Breaking News

Berita Internasional Terkini

Waspada, Cacar Monyet Sudah Menyebar di Banyak Negara, Ada Jenis Monkeypox Mematikan

Waspada, cacar monyet sudah menyebar di banyak negara, ada jenis Monkeypox mematikan

Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Djohan Nur

TRIBUNKALTIM.CO - Sejumlah kasus cacar monyet kini telah dilaporkan atau dicurigai menyebar di Inggris, Portugal, Spanyol, dan Amerika Serikat.

Dilansir dari Reuters, wabah ini menyebar melalui kontak dekat dan pertama kali ditemukan pada monyet.

Hal ini pun memicu kewaspadaan.

Awalnya, wabah ini sebagian besar terjadi di Afrika barat dan tengah, dan hanya sesekali menyebar di tempat lain.

Namun, sekarang mulai menyebar ke wilayah lain.

Monkeypox adalah virus yang menyebabkan gejala demam serta ruam bergelombang yang khas.

Biasanya ringan.

Meski begitu, ada dua jenis utama, yakni jenis Kongo, yang lebih parah, dengan kematian hingga 10 persen.

Sementara, jenis Afrika Barat, yang memiliki tingkat kematian pada sekitar 1 persen kasus.

Kasus-kasus Inggris telah dilaporkan sebagai strain Afrika Barat.

"Secara historis, ada sangat sedikit kasus yang diekspor. Itu hanya terjadi delapan kali di masa lalu sebelum tahun ini," kata Jimmy Whitworth, profesor kesehatan masyarakat internasional di London School of Hygiene and Tropical Medicine.

Dia juga mengatakan bahwa wabah ini "sangat tidak biasa". Portugal telah mencatat lima kasus yang dikonfirmasi, dan Spanyol sedang menguji 23 kasus potensial.

Amerika Serikat juga telah melaporkan satu kasus.

Virus ini menyebar melalui kontak dekat, baik dalam limpahan dari hewan dan, lebih jarang, di antara manusia.

Diketahui, virus pertama kali ditemukan pada monyet pada tahun 1958, sesuai dengan namanya, meskipun hewan pengerat itu sekarang dianggap sebagai inang utama.

Penularan kali ini membingungkan para ahli karena sejumlah kasus di Inggris, yakni sembilan pada 18 Mei tidak diketahui saling berhubungan.

Hanya kasus pertama yang dilaporkan pada 6 Mei setelah penderita baru-baru ini bepergian ke Nigeria.

Para ahli pun telah memperingatkan potensi penularan yang lebih luas jika kasus tidak dilaporkan. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved