Idul Adha
Jelang Idul Adha 1443 H, Intip Niat dan Keutamaan Puasa Arafah, Begini Penjelasan Ustadz Adi Hidayat
Jelang Idul Adha, intip niat dan keutamaan puasa Arafah. Begini penjelasan Ustadz Adi Hidayat.
TRIBUNKALTIM.CO - Pemerintah telah menetapkan perayaan Hari Raya Idul Adha 2022/1443 H jatuh pada hari Minggu (10/7/2022).
Oleh karena itu, menjelang Idul Adha 2022/1443 H, umat Muslim dianjurkan untuk menjalankan puasa sunnah paling utama di bulan Dzulhijjah ini, puasa Arafah.
Bagaimana niat dan keutamaan dari puasa Arafah itu? Begini penjelasan Ustadz Adi Hidayat.
Baca juga: Puasa Jelang Idul Adha 2022: Niat Puasa Arafah dan Tarwiyah, Kapan Waktu Pelaksanaannya?
Keutamaan Puasa Arafah
Dalam tausiahnya, Ustadz Adi Hidayat mengungkapkan bahwa tanggal 9 Dzulhijjah merupakan hari yang memiliki keistimewaan.
Oleh karena itu, Nabi Muhammad saw. sangat menganjurkan kepada umat Muslim untuk melakukan puasa.
Baca juga: Puasa Jelang Idul Adha 2022: Niat Puasa Arafah dan Tarwiyah, Kapan Waktu Pelaksanaannya?
Ustadz Adi Hidayat menegaskan keutamaan puasa Arafah berdasarkan riwayat Nabi Muhammad saw,"Sungguh puasa yang ditunaikan di hari yang bertepatan dengan momentum Arafah.
Aku berharap pahalanya di sisi Allah SWT. bisa menggugurkan dosa-dosa satu tahun berlalu.
Dan menjaga dari perbuatan dosa setahun yang akan datang," ungkap Ustadz Adi Hidayat.
Hal itu diperjelas bahwa tanggal 9 Dzulhijjah merupakan momentum Arafah di saat jamaah haji menunaikan prosesi wukuf sebagai rangkaian puncak haji yang ditunaikan dan menjadi inti dari penunaian ibadah haji.
Oleh karenanya, Nabi Muhammad saw. sangat menganjurkan kepada umat Muslim untuk melakukan shiyam (puasa).
Karena pahalanya bisa menghapus dosa setahun berlalu dan bisa menjaga dari perbuatan dosa setahun yang akan datang.
Sehingga, dalam konteks penunaian ibadah puasa Arafah ini, umat Muslim tidak sekedar diminta untuk puasa secara fisik.
Tetapi lebih dari itu, karena puasa Arafah ini bisa menggugurkan dosa setahun berlalu karena itu alangkah lebih baik jika puasa ini diiringi dengan evaluasi dari kesalahan-kesalahan yang pernah kita perbuat.
Jadi seperti orang melakukan wukuf di mana orang-orang mengevaluasi dan berkontemplasi, melakukan perenungan tentang dosa yang pernah dilakukannya.