Berita Internasional Terkini
Dibombardir Sanksi dari Barat, Rusia Malah Menangguk Untung Rp 958 Triliun dari Penjualan Minyak
Dibombardir sanksi dari Barat, Rusia malah menangguk untung Rp 958 triliun dari penjualan minyak.
Menurut Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov, kiriman senjata barat ke Ukraina dapat mengancam keamanan benua Eropa.
"Kecenderungan untuk memompa senjata, termasuk senjata berat, ke Ukraina, ini adalah tindakan yang mengancam keamanan benua, memprovokasi ketidakstabilan," kata Dmitry Peskov.
Putin sebelumnya bersikeras bahwa negara mana pun yang melakukan intervensi dalam 'operasi khusus' Rusia untuk membersihkan Ukraina dari apa yang disebut Nazi akan menghadapi tanggapan 'secepat kilat'.
Pemimpin Rusia itu memperingatkan negaranya akan menggunakan senjata mereka untuk melawan siapa pun yang "berniat ikut campur dalam apa yang terjadi dari luar," mengacu pada enam senjata supernya termasuk rudal Sarmat yang mematikan, yang dijuluki "Setan 2".
Baca juga: NATO Nyatakan Siap Perang Bertahun-tahun Sama Ukraina Lawan Rusia, Putin Ancam Pakai Serangan Kilat
Inggris Tak Gentar dengan Ancaman Rusia
Namun, Wallace mengatakan, dia tidak terguncang oleh ancaman Putin dan menambahkan bahwa pasukan NATO lebih banyak untuk mengalahkan Rusia.
"Saya tidak merasa bingung karenanya. Karena kami memiliki Angkatan Bersenjata yang kuat dan penangkal nuklir dan kami adalah bagian dari kemitraan NATO dari 30 negara yang mengalahkan dia, melebihi jumlah dia dan berpotensi memiliki semua kemampuan yang kami miliki."
"Saya tidak takut padanya. Saya pikir kita harus sangat bersyukur di negara ini bahwa kita memiliki penangkal nuklir, saya pikir itu adalah bagian yang sangat penting dari perhitungannya."
"Ada banyak, seperti yang kita tahu, yang ingin menyingkirkannya selama bertahun-tahun. Saya sangat bersyukur bahwa di suatu tempat di bawah laut, beberapa pria dan wanita luar biasa berada jauh di bawah air, bersembunyi, menunggu, jika Inggris perlu dilindungi. Itu penting," jelas Wallace.
Baca juga: PERCAKAPAN Jokowi & Zelenskyy: Ukraina Minta Bantu Senjata, Presiden Beber Prinsip Politik Indonesia
Pada tanggal 9 Mei, Rusia merayakan kemenangan mereka di Perang Dunia II.
Itu merupakan hari libur nasional yang lain dari yang lain, sangat personal bagi banyak keluarga tapi juga kesempatan besar untuk propaganda negara.
Tahun ini, 9 Mei juga tanggal penting bagi tentara Rusia, karena Presiden Putin diharapkan akan menggunakan kesempatan tersebut untuk mengumumkan kemenangan besar dalam perang di Ukraina.
Mengapa tanggal itu begitu penting?
Perang Dunia II adalah konflik bersenjata terbesar di dunia hingga saat ini.
Peristiwa itu dimulai dengan invasi ke Polandia pada September 1939 (meski ini bukan tanggal yang diperingati Rusia) dan berakhir pada tahun 1945.
Puluhan juta orang tewas, sedangkan jutaan lainnya mengungsi dari rumah mereka ke seluruh dunia.
Uni Soviet adalah salah satu negara dalam aliansi yang mengalahkan Nazi Jerman dalam PD II dan mungkin yang terdampak paling buruk, karena sebagian besar pertempuran terjadi di Soviet.
Pada Mei 1945, Nazi menandatangani penyerahan tanpa syarat di PD II, menerima kekalahannya di Eropa.
Dokumen legal ini mengakhiri pertempuran di kawasan tersebut, meskipun perang Sekutu melawan Jepang di Asia berlanjut sampai bulan Agustus tahun itu.
Penyerahan yang resmi dan definitif ditandatangani di dekat Berlin pada tanggal 8 Mei, dan Jerman secara resmi menghentikan semua operasi pada pukul 23.01 waktu setempat -sudah lewat tengah malam di Moskwa.
Hari Kemenangan (Victory Day) juga dikenal dengan VE (Victory in Europe) Day, karena itu diperingati setiap tanggal 8 Mei di kebanyakan negara Eropa dan di AS, dan pada tanggal 9 Mei di Rusia, Serbia, dan Belarus.
Hari Kemenangan mengakhiri perang panjang dan berdarah yang di dalamnya banyak keluarga di Uni Soviet kehilangan orang-orang terkasih.
Namun, tidak sampai lama kemudian tanggal 9 Mei tidak lagi sekadar hari peringatan, melainkan menjadi alat ideologi penting bagi negara komunis itu. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Benar-benar Digdaya, Digempur Sanksi Barat, Penjualan Minyak Rusia Justru Tembus Rp 958 Triliun!, https://www.tribunnews.com/bisnis/2022/04/29/benar-benar-digdaya-digempur-sanksi-barat-penjualan-minyak-rusia-justru-tembus-rp-958-triliun.