Gubernur Jateng Ganjar Pranowo Turunkan Kemiskinan Melalui Program Jogo Tonggo
Jateng berhasil membuat terobosan dalam penanganan kemiskinan yang sempat melonjak akibat pandemi
TRIBUNKALTIM.CO,SEMARANG- Jawa Tengah menjadi provinsi penyumbang penurunan angka kemiskinan tertinggi nasional.
Dari 432,5 ribu penurunan angka kemiskinan nasional pada Maret 2022, Jateng menyumbangkan angka penurunan sebesar 102,57 ribu.
Pengamat sosial Universitas Gadjah Mada (UGM) Arie Sujito mengapresiasi prestasi Jateng itu.
Menurutnya, Jateng berhasil membuat terobosan dalam penanganan kemiskinan yang sempat melonjak akibat pandemi.
"Ini satu lompatan yang cukup besar, karena kelesuan akibat pandemi yang berdampak pada semua aspek termasuk kemiskinan, Jateng berhasil membuat terobosan dan berhasil menurunkan angka kemiskinan tertinggi dalam waktu yang cepat," katanya.
Baca juga: Dominasi Pilihan Publik Sebagai Tokoh Top of Mind, Anies dan Ganjar Disebut Layak Jadi Presiden
Baca juga: Ridwan Kamil Cawapres, bisa Jadi Kunci Kemenangan di Pilpres 2024, Survei: Prabowo-RK dan Ganjar-RK
Baca juga: Survei Pilpres 2024 Charta Politika, Ganjar Perkasa di Jateng & Jatim, KO di Jabar
Arie mengatakan, ada satu kata kunci yang membuat Jateng berhasil mengurangi angka kemiskinan dengan cepat pasca pandemi. Kata kunci itu tak lain adalah gotong royong.
"Gotong royong dan partisipasi sosial masyarakat yang diwujudkan di Jateng inilah yang menjadi kunci.
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo berhasil membangun sebuah kesadaran komunitas dan solidaritas untuk saling menguatkan dan bergotong royong. Ganjar berhasil menghubungkan pendekatan teknokrasi dengan pendekatan sosial dan kultural masyarakat," jelasnya.
Langkah itu ia lihat saat pandemi berlangsung. Saat itu, Ganjar membuat program bernama Jogo Tonggo.
Program yang dibuat untuk saling membantu antar tetangga yang terdampak pandemi.
"Tidak hanya masyarakat kecil, Ganjar juga mampu melibatkan pihak swasta yang selama ini memiliki CSR. Ganjar berhasil menghubungkan antara agenda strategis daerah dengan pelibatan CSR pihak swasta.
Dan dampaknya positif, buktinya Jateng menyumbang penurunan angka kemiskinan tertinggi nasional saat ini," terangnya.
Cara penanggulangan kemiskinan ala Jateng dengan konsep gotong royong ini lanjut Arie harus dicontoh.
Sebab, cara itu sudah terbukti berhasil menjadi terobosan baru dengan pengurangan angka kemiskinan tertinggi nasional.
"Dalam waktu singkat, Jateng berhasil mengatasi persoalan yang sangat krusial itu. Ini mestinya bisa menjadi inspirasi daerah lain, bahwa kemiskinan itu tidak semata-mata tanggung jawab pemerintah, tapi mengajak masyarakat maupun pihak swasta menjadi problem solver," pungkasnya.
Sementara itu, Plt Kepala Bappeda Jateng, Agung Tejo Prabowo membenarkan bahwa capaian penurunan angka kemiskinan tertinggi yang diraih Jateng tidak terlepas dari konsep gotong royong.
"Kami sadar bahwa kalau hanya mengandalkan pemerintah saja, pasti tidak akan sanggup. Untuk itu kami menggandeng swasta, filantropi, Baznas Jateng dan segenap elemen masyarakat untuk bergotong royong," katanya.
Agung menerangkan, konsep gotong royong itu berjalan sangat baik di Jateng selama ini.
Misalnya saat pandemi, banyak bantuan untuk pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat diberikan.
Seperti membangun rumah tidak layak huni, jamban, listrik dan sebagainya dengan konsep gotong royong bersama elemen masyarakat itu.
Baca juga: Survei Elektabilitas Terbaru Menuju Pilpres 2024, Ganjar, Prabowo dan Anies Baswedan
Selain itu, upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi juga dilakukan. Selain sektor besar seperti investasi, sektor ekonomi kecil seperti UMKM juga terus didorong. Dan UMKM ini memberikan dampak besar dalam pertumbuhan ekonomi di Jateng.
Disinggung alasan banyaknya perusahaan yang mau terlibat dalam pengentasan kemiskinan, Agung mengatakan hal itu tidak terlepas dari dampak integritas yang selalu ditekankan Ganjar.
Slogan 'Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi' ternyata menjadi magnet para investor dan perusahaan besar membantu program penanggulangan kemiskinan di Jateng.
"Mereka mau terlibat karena melihat apa yang kita lakukan ini sesuatu yang benar. Mboten Korupsi dan Mboten Ngapusi benar-benar berjalan dan mereka semakin merasakan manfaat itu. Mereka jadi semakin percaya dan mau terlibat dalam menyukseskan program Jateng," ucapnya.
Penurunan angka kemiskinan dengan gotong royong ini lanjut Agung akan menjadi patron. Menurutnya, saat ini Jateng sudah berjalan pada koridor yang benar.
"Tentu tidak boleh cepat puas, karena tantangan ke depan semakin berat termasuk situasi geopolitik global. Tapi dengan keberhasilan konsep ini, kita berharap akhir tahun ini kemiskinan di Jateng bisa turun di angka 9-10 persen," pungkasnya. (*)
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel