Wawancara Eksklusif
EKSKLUSIF - Bidik Unsur Pimpinan di DPRD, Ini Wajah Baru Demokrat Balikpapan di Bawah Denni Mappa
ketua DPC Partai Demokrat Balikpapan, Denni Mappa menyatakan umur bukanlah sebuah ukuran untuk menentukan kecakapan seorang pemimpin.
Penulis: Ardiana | Editor: Adhinata Kusuma
TRIBUNKALTIM.CO - Ketua DPC Partai Demokrat Balikpapan, Denni Mappa adalah sosok muda dan relatif baru dalam dunia politik.
Meski begitu, menurut Denni Mappa, umur bukanlah sebuah ukuran untuk menentukan kecakapan seorang pemimpin.
"Saya lebih membuka ruang diskusi. Namanya pemimpin itu harus mau mendengar dahulu baru didengar. Itu yang saya pegang." kata Denni Mappa saat berbincang dalam Tribun Kaltim Series mengangkat tema 'Siasat Demokrat', Strategi Partai Demokrat Jelang Pemilu 2024.
Lalu bagimana wajah Partai Demokrat Balikpapan di bawah kepemimpinan Denni Mappa yang berumur 31 tahun ini, berikut petikan wawancara eksklusifnya dengan Tribun Kaltim.
Apakah usia muda jadi kendala anda dalam memimpin?
Tergantung sudut pandang orang yang melihat. Kalau melihatnya bukan masalah usianya, tapi dari kematangan dan kemauan kita untuk berdiskusi dan bertanya.
Namanya politik ini kan dinamis, Kapanpun bisa berubah. Namanya juga berkompromi, tidak bisa atas keinginan kita sendiri.
Ada penolakan dari pengurus partai?
Buat saya seperti bukan penolakan. Saya lebih membuka ruang diskusi. Namanya pemimpin itu harus mau mendengar dahulu baru didengar. Itu yang saya pegang.
Susunan pengurus baru akan diisi milenial?
Ada kolaborasi. Ada yang muda atau milenial dan ada juga yang senior. Tetap kita kolaborasikan.
Yang senior tetap kita libatkan, mereka mengarahkan kami, memberi saran dan juga banyak masukan dari mereka. Namun secara persentase, mungkin lebih banyak yang usia di bawah 40, 45 tahun.
Jadi wajah Demokrat Balikpapan diisi anak muda?
Iya. Bisa dikatakan seperti itu.
Bagaimana dari sisi pencaleg-an?
Kita sudah mulai penjaringan semuanya. Yang incumbent akan tetap maju kembali, dan pastinya ada orang-orang baru yang akan kita orbitkan saat pencaleg-an.
Anak-anak muda ini apakah didorong nyaleg?
Itu pasti, namanya partai politik harus ada kaderisasi. Kaderisasi ini harus melahirkan lagi, kita harus menciptakan lagi kader-kader terbaik kita dari yang lebih muda.
Kira-kira berapa persen caleg milenial yang akan mengisi?
Masih kita susun itu. Masih panjang, pasti masih banyak yang masuk lagi. Kita ada proses di situ.
Ada tahapan-tahapan yang harus kita lalui sampai menetapkan dia menjadi caleg partai demokrat.
Menjelang 2024, Anda lebih memilih sebagai eksekutif atau legislatif?
Saya lebih memikirkan Partai Demokrat terlebih dahulu. Saya harus menambah suara dan menambah kursi.
Itu yang saya pikirkan. Urusan legislatif dan eksekutif untuk diri saya, itu nanti kita akan lihat peta politiknya.
Apa strategi untuk Pemilu Serentak 2024 di Balikpapan?
Sekarang kita sedang menyiapkan "mesin" partai supaya bisa digunakan pada 2024 untuk menambah jumlah suara dan jumlah kursi kita di DPRD.
Target kita ke depannya minimal kita dapat unsur pimpinan di DPRD.
Kami sudah menyiapkan kantor sekretariat. Bisa dikatakan kantor sekretariat DPC Partai
Demokrat Balikpapan ini yang terbesar.
Saya belum ada melihat kantor DPC partai di Kalimantan Timur yang sebesar DPC partai Demokrat Balikpapan.
Lokasinya di Stalkuda. Jadi bentuknya Gedung. Kami menamakan Gedung Demokrat.
Apa strategi untuk menarik konstituen?
Kita sudah punya 4 anggota DPR. Kita akan berkolaborasi dengan program-program dari anggota DPR itu sendiri.
Selain itu kita punya banyak program juga, untuk konstituen.
Salah satunya, ketika ada bencana kita turun untuk membuat dapur rakyat, membagikan sembako dan macam-macam hal yang bisa kita lakukan untuk konstituen.
Saya punya program kerja yang bisa dikatakan cukup bagus untuk meraih milenial, karena saya kolaborasikan dengan entrepreneur.
Apa contoh kolaborasi tersebut?
Salah satunya nanti akan ada kami buat program Demokratpreneur. Jadi saya ingin membuat Demokrat di Balikpapan bukan hanya sebatas orang berpolitik atau berpartai saja.
Tapi saya pengen membuat teman-teman yang ada di Partai Demokrat minimal bisa berusaha.
Bagaimana caranya berusaha, bagaimana cara kita bisa menghasilkan uang dari usaha kita sendiri.
Jadi pengalaman sebagai pengusaha anda bawa ke partai?
Pastinya. Dari pengalaman saya sebagai pengusaha akan saya bawa dan saya bagi ke teman-teman semua.
Bagaimana menjaga konstituen pemilih tetap?
Kita punya program-program rutin yang biasa kita jalankan sebulan sekali, atau pada saat hari besar. Kita punya PAC yang memimpin di setiap kecamatan.
Mereka juga memiliki program untuk selalu dekat dengan masyarakat atau pemilih partai demokrat.
Itu selalu berkoordinasi dengan DPC. Jadi pemilih demokrat atau yang memang konstituen demokrat, tidak kita biarkan begitu saja, tapi memang.
Tidak kita dekati pas saat menjelang pemilu saja. Dari sekarang dan dari dulu pun seperti itu. Jadi tetap kita maintenance, tetap kita perhatikan kebutuhan dan kepentingan mereka.
Melihat banyaknya masa mengambang di tahun-tahun sebelumnya, apa strategi Demokrat?
Yang jelas branding yang paling penting. Jadi kita harus membranding partai kita ini, kita punya strategi smart party. Yang pertama itu masalah media. Media ini kan penting.
Sekarang ini kan jamannya IT. Di mana-mana teknologi banyak mengambil peran.
IT ini yang akan kita manfaatkan juga. Media-media Partai Demokrat akan kita benahi dan akan kita orbitkan menjadi sebuah media sosial yang aktif.
Orang kan sekarang apa-apa liat handphone, apa-apa liat IG, apa-apa liat Facebook. Itu yang akan kita manfaatkan.
Apakah Demokrat Balikpapan konsisten mengusung AHY sebagai capres?
Itu tidak perlu dipertanyakan lagi. Sosok Ketum AHY itu brandingnya bukan hanya dipusat, bahkan sampe akar rumput pun kita harus membranding ketum AHY.
Jadi mulai dari ketum terpilih sampai dengan pemilu serentak nanti, kita benar-benar harus membranding ketum AHY sebagai pemimpin partai Demokrat dan insya allah akan masuk dalam bursa capres.
Apakah sudah ada tawaran berkoalisi?
Kalau tawaran berkoalisi, pasti kita inginnya semua berkoalisi, tapi memang yang kita pikirkan, mesin yang kita mulai panaskan untuk pileg terlebih dahulu.
Jadi untuk eksekutifnya belum kita pikirkan.
Yang kita pikirkan bagaimana caranya partai demokrat menambah suara dan kursi. Kalau bisa kita menjadi kita menjadi partai pemenang.
Kita tetap harus realistis melihat. Kalau kata Ketum AHY, bisa jadi kuda hitam. Walaupun tidak dilihat dan tidak diperhitungkan, akhirnya menang juga. (Ardiana/Bagian 2)
BACA JUGA: Wawancara Eksklusif Denni Mappa Bagian 1