Berita Internasional Terkini

Putin Dapat Pukulan Telak! Kejadian Misterius Tewaskan Pasukan yang Duduki Pembangkit Listrik Nuklir

Disebut jadi pukulan telak buat Putin, pasukan Rusia yang duduki pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa tewas  dan terluka.

Editor: Doan Pardede
Kolase Tribunkaltim.co
(ilustrasi) Vladimir Putin 

TRIBUNKALTIM.CO - Disebut jadi pukulan telak buat Putin, pasukan Rusia yang duduki pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa tewas  dan terluka.

Pasukan Rusia menyerbu wilayah Ukraina sejak 24 Februari 2022, 

Sejak itu sampai hari ini, Rabu (20/7/2022), pasukan Rusia masih menduduki beberapa wilayah dan tempat penting di Ukraina.

Salah satu tempat yang diduduki pasukan Rusia adalah pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia.

Baca juga: ALASAN Vladimir Putin Ancam Kurangi Pasokan Gas Rusia Saat di Iran, Barat & Uni Eropa Langsung Panik

Pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia terletak di Enerhidar, Ukraina.

Dan ini merupakan pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa dan terbesar ketiga di dunia.

Namun dikabarkan beberapa pasukan Rusia secara misterius tewas dan terluka di dalam pabrik ini.

Apa penyebabnya?

Dilansir dari express.co.uk pada Rabu (20/7/2022), peristiwa tewas dan terlukanya pasukan Rusia di dalam pabrik ini masih disebut sebagai "insiden yang tidak dapat dijelaskan".

Yang jelas terlihat tentara sangat takut sehingga mereka berlarian dengan panik.

Sementara segelintir lainnya sekarang masih dalam perawatan intensif.

Hal itu disampaikan oleh Dmytro Orlov, walikota Enerhodar di mana pembangkit listrik itu berada.

Keadaan di balik insiden massal itu membingungkan.

Padahal anak buah Vladimir Putin telah menggunakan lokasi tersebut untuk menyimpan beberapa senjata, termasuk sistem rudal.

Walikota Orlov mengatakan sembilan tentara telah dilarikan ke rumah sakit setempat dengan tingkat keparahan yang berbeda.

Dia juga mengkonfirmasi "beberapa telah meninggal" tetapi tidak akan menjelaskan lebih lanjut tentang detail itu.

Baca juga: Hukum Rimba Perang Rusia vs Ukraina, Iran Siap Jadi Kuda Besi Putin, NATO Setia Dampingi Ukraina

"Salah satu dari mereka dibawa dalam kondisi serius dan telah dirawat intensif," ungkap Walikota Orlov seperti dilansir Intisari.grid.id.

"Beberapa telah meninggal tetapi kami tidak dapat menyebutkan jumlah pastinya saat ini."

Pada hari Jumat, Petro Kotin, kepala badan nuklir Ukraina Energoatom, telah memperingatkan situasi di dalam pembangkit listrik tenaga nuklir telah berubah "sangat tegang".

Ini karena sekitar 500 tentara Rusia mengendalikannya.

"Pasukan Rusia membawa mesin mereka ke sana, termasuk sistem rudal, dari mana mereka telah menembaki sisi lain sungai Dnipro dan wilayah Nikopol," jelas Petro Kotin.

"Mereka secara fisik mengontrol perimeter."

"Mesin berat dan truk penjajah dengan senjata dan bahan peledak tetap berada di wilayah pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia."

Pembangkit listrik, yang menghasilkan sekitar seperlima dari seluruh listrik Ukraina, diambil alih oleh pasukan Rusia pada 4 Maret 2022, kurang dari dua minggu setelah perang dimulai.

Lalu sejak itu pasukan Rusia memperluas pengaruh mereka dan sekarang mengendalikan gedung dan stasiun administrasi.

Meski tidak tahu apa penyebabnya, tetapi kematian misterius di pembangkit listrik tenaga nuklir tidak diragukan lagi akan menimbulkan pukulan lain bagi pasukan Putin yang sedang berjuang di Ukraina.

Sekitar 50.000 tentara Rusia sejauh ini diyakini tewas, terluka atau ditangkap dalam perang Rusia dan Ukraina.

Rumor Kesehatan Putin Kembali Mencuat

Sejumlah rumor telah beredar bahwa Presiden Rusia, Vladimir Putin saat ini sedang mengidap penyakit keras.

Atas rumor itulah, publik masih bertanya-tanya kemungkinan yang akan diambil oleh Rusia jikalau Putin meninggal akibat sakit yang dideritanya itu, siapa yang akan menggantikannya?

Pasalnya saat ini Rusia masih melakukan serangan brutal di sejumlah wilayah Ukraina bahkan baru-baru ini, Rusia menolak untuk melakukan diplomasi dengan Ukraina, Rusia teguh akan terus menyerang Ukraina sampai titik penghabisan.

Rumor bahwa Putin sedang sakit ini kembali mencuat ketika Presiden Rusia ini melakukan kunjungan dan bertemu dengan pejabat Iran.

Dalam pertemuannya itu, terekam kondisi Putin yang terlihat lemas dengan lengan kanannya yang nampak kaku.

Atas desas desus itulah, publik penasaran terhadap langkah apa yang akan diambil oleh Rusia jika Putin meninggal akibat penyakit yang dideritanya.

Sebagaimana dilansir dari newsweek, negara sering memiliki rencana darurat jika pemimpin mereka tiba-tiba tidak dapat melakukan tugas yang diperlukan dan hal itu pun juga berlaku pada Rusia.

Jika Putin mengundurkan diri, meninggal atau diberhentikan dari jabatannya, Konstitusi Rusia menyatakan bahwa perdana menteri akan mengambil alih tugas presiden.

Hal itu diungkapkan oleh Yuri Zhukov, seorang Profesor di University of Michigan. 

Diketahui bahwa Perdana Menteri Rusia saat ini adalah Mikhail Mishustin. 

Pakar Politik Rusia dan Profesor Universitas Syracuse, Brian Taylor memberikan pendapatnya bahwa, "Mishustin akan menjadi jalan yang paling tidak ditentang jika Putin tiba-tiba keluar dari jabatannya," ungkap Brian Taylor dikutip dari newsweek, Rabu (20/7/2022).

Meski Mishustin diprediksi yang akan menggantikan Putin namun belum tentu Mishustin akan disukai oleh kaum elit Rusia.

Bahkan jika Mishustin mengambil alih kursi kepresidenan dalam keadaan darurat, Mishustin mungkin bukan pilihan jangka panjang.

Dan dalam artikel The Washington Post menuliskan bahwa Nikolai Patrushev, Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, memiliki pengaruh besar di Kremlin.

Dan pada akhirnya Nikolai Patrushev bisa menggantikan posisi Putin

Yuri Zhukov juga memberikan pendapat lainnya.

"Kremlin memiliki banyak menara, artinya ada banyak klan saingan yang memperebutkan kekuasaan. Di urutan teratas adalah klan elit dari Dinas Keamanan seperti Patrushev, dan orang lain dengan latar belakang KGB/FSB , seperti Sergey Naryshkin dan Igor Sechin,

"Ada juga klan mantan rekan Putin dari Sankt Peterburg, seperti Medvedev dan Dmitry Kozak, yang umumnya berlatar belakang hukum," ungkap Yuri Zhukov.

(TribunKaltim.co/Hartina Mahardhika)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

 

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved