Berita Nasional Terkini

Megawati Soekarnoputri Khawatir Masa Depan Indonesia Jika Dirinya Meninggal Dunia: Terus Piye Yo?

Megawati Soekarnoputri merasa khawatir dengan masa depan bangsa Indonesia, jika suatu saat ia meninggal dunia.

(Tangkapan layar acara Seminar Nasional Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa (FRPKB) )
Megawati Soekarnoputri saat menjadi pembicara kunci di Seminar Nasional Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa (FRPKB) bertema Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2022, Rabu, (1/6/2022). 

TRIBUNKALTIM.CO - Megawati Soekarnoputri khawatir masa depan Indonesia jika dirinya meninggal dunia: Terus Piye Yo?

Nama Megawati menjadi trending di Google hari ini.

Ada lebih 5 ribu penelusuran terkait Megawati di Google.

Baca juga: Politisi PDIP Ini Sebut Ada Upaya Menjauhkan Jokowi dan Megawati

Baca juga: Rocky Gerung Sebut Ada Perceraian Politik atas Absennya Megawati di Nikahan Adik Jokowi

Presiden Kelima RI yang juga Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri merasa khawatir dengan masa depan bangsa Indonesia.

Pasalnya, Mega menilai saat ini Indonesia terlalu menikmati berada di zona nyaman.

Hal itu disampaikannya saat menjadi pembicara kunci di Seminar Nasional Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa (FRPKB) bertema "Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta" yang disiarkan secara daring dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2022, Rabu, (1/6/2022).

Mula-mula Mega mengungkapkan kebiasaan dirinya yang sering berdiskusi dengan Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto soal kondisi bangsa.

"Saya suka baca, ngobrol sama sekjen saya. ini kok bangsaku kayaknya sudah terlalu nikmat dengan zona nyaman lho, To (kepada Hasto)," ujar Megawati, seperti dilansir dari Kompas.com.

Lalu ia ungkapkan rasa khawatirnya jika suatu hari dirinya sudah wafat dan tidak bisa lagi memberikan sumbangan pemikiran untuk Indonesia.

"Aku sudah khawatir ae lho nanti suatu saat aku kalau sudah enggak ada terus piye yo? (saya sudah khawatir saja nanti kalau saya sudah tidak ada, lalu bagaimana ya?)," demikian lanjut Mega mengutip obrolannya bersama Hasto.

Dalam kesempatan itu, Mega pun mengingatkan jangan sampai Indonesia terseret arus dunia.

Sehingga sudah selayaknya terus berkehidupan dengan berlandaskan ideologi Pancasila.

"Jangan kita melupakan Pancasila hanya gara-gara dibuat Bung Karno," tegasnya.

Baca juga: PDI Perjuangan Masih Menunggu Perintah Megawati Soekarnoputri Untuk Arah Koalisi di Pilpres

Megawati juga meminta para rektor agar memperhatikan kurikulum yang bisa menjaga pelaksanaan ideologi Pancasila.

Tujuannya agar generasi muda memahami bangsa Indonesia ada karena Pancasila.

"Jadi bagaimana bapak-bapak rektor supaya ini dapat menjadi sebuah kurikulum yang mau tidak mau harus diutarakan supaya anak didik kita tahu bangsa ini terbentuk karena adanya Pancasila, itu perekat bangsa," katanya.

Megawati mengaku pernah bicara dengan Menteri Pendikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim yang menyusun kurikulum.

Megawati mengingatkan pudarnya upacara bendera setiap hari Senin di sekolah.

"Apakah masih ada semangat heroik. Saya ingin cita-citakan Indonesia Raya," tambahnya.

Megawati: Banyak Orang Pintar tapi Menjual Negaranya

Megawati Soekarnoputri menyebut banyak orang pintar tapi sayang menjual negara.

Oleh karena itu, katanya, sistem pendidikan tidak boleh hanya sekadar membuat masyarakat menjadi cerdas, tapi juga mencintai Indonesia.

"Yang namanya mencerdaskan bangsa itu bukan hanya mencerdaskan saja tetapi juga memasukkan semangat juang yang namanya cinta Indonesia. Itu banyak orang pintar tapi akhirnya menjual negaranya, gimana coba?," ujar Megawati saat menjadi pembicara kunci di Seminar Nasional Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa (FRPKB) bertema "Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta" dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2022, Rabu, (1/6/2022).

Dalam seminar yang dihadiri para rektor berbagai perguruan tinggi itu, Megawati meminta agar masalah pendidikan di Indonesia benar-benar diperhatikan.

Dia lantas mencontohkan sistem pendidikan di China yang sejak dini menanamkan identitas diri sebagai rakyat Tiongkok.

Baca juga: Jokowi & Megawati Memiliki Peran Penting Pilpres 2024, Politikus PDIP Singgung Pasangan Prabowo-Puan

Megawati juga menyinggung semangat Bushido yang ditanamkan sebagai nilai moral masyarakat Jepang.

"Di Tiongkok itu sistem pendidikannya benar-benar ala Tiongkok. Sejak awal diperkenalkan who are you, siapa kamu. Lalu Jepang dengan semangat Bushido-nya," ungkap Megawati.

Di sisi lain, menurutnya orang Indonesia sulit untuk menyatakan ke-Indonesiaan mereka. Terlebih saat ini masyarakat sering mengkotak-kotakkan berbagai hal melalui pandangan yang sempit.

"Jadi ilmu pengetahuan itu hanya akan bermanfaat bagi kemanusiaan bagi kemajuan rakyat dan bangsa, jangan kotak-kotakkan atas dasar pandangan yang sempit. Wajib bersama menjamin peradaban dunia, bersatu kita teguh, one for all Indonesia Raya," jelas Megawati.

"Jadi bagaimana bapak-bapak rektor supaya ini dapat menjadi sebuah kurikulum yang mau tidak mau harus diutarakan supaya anak didik kita tahu bangsa ini terbentuk karena adanya Pancasila, itu perekat bangsa," tuturnya Dilansir dari Kompas.com. (*)

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved