Berita Internasional Terkini
Dibombardir Sanksi dari Barat, Rusia Malah Menangguk Untung Rp 958 Triliun dari Penjualan Minyak
Dibombardir sanksi dari Barat, Rusia malah menangguk untung Rp 958 triliun dari penjualan minyak.
TRIBUNKALTIM.CO - Dibombardir sanksi dari Barat, Rusia malah menangguk untung Rp 958 triliun dari penjualan minyak.
Rusia masih menangguk untung besar, meski sanksi ekonomi memborbardir negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putun itu.
Meski kini Rusia tengah di gempur berbagai sanksi ekonomi, namun hal tersebut tak lantas membuat penjualan minyak mentah, gas serta batu – bara produksinya mengalami penurunan.
Baca juga: Terkuak Kapan G20 di Bali Sebenarnya Akan Digelar, Benarkah Presiden Rusia dan Ukraina akan Hadir?
Baca juga: NATO Nyatakan Siap Perang Bertahun-tahun Sama Ukraina Lawan Rusia, Putin Ancam Pakai Serangan Kilat
Justru adanya sanksi tersebut makin membuat penjualan migasnya mengalami peningkatan, hingga pemerintah Rusia bisa meraup keuntungan sebesar 66 miliar dolar AS atau setara Rp 958 triliun (Dengan satuan USD Rp 14,521).
Mengutip dari situs Business Insider, keuntungan yang fantastis ini didapatkan Rusia lantaran pembelian migas buatannya masih menjadi primadona bagi sebagian besar negara di dunia, seperti Italia, China, Belanda, Turki, serta Prancis.
Selain negara di atas, bahan energi Rusia juga telah membuat sebagian besar negara di daratan Uni Eropa sulit melepaskan diri dari impor migas Rusia.
Bahkan lembaga riset independen, Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA) melaporkan Uni Eropa telah mengimpor 71 persen bahan bakar fosil Rusia melalui pengiriman dan pipa gas.
"Ekspor bahan bakar fosil adalah pendorong utama pembangunan militer Rusia dan agresi brutal terhadap Ukraina," Ujar laporan CREA.
Keberadaan migas Rusia bagi perdagangan global menjadi penting lantaran negara pimpinan Putin ini merupakan eksportir migas terbesar di dunia.
Menurut BP Statistics Review, lebih dari seperempat kebutuhan gas dunia dipasok oleh Rusia. Tepatnya sebanyak 26,2 persen dengan jumlah 197,7 miliar meter kubik.
Sementara untuk komoditas minyak mentah, Rusia menjadi eksportir keempat terbesar di dunia, dengan pangsa pasar 11,4 persen.
Tak mau ketinggalan, penjualan batu bara Rusia bahkan ikut menyumbang pasokan dunia hingga mencapai 217 juta ton, pada tahun 2019 silam.
Baca juga: PBB tak Menyangka Rusia Lancarkan Serangan Saat Mereka Kunjungi Ukraina, Guterres: Ini Sangat Dekat
Meski sejauh ini AS, Inggris serta para sekutunya di Uni Eropa telah membekukan aktivitas impor bahan bakar fosil Rusia hingga membuat pendapatan negara Putin ambles 20 persen dalam tiga minggu pertama April, namun ekonomi Rusia telah mampu mengimbangi kerugian ekspor tersebut.
Tak mau tinggal diam, belakangan Putin membuat sanksi balasan ke sejumlah negara yang menolak membayarkan impor minyak dan gasnya dari Rusia menggunakan mata uang Rubel, seperti Polandia dan Bulgaria.
Kedua negara kini tak berkutik impor migasnya diblokir oleh perusahaan migas Rusia, Gazprom.
"Yang disebut mitra dari negara-negara yang tidak bersahabat mengakui bahwa mereka tidak akan dapat hidup tanpa sumber daya energi Rusia, termasuk tanpa gas alam, misalnya” tutup Putin.
Baca juga: PBB tak Menyangka Rusia Lancarkan Serangan Saat Mereka Kunjungi Ukraina, Guterres: Ini Sangat Dekat
Inggris Percaya Putin Deklarasikan Perang Dunia III Bulan Mei, Sejarah & Kebanggaan 9 Mei Bagi Rusia
Situasi politik global kian memanas, usai Rusia melakukan invasi besar-besaran ke Ukraina lebih dari 2 bulan terakhir.
Perang antara Rusia dan Ukraina pada akhirnya melibatkan banyak pihak, termasuk negara barat.
Sebut saja NATO dengan seluruh negara sekutu di dalamnya.
Terbaru, Inggris mengeluarkan pernyataan kerasnya terhadap Rusia.

Mereka mengatakan tak takut pada ancaman presiden Rusia, Vladimir Putin.
Dikatakan Menteri Pertahanan Inggris, pihaknya bakal terus menyokong bantuan persenjataan untuk Ukraina selama Rusia melakukan invasi militernya.
Melihat situasi politik global saat ini, bahkan Inggris percaya dan bersiap diri bahwa presiden Rusia Vladimir Putin bakal deklarasikan Perang Dunia III pada bulan Mei 2022 mendatang.
Cek sejarah panjang dan kebanggaan 9 Mei bagi bangsa Rusia.
Banyak pihak memprediksi Rusia bakal melakukan sesuatu yang mengejutkan dunia.
Informasi selengkapnya ada dalam artikel ini.
Baca juga: PERCAKAPAN Jokowi & Zelenskyy: Ukraina Minta Bantu Senjata, Presiden Beber Prinsip Politik Indonesia
Melansir Tribunnews.com dengan judul Menhan Inggris Peringatkan Putin Dapat Umumkan Perang Dunia III pada Bulan Mei, Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace memperingatkan, Presiden Rusia Vladimir Putin dapat mengumumkan perang dunia baru atau perang dunia III dalam beberapa hari mendatang.
Menurutnya, deklarasi perang dunia dari Putin terjadi pada tanggal tertentu di bulan Mei.
Peringatan Wallace ini muncul setelah Rusia mengklaim invasi ke Ukraina kemungkinan akan berakhir dengan perang dunia nuklir.
Menurut laporan The Sun, Wallace mengatakan, Presiden Rusia mungkin menggunakan perayaan Hari Kemenangan tradisional pada 9 Mei, yang memperingati akhir Perang Dunia II, untuk memanggil pasukan untuk "perang dengan Nazi dunia."
Wallace juga mengatakan, pendudukan Rusia di Ukraina berisiko menjadi "semacam pertumbuhan kanker" yang harus dihentikan.
"Saya tidak akan terkejut bahwa dia mungkin akan menyatakan pada May Day, 'Kita sekarang berperang dengan Nazi dunia dan kita perlu memobilisasi massa rakyat Rusia."
"Putin, setelah gagal di hampir semua tujuan, mungkin berusaha untuk mengkonsolidasikan apa yang dia dapatkan … dan hanya menjadi semacam pertumbuhan kanker di dalam negeri," kata Wallace kepada radio LBC Nick Ferrari, dikutip Tribunnews dari Herald Sun.
"Kita harus membantu Ukraina secara efektif mengeluarkan limpet dari batu dan menjaga momentum mendorong mereka kembali," tambahnya.
Baca juga: NATO Nyatakan Siap Perang Bertahun-tahun Sama Ukraina Lawan Rusia, Putin Ancam Pakai Serangan Kilat
Wallace juga mengatakan, Inggris akan terus memasok senjata kepada pemerintah Kyiv dan sedang mencari cara untuk menyediakan rudal anti-kapal.
Negara-negara Barat telah memberikan bantuan, senjata dan peralatan ke Ukraina.
Inggris telah memasok senjata anti-tank, rudal anti-udara dan berencana untuk mengirim kendaraan lapis baja Stormer untuk membantu mereka berperang melawan Rusia.
Rusia Geram Negara Barat Bantu Ukraina
Awal pekan ini, Moskow mengancam akan menyerang sasaran militer di Inggris.
Hal ini disampaikan juru bicara kementerian luar negeri Rusia, Maria Zakharova.
Ia mengatakan serangan itu dapat disahkan terhadap negara-negara anggota NATO.
"Apakah kita memahami dengan benar bahwa demi mengganggu logistik pasokan militer, Rusia dapat menyerang sasaran militer di wilayah negara-negara NATO yang memasok senjata ke rezim Kyiv?"
"Bagaimanapun, ini secara langsung menyebabkan kematian dan pertumpahan darah di wilayah Ukraina. Sejauh yang saya mengerti, Inggris adalah salah satu negara itu," ujarnya.
Selain itu, Moskow juga membuat lebih banyak ancaman terhadap Barat.
Menurut Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov, kiriman senjata barat ke Ukraina dapat mengancam keamanan benua Eropa.
"Kecenderungan untuk memompa senjata, termasuk senjata berat, ke Ukraina, ini adalah tindakan yang mengancam keamanan benua, memprovokasi ketidakstabilan," kata Dmitry Peskov.
Putin sebelumnya bersikeras bahwa negara mana pun yang melakukan intervensi dalam 'operasi khusus' Rusia untuk membersihkan Ukraina dari apa yang disebut Nazi akan menghadapi tanggapan 'secepat kilat'.
Pemimpin Rusia itu memperingatkan negaranya akan menggunakan senjata mereka untuk melawan siapa pun yang "berniat ikut campur dalam apa yang terjadi dari luar," mengacu pada enam senjata supernya termasuk rudal Sarmat yang mematikan, yang dijuluki "Setan 2".
Baca juga: NATO Nyatakan Siap Perang Bertahun-tahun Sama Ukraina Lawan Rusia, Putin Ancam Pakai Serangan Kilat
Inggris Tak Gentar dengan Ancaman Rusia
Namun, Wallace mengatakan, dia tidak terguncang oleh ancaman Putin dan menambahkan bahwa pasukan NATO lebih banyak untuk mengalahkan Rusia.
"Saya tidak merasa bingung karenanya. Karena kami memiliki Angkatan Bersenjata yang kuat dan penangkal nuklir dan kami adalah bagian dari kemitraan NATO dari 30 negara yang mengalahkan dia, melebihi jumlah dia dan berpotensi memiliki semua kemampuan yang kami miliki."
"Saya tidak takut padanya. Saya pikir kita harus sangat bersyukur di negara ini bahwa kita memiliki penangkal nuklir, saya pikir itu adalah bagian yang sangat penting dari perhitungannya."
"Ada banyak, seperti yang kita tahu, yang ingin menyingkirkannya selama bertahun-tahun. Saya sangat bersyukur bahwa di suatu tempat di bawah laut, beberapa pria dan wanita luar biasa berada jauh di bawah air, bersembunyi, menunggu, jika Inggris perlu dilindungi. Itu penting," jelas Wallace.
Baca juga: PERCAKAPAN Jokowi & Zelenskyy: Ukraina Minta Bantu Senjata, Presiden Beber Prinsip Politik Indonesia
Pada tanggal 9 Mei, Rusia merayakan kemenangan mereka di Perang Dunia II.
Itu merupakan hari libur nasional yang lain dari yang lain, sangat personal bagi banyak keluarga tapi juga kesempatan besar untuk propaganda negara.
Tahun ini, 9 Mei juga tanggal penting bagi tentara Rusia, karena Presiden Putin diharapkan akan menggunakan kesempatan tersebut untuk mengumumkan kemenangan besar dalam perang di Ukraina.
Mengapa tanggal itu begitu penting?
Perang Dunia II adalah konflik bersenjata terbesar di dunia hingga saat ini.
Peristiwa itu dimulai dengan invasi ke Polandia pada September 1939 (meski ini bukan tanggal yang diperingati Rusia) dan berakhir pada tahun 1945.
Puluhan juta orang tewas, sedangkan jutaan lainnya mengungsi dari rumah mereka ke seluruh dunia.
Uni Soviet adalah salah satu negara dalam aliansi yang mengalahkan Nazi Jerman dalam PD II dan mungkin yang terdampak paling buruk, karena sebagian besar pertempuran terjadi di Soviet.
Pada Mei 1945, Nazi menandatangani penyerahan tanpa syarat di PD II, menerima kekalahannya di Eropa.
Dokumen legal ini mengakhiri pertempuran di kawasan tersebut, meskipun perang Sekutu melawan Jepang di Asia berlanjut sampai bulan Agustus tahun itu.
Penyerahan yang resmi dan definitif ditandatangani di dekat Berlin pada tanggal 8 Mei, dan Jerman secara resmi menghentikan semua operasi pada pukul 23.01 waktu setempat -sudah lewat tengah malam di Moskwa.
Hari Kemenangan (Victory Day) juga dikenal dengan VE (Victory in Europe) Day, karena itu diperingati setiap tanggal 8 Mei di kebanyakan negara Eropa dan di AS, dan pada tanggal 9 Mei di Rusia, Serbia, dan Belarus.
Hari Kemenangan mengakhiri perang panjang dan berdarah yang di dalamnya banyak keluarga di Uni Soviet kehilangan orang-orang terkasih.
Namun, tidak sampai lama kemudian tanggal 9 Mei tidak lagi sekadar hari peringatan, melainkan menjadi alat ideologi penting bagi negara komunis itu. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Benar-benar Digdaya, Digempur Sanksi Barat, Penjualan Minyak Rusia Justru Tembus Rp 958 Triliun!, https://www.tribunnews.com/bisnis/2022/04/29/benar-benar-digdaya-digempur-sanksi-barat-penjualan-minyak-rusia-justru-tembus-rp-958-triliun.