Berita Internasional Terkini
Ancaman Baru Bagi Pasokan Pangan Dunia Atas Perang Rusia vs Ukraina, Uni Eropa Dihantui Krisis
Aksi penyerangan militer Rusia ke Ukraina bukan sekadar pada dampak kerusakan di negara Ukraina
"Uni Eropa sebagian besar swasembada untuk pangan, dengan surplus pertanian pangan besar-besaran, dan pasar tunggal Uni Eropa sekali lagi dapat diharapkan untuk membuktikan kemampuannya untuk menyerap guncangan," kata komisi itu dalam sebuah pernyataan.
UE menerbitkan sebuah laporan pada awal April ini, yang mencakup langkah-langkah untuk membantu petani UE untuk meningkatkan produksi biji-bijian dalam negeri seperti gandum, jagung dan minyak sayur.
Seorang petani muda dan aktivis iklim yang saat ini tinggal di Finlandia, bernama Sommer Ackerman, mengatakan UE tidak perlu takut kekurangan pangan akibat perang.
Baca juga: Imbas Perang Rusia-Ukraina Nyawa Vladimir Putin Disebut Terancam, Disarankan Waspadai Orang Terdekat
"Uni Eropa adalah pengekspor bersih produk pertanian pangan. Namun, serangan Putin di Ukraina telah menyebabkan inflasi harga produksi pangan. Ini juga termasuk harga energi yang berdampak pada bahan bakar yang dibutuhkan untuk membuat dan mengekspor produk pangan dan pertanian," ujar Ackerman.
Ackerman menekankan, keamanan pangan tidak hanya mengancam UE namun negara-negara di luar UE juga akan terpengaruh dengan kenaikan harga ini.
“Ada beberapa negara di Afrika Utara yang sangat bergantung pada impor dari Rusia dan Ukraina untuk ketahanan pangan mereka. UE perlu mengalihkan pasokan makanan ke wilayah ini juga,” tambahnya.
Seruan-seruan petani Eropa
Konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina, juga berimbas pada kenaikan harga pupuk, yang membuat harga pangan semakin melambung dan meningkatkan kemarahan para petani di negara-negara Eropa.
Petani di Yunani dan Prancis, melakukan demonstrasi untuk menuntut UE agar memberikan dukungan dalam mengatasi biaya pupuk yang semakin mahal, yang dikhawatirkan akan menganggu produksi pangan.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal persatuan petani dan koperasi pertanian Eropa Copa-Cogeca, Pekka Pesonen mengungkapkan komisi Eropa akan memberikan lebih banyak subsidi kepada petani-petani, untuk menangani kenaikan biaya bahan bakar dan pupuk.
“Kita telah melihat itu sebelum perang, ada peningkatan besar dalam harga pupuk, energi, dan biaya tenaga kerja.biaya tambahan yang lebih tinggi ini sangat sulit untuk dijelaskan ke bagian lain dari rantai nilai: industri pengolahan dan pengecer.” ungkap Pesonen.
Baca juga: UPDATE Perang Rusia vs Ukraina, Dibuat Menderita, Ukraina Klaim Akan Hancurkan Kapal Militer Rusia
Ariel Brunner dari Birdlife berpendapat, walaupun jelas petani-petani Eropa sedang berjuang, perang Ukraina telah mengungkap masalah yang terjadi pada sistem pertanian di UE.
“Ketergantungan yang besar pada bahan bakar fosil menjadi masalah yang nyata dan beberapa petani sekarang juga mulai menyadari bahwa mereka seharusnya tidak terlalu bergantung pada pupuk nitrogen buatan dan menggunakan lebih banyak praktik agro ekologi. Ini juga menunjukkan kerentanan hiperspesialisasi, di mana begitu banyak petani telah beralih dari pertanian campuran menjadi hanya menanam satu jenis produk saja," katanya.
Brunner menambahkan, selain karena perang Ukraina, perubahan iklim telah membuat sistem pertanian UE telah terpojok.
"Sangat jelas bahwa banyak sistem pertanian kita telah terpojok di mana para petani sangat rentan, apakah itu oleh pergolakan geopolitik semacam ini atau memang perubahan iklim, yang tetap menjadi ancaman nyata yang besar bagi produksi pangan."