Berita Nasional Terkini
Bahas Presidential Threshold di Karni Ilyas Club, Irma Nasdem: MK Akan Bergeming Jika Parpol Diskusi
Irma Suryani Chaniago menyatakan presidential threshold bisa diturunkan asalkan seluruh partai politik duduk bersama mendiskusikan perihal ini
TRIBUNKALTIM.CO - Politisi Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Irma Suryani Chaniago menyatakan presidential threshold bisa diturunkan asalkan seluruh partai politik duduk bersama mendiskusikan perihal ini.
Hal ini ia ungkapkan saat menjadi bintang tamu di acara Karni Ilyas Club.
Seperti yang diketahui, presidential threshold 20 persen yang merupakan salah satu syarat dalam mengajukan calon presiden belakangan menjadi sorotan.
Meskipun tidak mendukung tentang penghapusan presidential threshold 20 persen, Irma Suryani Chaniago menyatakan sangat mendukung jika angka yang sudah ditetapkan bisa diturunkan menjadi 15 persen.
"Karena semua merasa bisa, semua merasa bisa dan merasa dirinya pantes gitu. Nah, ini yang emang kita juga garis bawahi. Nah, maka saya, kami di Nasdem juga, ok lah nggak sudah nol persen, nggak usah 20 persen, 15 persen lah ok," ucap Irma Suryani Chaniago dikutip dari kanal YouTube Karni Ilyas Club, Selasa (19/7/2022).
Baca juga: Di Karni Ilyas Club, Irma Suryani Beber Akibat Jika Presidential Threshold 20 Persen Dihapuskan
Lebih lanjut, dengan angka 15 persen, Irma Suryani menyatakan jika simulasi calon presiden dan calon wakil presiden sudah bisa terdiri dari empat pasangan pada Pilpres 2024 mendatang.
Di mana tanpa harus mengikuti presidential threshold yang ada saat ini ataupun dihapuskan menjadi nol.
Karenanya, ia menghimbau kalau hal ini bisa didiskusikan antar sesama partai politik, angka presidential threshold yang jadi perdebatan bisa diturunkan.
"Kalau misalnya seluruh partai politik itu bisa duduk bersama untuk membicarakan ini gitu ya, demi kepentingan bangsa dan negara, saya kira MK juga pasti akan bergeming," ujar Irma Suryani Chaniago.
"Tapi memang karena sekarang ini tarik menariknya sedemikian besar, banyak partai-partai besar yang memang kemudian merasa dirinya sudah sangat besar dan nggak mau kenyamanannya terganggu, nggak mau gotong royong," lanjut Irma Suryani Chaniago.
Baca juga: Zelensky Titip Pesan untuk Putin Via Jokowi, Karni Ilyas: Pemimpin Rusia Sulit Tergoyahkan Bujukan
Kendati demikian, meskipun menuai pro dan kontra dikalangan masyarakat, pengahapusan presidential threshold 20 persen tidaklah tepat.
Apalagi menurutnya, banyak orang di Indonesia yang tidak tahu diri karena merasa mampu menjadi Presiden Republik Indonesia.
"Orang Indonesia menurut saya mohon maaf ya, banyak yang nggak tahu diri, merasa bisa jadi presiden. Akhirnya apa? Kalau presidential threshold itu tidak ada angkanya atau nol persen, itu setiap orang mau jadi presiden," beber Irma Suryani Chaniago.
"Setiap orang merasa bisa jadi presiden, padahal kita tahu bahwa untuk bisa menjadi calon presiden itu kan ada protokoler, ada hak protokoler di sana," tambah Irma Suryani Chaniago.
Untuk itu, Irma Suryani Chaniago berpendapat kalau harus berapa banyak hak protokoler yang disediakan negara untuk mereka yang tertarik mencalonkan diri sebagai calon presiden dan calon wakil presiden.