Berita Nasional Terkini
Panjang Lebar Analisa Rocky Gerung soal Demo 11 April dan Insiden Ade Armando, Jokowi Penyebab?
Pengamat politik Rocky Gerung buka suara memberikan tanggapannya terkait demo mahasiswa 11 April 2022 dan insiden pengeroyokan Ade Armando.
TRIBUNKALTIM.CO - Pengamat politik Rocky Gerung buka suara memberikan tanggapannya terkait demo mahasiswa 11 April 2022 dan insiden pengeroyokan Ade Armando.
Saat hadir sebagai bintang tamu di program Rosi Kompas TV, Kamis (14/4/2022), Rocky Gerung dimintai pendapatnya soal sikap partai politik mengaku demo tersebut merupakan aspirasi masyarakat, tetapi ketika di lapangan terlihat reaksi yang berbeda dari mahasiswa.
Bahkan aksi ricuh demo pun terjadi.
Dalam komentarnya, Rocky Gerung mengatakan, Presiden Joko Widodo pada intinya takut pada massa demo, bukan pada konstitusi.
"Iya, pak Jokowi 14 jam sebelum demo panggil menteri-menteri untuk memberitahu jadwal pemilu, dan itu hari Minggu, ngapain gitu. Jadi dia takut ketika dia tahu bahwa demo itu serius besar.
Jadi pak Jokowi akhirnya bicara karena dia takut pada massa, bukan konstitusi.
Sayangnya yang demo hanya 2-3 orang, beritanya itu enggak ada tuh Jokowi akan panggil rapat itu. Ini kan hanya soal permainan psikologi aja kan.
Karena itu mahasiswa menganggap 'gile nih orang, nyogok kita apa'.
Dan di belakang pikiran mahasiswa ada sosial teks yang menganggap bahwa Jokowi itu pembohong. Setiap kali akan ubah lagi. Jadi, itu soalnya.
Saya mau terangkan itu dari kacamata akademis, bukan karena saya pengkritik pemerintah," tutur Rocky Gerung, dikutip dari kanal YouTube Kompas TV.
Baca juga: Rocky Gerung Ungkap Dasar Penyebab Ade Armando Alami Kekerasan, Singgung Jokowi dan Kabinetnya
Lebih lanjut, Rocky Gerung kemudian menjelaskan alasan mengapa mahasiswa membaca kebijakan Jokowi sebagai sogokan.
"Relawan di bawah itu kebulatan tekad. Segala macam masih ngomong tentang peluang (tiga periode) masih bisa, apalagi soal big data.
Kan, pak Jokowi istilahnya kasih passive agreement (persetujuan diam-diam) baru 14 jam sebelum demo baru dia putuskan enggak boleh itu.
Lain kalau misalnya, saya terangkan ya.. psikologinya kalau agak pintar orang Istana, pak Jokowi bilang 'saya kumpulkan untuk kita bicara tentang demo besok dan karena ini darurat maka saya panggil'. Hari Minggu itu.
Jadi, itu butuh kedaruratan. Karena darurat maka yang hanya terlibat dengan politik yang diundang.