Wawancara Eksklusif
EKSKLUSIF - Partai Gelora di Pemilu 2024, Mulhadi Ismail: Bukan jadi Penjahat Dulu agar bisa Populer
Partai Gelora menawarkan cara baru berpolitik dan membidik bisa menembus bursa Pilkada Balikpapan.
Penulis: Ardiana | Editor: Adhinata Kusuma
Bisa saja akademisi atau apapun itu. Tapi ini diisi dulu. Karena terlalu membuang waktu kalau kita hanya ingin membuat-buat isu yang pada akhirnya akan memecah belah.
Janji apa yang ingin diberikan agar masyarakat Kaltim memilih Partai Gelora?
Kalau itu, nanti aja. Karena kita ini tahapannya belum kampanye. Masih banyak yang bisa terjadi.
Nanti kita hari ini bikin janji mau atasi banjir, nanti tiba-tiba ada hal yang lebih penting daripada banjir. Kan repot juga.
Kalau kita berpikir secara monoton, nanti dikatakan kalau sudah ini, ada janji dong. Kan gak harus juga berjanji kan?
Jadi Gelora mau membuat politik tanpa harus berjanji?
Makanya di dalam realita politik kita ini kan banyak sesuatu yang secara tidak sadar dalam bawah sadar kita itu harus ada, padahal gak harus ada. Sekarang ini masih ada terpolarisasi, 01, 02. Kan gak harus ada.
Termasuk juga ‘janji; yang ditawarkan. Apa itu sebuah syarat? Apa partai politik harus punya janji? Caleg harus punya janji?
Maka sekarang kita butuh gak itu. Jadi ngapain berjanji gitu. Meskipun masih terjadi, tapi harapannya gak begitu.
Artinya kita bisa mengajak untuk lebih banyak berpikirlah sama-sama untuk keluar dari semua persoalan yang ada.
Jadi Gelora menawarkan cara baru berpolitik?
Ya. Termasuk juga yang kita harapkan itu yang ingin kita pecah adalah adanya kutub kanan jauh, tengah, kiri gitu. Pokoknya bebas aja.
Nanti ada yang nasionalis, ada yang sosialis. Kanan, tengah, kiri. Inikan gak urgent.
Jadi kita jadikan partai politik ini sebuah sarana yang mengeluarkan gagasan. Cara kita berbangsa bernegara ini salah satu wadahnya ini ya partai politik.
Jadi ini yang masuk dalam gelombang ketiga tadi. Jadi bagaimana menciptakan manusia dengan karakter baru. Karena kalau karakternya masih lama ya gak berubah-rubah.