Kesehatan
Apa Itu Cacar Monyet yang tengah Merebak di Sejumlah Negara? Gejala hingga Perkiraan Penularan
Apa itu Cacar Monyet atau monkeypox yang tengah merebak di sejumlah negara? Gejala hingga perkiraan penularannya
TRIBUNKALTIM.CO - Apa itu monkeypox atau cacar monyet yang saat ini tengah merebak di sejumlah negara?
Simak penjelasan lengkap tentang monkeypox atau cacar monyet mulai dari gejala hingga perkiraan penularannya.
Saat ini, monkeypox atau cacar monyet telah teridentifikasi sedikitnya di empat negara di dunia yakni Spanyol, Portugal, Inggris, dan Amerika Serikat.
Biasanya, infeksi monkeypox atau cacar monyet ditemukan di Afrika Tengah dan Barat.
Kasus monkeypox atau cacar monyet sebelumnya di diagnosis di Inggris.
Yang pertama tercatat terjadi tahun 2018 pada seseorang yang diduga tertular virus di Nigeria.
Kini, yang terbaru, kasus monkeypox atau cacar monyet ditemukan di Spanyol, Portugal, dan Amerika Serikat.
Ada dua bentuk cacar monyet, yaitu galur Afrika barat yang lebih ringan dan galur Afrika tengah atau Kongo yang lebih parah.
Baca juga: Waspada, Cacar Monyet Sudah Menyebar di Banyak Negara, Ada Jenis Monkeypox Mematikan
Meskipun lebih ringan, namun infeksi virus cacar monyet di Afrika Barat kadang-kadang menyebabkan penyakit parah pada beberapa individu.
Cacar monyet biasanya sembuh sendiri, namun perlu diwaspadai berikut ini.
Gejala cacar monyet
Dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com, ada sejumlah gejala awal munculnya infeksi cacar monyet.
Menurut Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA), gejala awal yang muncul adalah demam, sakit kepala, nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening, kedinginan, dan kelelahan.
Gejala akan berkembang dengan munculnya ruam yang seringkali dimulai pada wajah, kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya termasuk alat kelamin.
Ruamnya akan berubah dan melewati tahap yang berbeda, bahkan bisa terlihat seperti cacar air atau sifilis, sebelum akhirnya membentuk keropeng yang kemudian rontok.

Sebagian besar pasien sembuh dari cacar monyet dalam beberapa minggu.
Penyebaran cacar monyet Monkeypox tidak mudah menyebar antar manusia, dan membutuhkan kontak dekat.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), diperkirakan penularan dari manusia ke manusia, terutama terjadi melalui tetesan pernapasan besar seperti ludah atau lendir yang mengandung partikel virus.
Baca juga: Covid-19 Varian Delta Disebut Mudah Menyebar Seperti Cacar Air, Ahli Sarankan Prokes Jangan Kendor
Selain itu, metode penularan antar manusia termasuk kontak langsung dengan cairan tubuh lesi tubuh, serta kontak tidak langsung dengan bahan seperti melalui pakaian atau linen yang terkontaminasi.
Dituliskan mass.gov, cacar monyet adalah penyakit virus yang langka tapi berpotensi serius.
Mayoritas infeksi berlangsung selama 2-4 minggu.
Di Afrika bagian tengah dan barat, orang dapat terpapar melalui gigitan atau cakaran dari hewan pengerat dan mamalia kecil, atau melakukan kontak dengan hewan yang terinfeksi atau mungkin produk hewani.
Virus tidak mudah menyebar antar manusia, penularan dapat terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh, luka cacar monyet, barang-barang yang telah terkontaminasi cairan atau luka, atau melalui tetesan pernapasan setelah kontak tatap muka yang berkepanjangan.
Masa inkubasi
Dilansir dari laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit cacar monyet disebabkan oleh virus monkeypox yang termasuk dalam famili orthopoxvirus.
Masa inkubasi cacar monyet biasanya selama 6-13 hari, tapi dapat berkisar dari 5-21 hari.
Penyakit monkeypox umumnya sembuh dengan sendirinya, dengan gejala ringan atau parah dan lesi bisa sangat gatal atau nyeri.
Reservoir hewan tetap tidak diketahui, meskipun kemungkinan berada di antara hewan pengerat.
Baca juga: Gejala DBD pada Anak dan Orang Dewasa Ternyata Mudah Diamati, Salah Satunya dari Cara Bernafas
Kontak dengan hewan hidup dan mati melalui perburuan dan konsumsi hewan buruan atau daging semak dikenal sebagai faktor risiko.
Rasio kasus fatalitas untuk clade Afrika Barat telah didokumentasikan menjadi sekitar 1 persen, sedangkan untuk clade Kongo mungkin setinggi 10 persen.
Anak-anak juga berisiko lebih tinggi dan cacar monyet selama kehamilan dapat menyebabkan komplikasi, cacar monyet bawaan, atau lahir mati.
Kasus cacar monyet yang lebih ringan mungkin tidak terdeteksi dan tidak menunjukkan risiko penularan dari orang ke orang.
Kekebalan terhadap infeksi kemungkinan kecil pada orang yang bepergian dan terpapar karena penyakit endemik secara geografis terbatas pada bagian Afrika Barat dan Tengah.
Vaksin telah disetujui untuk pencegahan cacar monyet dan vaksin cacar tradisional juga memberikan perlindungan.
Namun, vaksin ini tidak tersedia secara luas.
Selain itu, populasi di seluruh dunia di bawah usia 40 atau 50 tahun tidak lagi mendapatkan manfaat dari perlindungan yang diberikan oleh program vaksinasi cacar sebelumnya.
Baca juga: Terbaru! 5 Gejala Sembelit yang Sering Disepelekan, Waspada Bila Terus Sakit Perut & Nyeri Punggung
(*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.