Berita Internasional Terkini

1 Juli hingga 20 September 2022, Warga Jepang Diminta untuk Hemat Listrik

Terhitung 1 Juli hingga 20 September 2022, Warga Jepang diminta untuk menghemat listrik.

Editor: Budi Susilo
Small Business Trends
Ilustrasi hemat listrik. Terhitung 1 Juli hingga 20 September 2022, Warga Jepang diminta untuk menghemat listrik. 

TRIBUNKALTIM.CO, TOKYO - Terhitung 1 Juli hingga 20 September 2022, Warga Jepang diminta untuk menghemat listrik.

Pemerintah Jepang meminta masyarakat untuk menghemat penggunaan listrik mulai 1 Juli 2022 menyambut musim panas di Jepang.

Pemerintah mengadakan pertemuan tinjauan tentang pasokan dan permintaan listrik pada tanggal 7 Juni ini.

"Memutuskan untuk meminta rumah tangga dan bisnis untuk menghemat listrik musim panas ini," ungkap sumber Tribunnews.com, Selasa (7/6/2022).

Baca juga: Tiga Sektor Potensial di Penajam Paser Utara Dilirik Jepang Untuk Investasi

Baca juga: Investor Jepang Lirik Tanaman Bambu di PPU, Diolah Jadi Serat Pakaian hingga Konstruksi Bangunan

Baca juga: Rencana Jepang Bangun Pengembangan Teknologi Pangan di PPU, Dukung Pemindahan IKN

Hal tersebut karena meningkatnya penutupan pembangkit listrik termal lama dan dampak gempa Fukushima-ken pada bulan Maret 2011, sehingga kapasitas pasokan listrik menjadi langka.

Ini adalah pertama kalinya dalam tujuh tahun sejak 2015 pemerintah meminta penghematan listrik.

Periode permintaan penghematan daya listrik adalah dari 1 Juli hingga 30 September 2022.

"Secara khusus, kami menyerukan penghematan listrik sekitar jam 5 hingga 8 malam ketika output pembangkit listrik tenaga surya akan berkurang dan pasokan dan permintaan listrik akan menjadi semakin parah," ujarnya.

"Saya ingin meminta semua orang untuk bekerja sama dalam menghemat listrik dan energi sebanyak mungkin agar tidak menghalangi kehidupan dan kegiatan ekonomi mereka secara nasional musim panas ini," kata Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno, Selasa (7/6/2022).

Baca juga: Investor Belanda Tertarik Kembangkan Pabrik Mobil Listrik di Lokasi IKN

"Saya ingin Anda menghemat listrik dan energi dengan mengatur suhu ruangan ke level 28 derajat dan mematikan penerangan yang tidak perlu," kata Koichi Hagiuda, Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri pada konferensi pers setelah pertemuan Kabinet, Selasa (7/6/2022).

Pemerintah akan mendorong pengamanan kapasitas pasokan jika terjadi situasi yang tidak terduga, seperti dengan mengoperasikan kembali pembangkit listrik termal lama yang terhenti.

Tidak ada target numerik yang ditetapkan. Karena ketidakpastian pengadaan sumber daya meningkat sebagai dampak dari situasi di Ukraina, "peringatan" baru akan dibuat untuk memberi tahu rumah tangga dan bisnis tentang pasokan dan permintaan yang ketat sesegera mungkin untuk mendorong mereka merespons.

"Rasio pasokan cadangan", yang menunjukkan kapasitas pasokan untuk permintaan daya puncak, membutuhkan setidaknya 3 persen untuk pasokan daya yang stabil.

Menurut Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri, rasio pasokan cadangan pada bulan Juli 2022 di yurisdiksi Chubu, Tokyo, dan Tohoku Electric Power hanya 3,1 persen, dan ada kekhawatiran tentang pasokan yang stabil.

Baca juga: Kota Palangkaraya Mulai Atur Jalur Kendaraan Sepeda Listrik, Simak Pengguna Usia Remaja

Tenaga Listrik Hokuriku, Kansai, Chugoku, Shikoku, dan Kyushu diperkirakan akan tetap di 3,8 persen.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved