Wawancara Eksklusif
EKSKLUSIF - Berkah Adanya IKN di Kaltim, Kadis Kominfo Faisal: Di Tengah Hutan Pun Sudah 5G
Kadis Kominfo Kaltim optimis percepatan transformasi IKN, kota-kota di Kaltim pun harus siap menjelma menjadi smart city.
Penulis: Ary Nindita Intan R S | Editor: Adhinata Kusuma
TRIBUNKALTIM.CO - Sebagai wilayah penyangga Ibu Kota Negara (IKN), provinsi Kalimantan Timur tentu harus bersiap-siap.
Salah satunya adalah menjadikan wilayahnya menjadi smart city. Bagaimana kemudian Kaltim bertransformasi diri?
Kepala Dinas (Kadis) Kominfo Provinsi Kaltim, H.M Faisal hadir secara eksklusif dalam bincang-bincang di VIP Room Tribun Kaltim, untuk membedah kesiapan smart city.
“Masyarakat bersabar saja, kita tunggu saja setahun ini. Tapi kalau melihat progress, pengerjaan fisiknya saya optimis percepatan transformasi IKN bisa kita lakukan. Nah ketika fundamental infrastruktur ini selesai, barulah kita bicara smart city,” kata Faisal saat berbincang dalam Tribun Kaltim VIP Room fi channel Youtube Tribun Kaltim Official pada 27 Juli 2022 lalu.
Langkah-langkah apa saja yang disiapkan Diskominfo memenuhi infrastruktur dasar smart city, berikut petikan wawancara bersama H M Faisal.
Bagaimana melihat dampak positif keberadaan IKN?
Adanya IKN ini adalah suatu keberkahan. Sebelum ada IKN, kita sempat mengajukan 4G, baru dipenuhi Balikpapan saja, Samarinda sabar dulu.
Sekarang adanya IKN, Presiden RI jadi sering berkunjung ke IKN, di tengah hutan pun sudah 4G, 5G. Jadi ini merupakan suatu keberkahan.
Baca juga: Kementerian PUPR Dapat Anggaran Rp 20,8 T di 2023 untuk Bangun Infrastruktur IKN Nusantara Kaltim
Baca juga: Rute Balikpapan-IKN Nusantara via Tol Memakan Waktu 40 Menit, Basuki Beber Sekarang Sudah Tender
Kemudian yang menarik lagi di IKN ini, Pak Johnny G Plate (Menkominfo) sudah mengeluarkan statement untuk bebas blank spot di 2024.
Kalau dulu 2G tidak bisa disebut blankspot, sekarang Kemenkominfo beranggapan jika tidak bisa 3G, 4G itu dia masih sebut blankspot. Ya ini keren.
Masyarakat bersabar saja, kita tunggu saja setahun ini. Tapi kalau melihat progres, pengerjaan fisiknya saya optimis percepatan transformasi IKN bisa kita lakukan. Nah ketika fundamental infrastruktur ini selesai, barulah kita bicara smart city.
Smart city pun, harus kita samakan persepsi, saya juga sudah bicara kepada kawan-kawan di kabupaten kota.
Ketika kita bicara digitalisasi, jangan sampai, istilah kita itu SPBE (Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik), nah kebanyakan kita hanya bicara BE nya saja.
Semua mau mengelektronikkan, kalau ada Pentium 20 dibeli itu. Yang penting digital, padahal gunanya hanya untuk mengetik saja, yang harusnya pentium 3 atau 4 saja cukup.
Ketika semua bicara BE, semua bicara aplikasi, efisiensi, ego sektoral terlalu tinggi, jadinya jadi salah kaprah ini smart city nantinya.