Berita Paser Terkini
Musim Idul Adha 2022, Tren Penjualan Sapi di Paser Menurun
Jelang hari Raya Idul Adha 1443 Hijriyah, penjualan sapi di Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur, mengalami penurunan
Penulis: Syaifullah Ibrahim | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, TANA PASER - Jelang hari Raya Idul Adha 1443 Hijriyah, penjualan sapi di Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur, mengalami penurunan.
Hal itu disampaikan salah satu peternak sapi di Gang Swadaya 1, Kecmatan Tanah Grogot, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur (Kaltim), Jumat (24/6/2022).
Pamuji menyampaikan, penurunan penjualan sapi dikarenakan tidak adanya konsumen dari luar Kabupaten Paser seiring dengan melandainya Pandemi Covid-19.
Penjualan sapi lebih banyak tahun lalu dibanding tahun ini.
Baca juga: 3 Cara Mudah Menghilangkan Bau tidak Sedap pada Jeroan Sapi, Bisa Rebus dengan Rempah dan Garam
Baca juga: Harga Daging Sapi di Paser Naik, Per Kg Sentuh Rp 140 Ribu, Pasokan Berkurang
Baca juga: Idul Adha 2022, Kementerian Agama akan Gelar Rukyatul Hilal Awal Zulhijah 1443 H di 86 Titik
"Tahun kemarin saya bisa menjual kisaran 60 ekor sapi kalau sekarang 35 saja agak susah, jadi ada penurunan," terangnya.
Salah satu alasan sepinya pembeli sapi di Paser dikarenakan banyaknya karyawan swasta yang mengambil hak cuti tahunan, dan berpergian keluar daerah.
"Kita biasa dapat pembeli dari karyawan perusahaan disini, saat kita tawarkan kesana orangnya lagi cuti. Karena Pandemi Covid-19 ini sudah melandai, mereka berpergian keluar daerah," tambahnya.
Lebih lanjut disampaikan, pasaran harga untuk penjualan jenis sapi Bali miliknya yaitu Rp13 juta hingga Rp22 juta per ekornya.
"Kalau yang harga Rp 13 juta itu ukuran sapinya kecil, namun sudah bisa dikurbankan untuk jenis sapi Bali. Ada 26 sapi disini, 24 ekor sapi sudah ada ada yang beli sisa 2 ekor lagu yang belum terjual," beber Pamuji.
Baca juga: Cegah PMK, Sapi Masuk di Paser Akan Diawasi di Perbatasan
Diakui, Ia hanya mengambil sapi dari peternak lokal dikarenakan tahun ini tidak mendatangkan sapi dari luar daerah.
Hal itu disebabkan adanya kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang terjadi di beberapa wilayah.
"Biasanya mengambil sapi dari Sulsel dan Palu, namun jelang Idul Adha saya tunda dulu. Apalagi dengan adanya PMK ini, pemerintah memperketat masuknya ternak di wilayah Kabupaten Paser," bebernya.
Tak hanya jenis sapi Bali yang dijual, namun juga ada beberapa ekor sapi jenis Brahman dan Limousin.
Kedua jenis sapi tersebut, kata Pamuji kurang dilirik oleh konsumen dikarenakan harga yang tergolong mahal dibanding dengan jenis sapi Bali.
"Saya juga menjual Sapi jenis Brahman dan Limousin di Kilo 8 Tanah Grogot, namun belum ada yang beli. Saya jual dengan harga Rp 40 juta, paling murahnya itu Rp 30 juta," urainya.