Gibran Digugat ke Pengadilan
Polemik Ijazah Gibran Dinilai Berdampak Ganda bagi Pemerintahan Prabowo
Polemik ijazah Gibran dinilai berdampak ganda bagi pemerintahan Prabowo Subianto.
Penulis: Rita Noor Shobah | Editor: Doan Pardede
TRIBUNKALTIM.CO - Polemik ijazah Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menuai sorotan.
Pengamat politik dari Citra Institute, Efriza, menilai bahwa polemik seputar keabsahan ijazah dan data pendidikan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka berpotensi memberikan dampak ganda terhadap pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Di satu sisi, isu ini bisa mengurangi pengaruh politik Gibran dan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pemerintahan. Namun di sisi lain, polemik tersebut juga bisa menjadi beban politik bagi Prabowo.
Dalam program “On Focus” yang ditayangkan di kanal YouTube Tribunnews pada Rabu (1/10/2025), Efriza menjelaskan bahwa menurunnya citra Gibran dapat membuka ruang bagi Prabowo untuk menunjukkan kemandiriannya sebagai kepala negara.
Baca juga: Pendidikan Wapres Sedang Digugat, MDIS Pastikan Gibran Kuliah di Singapura dan Lulus sebagai Sarjana
“Kalau berbicara siapa yang diuntungkan, tentu saja Pak Prabowo sangat diuntungkan jika citra Gibran semakin menurun. Artinya, pengaruh Pak Jokowi maupun Gibran terhadap pemerintahan Prabowo juga ikut berkurang,” ujar Efriza.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa dampak negatif dari polemik tersebut tidak bisa diabaikan.
Menurutnya, meskipun Prabowo berusaha tampil sebagai pemimpin yang mengedepankan persatuan, isu yang menimpa wakil presidennya tetap akan memengaruhi persepsi publik terhadap stabilitas pemerintahan.
“Apakah pemerintahan Prabowo bisa sepenuhnya tidak terpengaruh oleh kasus Gibran maupun Pak Jokowi? Tentu tidak. Ini adalah kondisi yang cukup merepotkan bagi Pak Prabowo,” jelasnya.
Antara Beban Politik dan Ajang Pembuktian
Efriza menilai bahwa situasi ini juga bisa menjadi momentum bagi Prabowo untuk membuktikan bahwa ia tidak mudah dipengaruhi oleh pihak manapun, termasuk oleh Jokowi dan Gibran.
Tuduhan bahwa Prabowo hanyalah “presiden boneka” bisa ditepis jika ia mampu menunjukkan sikap independen dalam menghadapi polemik tersebut.
“Bagi orang-orang di belakang Prabowo, ini adalah kesempatan untuk membuktikan bahwa Pak Prabowo tidak terganggu dan tidak dipengaruhi. Ia bisa menunjukkan bahwa dirinya adalah presiden yang mandiri,” kata Efriza.
Meski demikian, ia menekankan bahwa dalam sistem demokrasi Indonesia, presiden dan wakil presiden dipilih sebagai satu paket.
Oleh karena itu, masalah yang menimpa Gibran akan tetap berdampak pada citra pemerintahan secara keseluruhan.
“Apa pun yang terjadi, kasus Gibran tentu memengaruhi Pak Prabowo. Karena dalam politik, pasangan calon tidak bisa dilihat secara terpisah,” ujarnya.
Baca juga: Gugatan Ijazah Gibran, Subhan Palal Desak Kehadiran Wakil Presiden di Sidang Mediasi
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.