Berita Nasional Terkini

Mantan Kader Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean: Masa Saya Dipenjara Karena Hilaf

Mantan kader Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengaku tak berniat sama sekali menimbulkan keonaran dan menistakan suatu ajaran agama

Editor: Samir Paturusi
Tribunnews.com/ Gita Irawan
Mantan kader Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengaku tak berniat sama sekali menimbulkan keonaran dan menistakan suatu ajaran agama tertentu lewat cuitannya 

"Saat itulah saya mendengar bisikan suara di telinga saya yang berkata 'Hei Ferdinand, engkau akan mati dan tidak ada yang bisa menolongmu, Allahmu saja lemah dan harus dibela, itulah kalimat yang saya dengar begitu nyata."

"Dan kemudian saya anggap itu godaan setan yang kemudian saya respons dan tanggapi dengan kata hardik balik dengan kata 'Allahmu lemah'," ungkap mantan politikus Partai Demokrat itu.

Dalam pengakuannya, pernyataan'mu' yang dimaksud itu ditujukan untuk setan yang mengganggunya, bukan untuk menyinggung perasaan suatu golongan tertentu.

Sebab kata dia, sebagai orang yang percaya akan kuasa Allah SWT Tuhan yang maha kuasa, tidak ada yang lebih kuat dibanding karunia-Nya.

Oleh karena itu, dirinya membuat pembelaan yang malah kemudian disampaikan dalam cuitannya di media sosial Twitter.

"Itulah kemudian yang saya tuliskan di akun Twitter saya, meski dengan kalimat yang tidak saya persis."

"Saya tulis sebagai ungkapan perasaan saja," jelas Ferdinand.

Baca juga: Mardani Ali Sera Usul Anggaran Pemilu 2024 Maksimal Rp60 Triliun

Kendati begitu, cuitan tersebut kata dia malah dijadikan bukti oleh sekelompok orang yang diyakininya dengan sengaja berniat memenjarakannya.

Sekelompok orang itu, kata dia, justru fokus kepada kalimat “Kasihan sekali Allah-mu” yang lemah, yang sebenernya dia tujukan kepada setan yang menggodanya.

"Mereka menggunakan kalimat itu untuk menghancurkan saya karena kebencian politik dan perbedaan pandangan politik."

"Mereka kemudian mengabaikan kalimat saya yang menegaskan bahwa Allah itu kuat, luar biasa, Maha segalanya, penolong dan pembela umat-Nya," beber Ferdinand.

Di akhir pleidoi, Ferdinand mengakui salah dan meminta maaf kepada sekelompok golongan yang merasa tersinggung dengan cuitannya.

Dia juga mengaku khilaf dan memohon ampunan kepada masyarakat, karena telah menimbulkan keonaran di publik.

"Dan saya memohon maaf sebesar-besarnya kepada semua pihak, kepada tokoh agama dan pemuka agama, tokoh masyarakat dan segenap warga negara ini di mana pun berada, karena merasa terganggu dan tersakiti oleh kata-kata dalam cuitan saya."

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved