Berita Internasional Terkini

Hakim Pengadilan Vonis Aung San Suu Kyi Bersalah karena Korupsi, Persidangannya Rahasia

Hakim pengadilan vonis Aung San Suu Kyi bersalah karena kasus korupsi, persidangannya rahasia.

Editor: Budi Susilo
KENICHIRO SEKI / POOL / AFP
Pemimpin pro-demokrasi Myanmar, Aung San Suu Kyi. Hakim pengadilan vonis Aung San Suu Kyi bersalah karena kasus korupsi, persidangannya rahasia. 

Ironisnya, duduk di jajaran pemimpin tidak membuat namanya kian harum.

Dunia justru mempertanyakan komitmen penegakan hak asasi manusia yang selama ini dia usung setelah konflik minoritas di Myanmar menimbulkan gelombang pengungsi keluar dari negara Asia Tenggara itu.

Suu Kyi dituding menutup mata terhadap krisis yang menimpa minoritas Rohingya yang sebagian besar Muslim di Myanmar.

Sementara di dalam negeri, “The Lady“ tetap sangat populer di kalangan mayoritas Buddha di negara itu.

Awal Februari 2021, Wanita berusia 75 tahun ini kembali menjadi tawanan setelah kudeta kembali dilakukan kelompok militer.

Putri seorang pejuang

Figur Suu Kyi yang kerap disapa “The Lady” sangat populer dalam masyarakat Myanmar. Dia menghabiskan hampir 15 tahun dalam penahanan antara 1989-2010.

Ayahnya adalah seorang pahlawan kemerdekaan Myanmar, Jenderal Aung San.

Tepat sebelum Myanmar memperoleh kemerdekaan dari penjajahan Inggris pada 1948, Sang Jenderal dibunuh.

Suu Kyi masih berusia dua tahun ketika itu. Sang ibu, Daw Khin Kyi, membawa dia ke India pada 1960 setelah ditunjuk sebagai duta besar Myanmar di Delhi.

Empat tahun kemudian dia pergi ke Universitas Oxford di Inggris untuk belajar filsafat, politik dan ekonomi.

Di sanalah dia bertemu dengan calon suaminya, akademisi Michael Aris. Setelah tinggal dan bekerja di Jepang dan Bhutan, Suu Kyi menetap di Inggris untuk membesarkan kedua anak mereka, Alexander dan Kim.

Meski begitu Myanmar tidak pernah jauh dari pikirannya. Suu Kyi akhirnya kembali di Yangon pada 1988 untuk merawat ibunya yang sakit kritis.

Di waktu yang sama, Myanmar berada di tengah pergolakan politik besar.

Ribuan siswa, pekerja kantor dan biksu turun ke jalan menuntut reformasi demokrasi.

Sumber: Tribunnews
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved