Hari Raya Waisak
Umat Buddha di Samarinda Laksanakan Ritual Waisak, Doa dan Mandikan Rupang serta Bakti Sosial
Vihara Maitreya Buddhist Centre Jalan DI Panjaitan Samarinda dihadiri ratusan umat Buddha dari berbagai penjuru Samarinda pada peringatan Waisak 2566
Penulis: Nevrianto | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Suasana Vihara Maitreya Buddhist Centre Jalan DI Panjaitan Samarinda dihadiri ratusan umat Buddha dari berbagai penjuru Samarinda pada peringatan Waisak 2566 Buddhist Era (BE) Minggu (15/5/2022) malam.
Ketua Buddhist Centre Kalimantan Timur, Pandita Hendri Suwito SPd, MM mengungkapkan setiap tahun umat Buddha merayakan hari Tri Suci Waisak rata rata melakukan kegiatan 1 bulan sebelum hari Tri Suci Waisak.
"Bagi sejumlah majelis Buddha di Indonesia termasuk di Kalimantan mengadakan sebulan penghayatan Dharma, pembersihan altar, pembersihan pelita suci, pembersihan Rupang atau Pratima para bodi satwa dan sejumlah kegiatan sosial, seperti donor darah, bakti sosial pembersihan Taman Makam Pahlawan. Itu merupakan bentuk kami umat Buddha bersuka cita merayakan Tri Suci Waisak," ungkapnya.
Hari ini umat Buddha menyalakan lilin, harapannya semoga jadi permenungan, harus belajar dari sebatang lilin yang mampu menerangi dan mengorbankan dirinya untuk kepentingan banyak orang.
Baca juga: INILAH Kumpulan Link Twibbon Hari Raya Waisak 16 Mei 2022, Lengkap Cara Buat & Bagikan ke Medsos
Baca juga: TERBARU 20 Link Twibbon Hari Raya Waisak 2022 dan Cara Menggunakan, Bagikan ke WA, IG, dan Facebook
Baca juga: Waisak Hari Raya Umat? Lengkap Daftar Hari Besar Agama di Indonesia dan Kapan Tanggal Merahnya
"Umat Buddha juga demikian, belajar dari sebatang lilin, rela berkorban, rela memberi, berbagi kebaikan untuk kemanusiaan. Salah satu tema mengambil jalan tengah membangun keluhuran bangsa. Jalan tengah itu yakni Moderasi beragama untuk indonesia bahagia. Seperti digaungkan Kementerian Agama RI," ungkapnya.
"Semua dengan mawas diri mulai dari ucapan yang benar, tindakan benar, maka toleransi umat beragamaa cair tanpa sekat. Maka umat buddha bersama sama umat agama lain menjaga toleransi," ujarnya.
Tema Tri Suci Waisak memang relevan dengan jalan tengah, dengan membaktikan diri terjun ke masyarakat; bagaimana nilai-nilai harmoni, membaktikan diri dengan terjun ke masyarakat, memahami apa yang masyarakat butuhkan.
"Semangat cinta kasih dan kearifan harus tumbuh di tengah-tengah bangsa ini," tutur Pandita Hendri Suwito. (*)
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.