi memposisikan ulang. Rusia sedang mencoba untuk berkumpul kembali, memasok, dan memperkuat serangannya di wilayah Donbas di Ukraina timur,” katanya.