Berita Nasional Terkini

Lengkap Cerita Awal Mula Kasus Brigadir J, Alasan dan Motif Pembunuhan Versi Kamaruddin Simanjuntak

Ini cerita awal mula kasus Brigadir J dan motif pembunuhan Brigadir Joshua versi Kamaruddin Simanjuntak, hingga Misteri sarung tangan Ferdy Sambo.

Penulis: Doan Pardede | Editor: Heriani AM
Istimewa via Tribunnews.com
Bharada E (Lingkaran Merah Kiri), Brigadir RR (Lingkaran Merah Kanan), keduanya ditetapkan sebagai tersangka kasus tewasnya Brigadir J. ini cerita awal mula kasus Brigadir J dan motif pembunuhan Brigadir Joshua versi Kamaruddin Simanjuntak, hingga Misteri sarung tangan Ferdy Sambo. 

TRIBUNKALTIM.CO - inilah cerita awal mula kasus Brigadir J dan motif pembunuhan Brigadir Joshua versi Kamaruddin Simanjuntak, hingga Misteri sarung tangan Ferdy Sambo.

Seperti apa cerita awal mula kasus Brigadir J dan motif pembunuhan Brigadir Joshua versi Kamaruddin Simanjuntak masih menjadi sorotan. 

Terbaru. Irjen Ferdy Sambo membuat pengakuan terbaru seputar kronologi, motif pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J.

Dari pengakuan Irjen Ferdy Sambo, terkuak kronologi, motif pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J, pemicunya ternyata terjadi di Magelang dan bukan di Jakarta.

Baca juga: Brigadir J di Taman Lalu Dipanggil Ferdy Sambo, Terkuak Kronologi Kasus Brigadir Joshua Tewas

Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri mengungkapkan motif pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J oleh Irjen Ferdy Sambo.

Dalam keterangannya, Sambo mengaku marah akibat tindakan Brigadir J yang melukai harkat dan martabat keluarganya.

Keterangan tersebut disampaikan Sambo saat proses berita acara pemeriksaan (BAP) di Mako Brimob pada Kamis, 11 Agustus 2022.

"Itu pengakuan tersangka di BAP," ujar Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri, Brigjen Andi Rian Djajadi di Mako Brimob, Depok, Jawa Barat, dikutip dari Kompas.com (11/8/2022).

Perbuatan disebut dilakukan di Magelang Pengakuan Sambo, dirinya marah dan emosi saat mendapat laporan dari sang istri, Putri Candrawathi terkait perbuatan yang dilakukan Brigadir J.

Perbuatan tersebut, menurut Sambo dilakukan saat Putri dan Brigadir J tengah berada di Magelang, Jawa Tengah.

Bharada E (Lingkaran Merah Kiri), Brigadir RR (Lingkaran Merah Kanan), keduanya ditetapkan sebagai tersangka kasus tewasnya Brigadir J. Berikut ini peran dari tersangka dalam kasus tewasnya Brigadir J di rumah Ferdy Sambo pada 8 Juli 2022 lalu.
Bharada E (Lingkaran Merah Kiri), Brigadir RR (Lingkaran Merah Kanan), keduanya ditetapkan sebagai tersangka kasus tewasnya Brigadir J. inilah cerita awal mula kasus Brigadir J dan motif pembunuhan Brigadir Joshua versi Kamaruddin Simanjuntak, hingga Misteri sarung tangan Ferdy Sambo.(Istimewa via Tribunnews.com)

Berangkat dari perbuatan yang disebut telah melukai harkat dan martabat keluarganya tersebut, Sambo pun mengajak anak buahnya untuk merencanakan pembunuhan terhadap Brigadir J.

"Oleh karena itu, kemudian tersangka FS (Ferdy Sambo) memanggil tersangka RR (Ricky Rizal) dan tersangka RE (Richard Eliezer) untuk melakukan pembunuhan, untuk merencanakan pembunuhan terhadap almarhum Yosua," terang Andi.

Baca juga: Biografi dan Umur Putri Candrawathi Istri Ferdy Sambo, Terancam Pidana Usai Buat Laporan Bohong

Hanya pengakuan tersangka

Meski demikian, motif pembunuhan tersebut baru sekadar pengakuan Sambo saat menjalani pemeriksaan sebagai tersangka untuk pertama kalinya di Mako Brimob.

"Pengakuan tersangka kan kita tahu semua ya. Syukur ini tersangka bunyi, ngomong," ujar Andi. Namun demikian, menurut Andi, seandainya Sambo tak mengaku pun bukan suatu masalah.

"Kita sudah punya alat bukti untuk memberikan sangkaan terhadap yang bersangkutan dan siap untuk kita bawa ke pengadilan," tuturnya.

Di sisi lain, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menekankan, pengakuan tersangka akan diungkap kebenarannya saat di meja hijau.

"Secara spesifik ini hasil pemeriksaan dari tersangka FS. Untuk nanti menjadi jelas tentunya nanti dalam persidangan akan dibuka semuanya," ujar Dedi di Mako Brimob, Kamis (11/8/2022).

Adapun, pemeriksaan mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri ini berlangsung selama 7 jam, mulai pukul 11.00 WIB sampai 18.00 WIB.

Perintahkan Bharada E untuk eksekusi

Sebelumnya, Bareskrim Polri telah menetapkan empat tersangka dalam kasus pembunuhan Brigadir J.

Pengakuan salah satu tersangka, Bharada E (Richard Eliezer), ia menembakkan peluru ke tubuh Brigadir J atas perintah sang atasan, Sambo.

Bharada E yang takut dan diancam akan ditembak pun memenuhi perintah Sambo.

'Saya menjalankan perintah atasan, tapi saya juga takut,' kata dia gitu kan," kata kuasa hukum Bharada E, Deolipa Yumara, seperti diberitakan Kompas.com (11/8/2022).

Baca juga: Terjawab Kenapa Brigadir Joshua Dibunuh Versi Kamarudin Simanjuntak dan Kata Kapolri soal Tersangka

"'Tapi, karena ketakutan juga kalau enggak saya menembak, saya ditembak,' kan gitu. Sama yang nyuruh nembak kan," imbuh dia.

Penembakan terhadap Brigadir J sendiri terjadi di rumah dinas Sambo, di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan, pada 8 Juli 2022 silam.

Peristiwa tersebut terjadi tak lama setelah rombongan Putri Candrawathi dan para ajudan tiba setelah melakukan perjalanan darat dari Magelang.

Cerita Awal Mula Kasus Brigadir J dan Motif Pembunuhan Versi Kamaruddin Simanjuntak

Sementara, Kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak menilai polisi sebenarnya sudah mengetahui motif pembunuhan Brigadir J tersebut.

"Ya kalau (Irjen Ferdy Sambo) sudah jadi tersangka tentu motifnya sudah dimiliki oleh penyidik," kata Kamaruddin Simanjuntak, Selasa (9/8/2022).

Kamaruddin Simanjuntak mengaku dirinya telah mengetahui motif pembunuhan itu.

"Motifnya saya sudah tahu, tetapi itu biar jadi kerjaan penyidik," ujar Kamaruddin.

Ia mengatakan Brigadir J dibunuh karena diduga membocorkan informasi suatu kejahatan (kenakalan) terhadap sang nyonya, Putri Candrawathi.

"Almarhum Yosua ini orang baik. Jadi, dalam tanda petik dia membocorkan informasi tentang dugaan kejahatan. Makanya dia sempat bilang, kalau sampai (informasi itu) naik ke atas dia akan dibunuh," pungkas Kamaruddin seperti dilansir di Tribun-Medan.com dengan judul TERUNGKAP Brigadir J Dibunuh karena Bocorkan Informasi Dugaan Kejahatan Terhadap Putri Candrawathi

Sayangnya, Kamaruddin tidak menjelaskan secara detail soal informasi tentang kejahatan naik ke atas tersebut.

Namun, ia yakin bahwa Brigadir J dibunuh bukan karena dugaan pelecehan seksual terhadap Putri.

Misteri Sarung Tangan Ferdy Sambo

Kisah mencekam pembunuhan Brigadir J akhirnya pelan-pelan terungkap. Brigadir J sempat berlutut di depan Ferdy Sambo.

Kejadian itu diungkapkan mantan pengacara Bharada E, Deolipa Yumara.

Ia mengungkapkan Bharada E yang menembak Brigadir J atas intruksi Ferdy Sambo.

Kasus tewasnya Brigadir J dikediaman Ferdy Sambo perlahan menemui titik terang.

Titik terang kasus tewasnya Brigadir J itu tak terlepas dari desakan publik agar keadilan menemui jalan benarnya.

Kini, Ferdy Sambo resmi menjadi tersangka karena dinilai menjadi otak pembunuhan teehadap Brigadir J.

Belakangan, kisah kekejaman Ferdy Sambo yang menyebabkan Brigadir J muncul kepermukaan.

Hal itu diungkapkan mantan kuasa hukum Bharada E, Deolipa Yumara.

Bharada E sempat menceritakan saat itu mereka sedang berada di rumah Dinas Jalan Saguling, Duren Tiga Barat, Pancoran, Jakarta Selatan.

Mulanya, Brigadir J diminta untuk naik ke lantai atas, namun dia menolak.

Tapi karena perintah itu datang dari Ferdy Sambo, akhirnya Brigadir J menurut.

Kala itu, Bharada E juga naik ke lantai atas, dia menyaksikan Brigadir J yang sudah berlutut di depan Ferdy Sambo yang sedang memegang pistol sambil memakai sarung tangan.

“Di atas itu sudah ada kejadian, si Yoshua berlutut di depan Sambo. Kalau menurut keterangan Richard, kan Richard pegang pistol. Sambo juga pegang pistol. Tapi Sambo pakai sarung tangan. Biasa kan, namanya mafia kan, suka pakai sarung tangan,” kata Deolipa Yumara.

Situasi menjadi panas ketika Irjen Ferdy Sambo memberikan perintah kepada Bharada E untuk menembak rekannya.

Perintah itu tak dapat ditolak oleh Bharada E, maka terjadilah penembakan terhadap Brigadir J.

“Dalam posisi itu, ada perintah dari Sambo untuk si Richard, ‘woy sekarang woy.. tembak, tembak woy. Ya namanya perintah kan Richard ketakutan," papar Deolipa.

"Karena kalau Richard nggak nembak, mungkin dia ditembak. Karena sama-sama pegang pistol kan. Akhirnya atas perintah, Richard langsung tembaklah, ‘dor.. dor.. dor..’,” kata Deolipa, menirukan ucapan yang disampaikan Bharada E seperti dilansir BangkaPos.com di artikel berjudul Kisah Mencekam Detik-detik Brigadir J Tewas, Berlutut di depan Ferdy Sambo yang Pakai Sarung Tangan.(*)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved