Berita Berau Terkini

Pemotongan Hewan di RPH Berau Masih Berjalan Lancar, Belum Terpengaruh Masalah Wabah PMK

Belum ada imbas dari isu wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada pemotongan hewan ternak di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rumah Pemotongan Hewan

Penulis: Renata Andini Pengesti | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO/RENATA ANDINI
Proses pemotongan di RPH Berau. TRIBUNKALTIM.CO/RENATA ANDINI 

TRIBUNKALTIM.CO. TANJUNG REDEB - Belum ada imbas dari isu wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada pemotongan hewan ternak di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Dinas Pertanian dan Peternakan atau Distanak Berau.

Menurut, Kepala UPT RPH Distanak Berau, Nanang Ardiansyah, meski PMK belum masuk ke Kabupaten Berau. Tetapi, tetap berpengaruh terhadap hewan ternak yang ada di Bumi Batiwakkal.

Imbasnya terjadi pembatasan hewan ternak dari luar daerah yang masuk ke Kabupaten Berau selama sepekan terakhir.

"Di RPH sendiri sekarang pemotongan hewan lebih banyak sapi lokal. Meskipun belum terlalu terbaca karena pembatasan baru terjadi sepekan ini," ujarnya kepada Tribunkaltim.co, Selasa (17/5/2022).

Diakuinya, sebelum ada pembatasan hewan ternak, rasio pemotongan hewan antara lokal dan luar daerah yaitu setengah-setengah. Meski saat ini tidak jauh berbeda, sebab masih ada hewan ternak luar daerah yang sempat masuk.

Baca juga: Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Pastikan Penyakit Kuku dan Mulut Belum Masuk Kaltim

Baca juga: Distribusi Hewan Ternak Antar Daerah Dihentikan, Operator Feri di Balikpapan Tunggu Sosialisasi

Baca juga: Berau Masuk Wilayah Kategori Terduga Wabah Penyakit Mulut dan Kuku pada Hewan Ternak, Penjelasannya

"Kalau sebulan atau dua bulan, baru bisa terlihat dengan jelas perbedaannya. Untuk sekarang, masih belum bisa dipastikan," terangnya.

Disebutkannya, hewan ternak yang dilarang masuk yaitu dari Pulau Jawa. Sedangkan, dari Sulawesi hanya diberlakukan pembatasan saja. Hewan akan dikarantina selama 14 hari untuk diperiksa kesehatannya.

Untuk hewan yang terbebas dari PMK bisa segera dilepaskan setelah masa karantina selesai.

"Karena daerah yang memiliki kasus PMK yaitu, Jatim dan Aceh. Kalau daerah lain masih aman, hanya karantina hewan yang lebih diperketat," bebernya.

Masih seperti kondisi normal, dalam satu hari RPH memotong lima ekor sapi. Namun, dalam tiga hari terakhir tidak sedikit ternak yang masuk dari Kaltara.

Kendati demikian, Dia memastikan semua hewan yang dipotong di RPH bisa terjamin keamanan dan kesehatannya. Sebab, telah memiliki standar prosedur yang baik. Bahkan, sebelum adanya PMK, semua prosedur kesehatan hewan tetap dilakukan.

Baca juga: Solusi Para Pemudik di Berau yang Miliki Binatang Peliharaan, Ramai Titip ke Hotel Hewan

"Insya Allah terjamin. Karena kami punya dokter hewan sendiri. Ternak yang masuk dipastikan sehat semua," bebernya.

Adanya kasus PMK, membuat pihaknya semakin ketat dalam proses pemeriksaan kesehatan hewan yang akan dipotong. Dia berharap jangan sampai PMK masuk ke Kabupaten Berau.

"PMK itu kuncinya lintas batas antar kabupaten dan provinsi. Dan peran karantina. Kalau penanganan itu sudah tepat, sangat bisa meminimalisir PMK masuk ke Berau," urainya.

"Kita tidak berharap PMK sampai masuk ke Berau. Kalau sampai menemukan kasus, harus segera dilokalisasi," imbuhnya. (*)

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved