Wawancara Eksklusif
EKSKLUSIF - Partai Gelora di Pemilu 2024, Mulhadi Ismail: Bukan jadi Penjahat Dulu agar bisa Populer
Partai Gelora menawarkan cara baru berpolitik dan membidik bisa menembus bursa Pilkada Balikpapan.
Penulis: Ardiana | Editor: Adhinata Kusuma
Berapa target kursi yang ingin diraih Gelora?
Kita targetkan 9 kursi. Sekalian. Namanya kan target. Meskipun nanti orang bisa mengukur partai baru kok gini.
Yakan ditanya target. Jadi kalau target kan kita bikin peta. Kita mau ngapain, yang dicapai seperti apa, baru kita menentukan caranya.
Sembilan kursi atau setara dengan 20 persen perolehan suara, ini menjadi tiket kalau kita maju di Pilwali atau Pilgub.
Kita penting kan membuat target ini. Karena kita sudah perhitungkan kesiapannya.
Relevan apa gak? Sewaktu saya di partai sebelumnya, pas dilantik kita sebagai pimpinan baru partai ini, apa yang relevan dengan tujuan kita dengan menjadi ketua. Kita ngumpul, 3 atau 4 orang waktu itu.
Udah yang paling relevan waktu itu yan kursi. Entah nanti gimana caranya dapat kursi itu, nanti kita turunkan gitu.
Angka 9 jadi relevan karena kita ingin juga masuk dalam bursa Walikota Balikpapan.
Bagaimana Partai Gelora melepaskan stigma "pecahan PKS"?
Kalau saya sih tidak terlalu penting yah perlu atau tidak melepaskan stigma tertentu. Kita kembalikan ke masing-masing lah yang ada di partai Gelora ini.
Karena bukan cuma yang pernah di PKS, ada juga yang baru. Bebas aja.
Kita tidak ingin juga membangun gap atau dikotomi perbedaan. Biasa aja. Sama aja dengan partai lain. Tidak perlu juga cara khusus membuat perbedaan.
Apakah Gelora juga ingin berpartisipasi di Pilkada Balikpapan?
Pasti. Karena kan jadwalnya beda dengan Pilpres. Kalau Pilpres ini kan sedang diajukan MK.
Kalau di tingkat pilkada ada waktu 6 bulan, otomatis harus (berpartisipasi) karena tidak ada masalah di situ yang penting tiketnya dulu kita perjuangkan.