Berita Balikpapan Terkini
Cerita Satu Prajurit Kodam VI/Mulawarman Ikuti Super Garuda Shield 2022, Harus Kursus Bahasa Inggris
Tergabung dalam barisan prajurit yang diterjunkan dalam agenda latihan Super Garuda Shield 2022 rupanya merupakan kesempatan langka
Penulis: Mohammad Zein Rahmatullah | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO,BALIKPAPAN- Tergabung dalam barisan prajurit yang diterjunkan dalam agenda latihan Super Garuda Shield 2022 rupanya merupakan kesempatan langka.
Diketahui, tidak semua prajurit dapat ikut turun ke medan latihan tempur bersama prajurit dari sejumlah negara sahabat.
Seperti pada kesempatan tahun ini, TNI mengirimkan 3.455 personel dari semua angkatan.
Rincinya 1.995 prajurit dari Angkatan Darat, 705 prajurit dari Angkatan Laut, dan 756 prajurit dari Angkatan Udara.
Sementara perwakilan dari Kodam VI/Mulawarman menerjunkan Batalyon 623/Bhakti Wira Utama Banjarmasin, Kalsel yang dikirim sebanyak 306 prajurit untuk berlatih di Daerah Latihan Amborawang.
Baca juga: Super Garuda Shield 2022 Gelar Sport and Culture Day di Pantai Lamaru Balikpapan
Baca juga: Panglima TNI Tinjau Pelaksanaan Super Garuda Shield 2022 di Markas Yonif Raider 600/Modang
Baca juga: Jadwal 13 Negara Latihan Perang Super Garuda Shield 2022, Indonesia dan Amerika di Kaltim
Dari ratusan prajurit Batalyon 623/Bhakti Wira Utama tersebut, salah satunya yang terpilih adalah Sersan Satu Muhamad Arwin.
Pria yang menjabat sebagai Babinsa Kesejahteraan Kompi Markas di Batalyon 623 ini mengaku sangat senang bisa terpilih untuk mengikuti agenda tahunan ini.
Disamping mengangkat nama batalyonnya, Arwin menilai bahwa kesempatan ini belum tentu akan dirasakan oleh semua prajurit mengingat lawannya merupakan prajurit asing.
"Kami sadar tidak semua tentara punya kesempatan ikut latihan ini, makanya kami mengupayakan yang terbaik," ucapnya, Minggu (14/8/2022), di Balikpapan.
Ia berujar, dirinya dipilih untuk mengikuti latihan ini sudah diketahuinya sejak 7 bulan sebelum Super Garuda Shield 2022 ini dimulai.
Maka daripada itu, ia bersama ratusan prajurit lain lantas mulai melaksanakan latihan secara intens.
Latihan ini kian masif ketika memasuki tiga bulan sebelumnya.
"Makanya kami setelahnya latihan intens lebih lagi, seperti bahasa dan lainnya, 2-3 bulan sebelum berangkat kesini," ungkap Arwin lagi.
Paling unik ketika harus berlatih bahasa. Arwin mengamini bahwa tidak sedikit prajurit yang minim penguasaan bahasa asing, terkhusus bahasa inggris.
Bahkan untuk mempersiapkannya, disamping berlatih fisik, ia bersama prajurit lain mengikuti kursus bahasa asing dalam kurun waktu dua bulan sebelum diterjunkan.