Berita Nasional Terkini
TERUNGKAP MOTIF Sebenarnya KKB Papua Undius Kogoya Bakar Sekolah dan Aniaya Guru di Tanah Papua
Terungkap motif sebenarnya KKB Papua Undius Kogoya bakar sekolah dan aniaya guru di tanah Papua, Indonesia.
TRIBUNKALTIM.CO - Aksi teror kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua semakin meresahkan masyarakat.
Tak hanya menyasar aparat, teror yang dilakukan KKB Papua juga dirasakan warga sipil dan fasilitas umum.
Belum lama ini sekolah dibakar.
Seorang tenaga pendidik alias guru pun dianiya anggota KKB Papua.
Belakangan terungkap motif sebenarnya KKB Papua Undius Kogoya bakar sekolah dan aniaya guru di tanah Papua, Indonesia.
Informasi selengkapnya ada dalam artikel ini.
Baca juga: MAKIN BRUTAL! KKB Papua Bunuh Prajurit TNI Beserta Istri Hingga Jari Anak Korban Turut Dipotong
Melansir TribunPalu.com dalam artikel berjudul Balas Kematian Sahabatnya, Undius Kogoya Pimpin Antek-antek KKB Papua Bakar SD dan SMP, kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua kembali berulah.
Kali ini sekolah di kabupaten Intan Jaya jadi sasaran keberingasan mereka.
KKB Papua membakar gedung sekolah satu atap SD-SMP di Hitadipa pada Rabu (30/3/2022) sore.
Undius Kogoya dan Aibon Kogoya disebut sebagai dalang pembakaran tersebut hingga menganiaya dua warga sipil di Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal di Jayapura, menyebut, peristiwa itu berlangsung sekira pukul 17.50 WIT.
"Awalnya anggota kami melihat terdapat kepulan asap dari arah Kampung Hitadipa," ujar Kamal dalam riluis pers yang diterima Tribun-Papua, Kamis (31/3/2022).
Baca juga: TRAGIS Prajurit TNI & Istrinya Dibunuh OTK, Sang Anak Juga Jadi Korban, KKB Papua Pelakunya?
Setelah diselidiki, ternyata ditemukan sekolah satu atap di Distrik Hitadipa telah hangus dibakar Undius Kogoya Cs.
Dari keterangan warga, pukul 16.30 WIT, polisi mendapatkan informasi sekitar 20-an anggota KKB yang melancarkan gangguan di Distrik Hitadipa.
"Kemudian membakar gedung sekolah satu atap YPPGI hingga SMP Negeri 2 Hitadipa yang berjumlah 9 kelas. Mereka juga melakukan penganiayaan terhadap dua warga sipil," kata Kamal.