Berita Internasional Terkini

Amerika Serikat Berada di Ambang Perang dengan Cina dan Rusia, Joe Biden Diprediksi Akan Menang

Saat ini, Amerika Serikat berada di ambang peperangan dengan Cina dan Rusia namun Joe Biden diprediksi akan menang.

orfonline.org
Presiden Amerika Serikat, Cina, dan Rusia. Amerika Serikat berada di ambang peperangan dengan Cina dan Rusia hingga Joe Biden diprediksi akan menang. 

TRIBUNKALTIM.CO - Belum usai konflik memanas antara Rusia dan Ukraina, kali ini perselisihan kembali terjadi antara Amerika Serikat dengan Cina dan Rusia.

Hubungan memanas antara Amerika Serikat dan Rusia memang sudah beredar lama pasalnya Amerika Serikat terus memberi pasokan bantuan militer pada Ukraina tidak cukup sampai di situ saja, Amerika Serikat juga unjuk gigi soal perselisihan antara Cina dan Taiwan.

Hingga Amerika Serikat berada di ambang peperangan dengan Cina dan Rusia dan diprediksi bahwa Joe Biden akan menang.

Baca juga: Rusia Gerah dengan Aksi Amerika Serikat di Ukraina, Ancaman Picu Perang Nuklir

Berita itu muncul ketika konflik di Ukraina memasuki hari ke-167, sementara pada saat yang sama, ancaman konflik yang semakin meningkat muncul ketika Cina melenturkan ototnya atas status Taiwan saat ini. 

Kunjungan baru-baru ini oleh Ketua DPR Amerika Serikat, Nancy Pelosi ke Taiwan menambah bahan bakar ke api.

Dan melihat Beijing merespons dengan latihan tembak-menembak di Selat Taiwan.

Baca juga: Perang Makin Panas! Korea Utara Merapat ke Rusia, Amerika Serikat Terus Sokong Senjata ke Ukraina

Serta memutuskan hubungan dengan Amerika Serikat di sejumlah kesepakatan.

Sebagaimana dilansir dari express, berbicara tentang gagasan bahwa Amerika Serikat dapat menghadapi dua musuh terbesarnya, Dr Robert Farley, seorang profesor keamanan dan diplomasi di Sekolah Patterson sejak 2005 mengatakan.

"Amerika Serikat  telah membayar kemewahan untuk membangun militer yang cukup untuk berperang di baik Asia maupun Eropa, dan umumnya tidak dengan senjata yang sama.

Tidak diragukan lagi ada beberapa tumpang tindih dalam hal kemampuan udara dan aset logistik,

Tetapi kekuatan tempur yang sangat besar dari angkatan bersenjata Amerika Serikat tidak akan terlalu tegang oleh kebutuhan untuk berperang," ungkap Farley dikutip dari express, Selasa (9/8/2022).

Farley menambahkan pernyataannya.

"Singkatnya, Amerika Serikat dapat melawan Rusia dan Cina sekaligus untuk sementara, dan dengan bantuan beberapa teman," ucap Farley.

Meskipun Amerika Serikat telah menjadi kontributor utama senjata dan bantuan keuangan ke Ukraina sejak awal perang.

Washington telah menolak untuk langsung terlibat dalam konflik melalui kekhawatiran terlibat dengan pasukan Rusia dan memicu perang yang lebih luas dalam prosesnya.

Dalam hal Taiwan, Amerika Serikat juga telah memasok pulau itu dengan serangkaian senjata pertahanan, yang menurut beberapa ahli Cina sebenarnya dapat mencapai daratan, sekali lagi, meningkatkan kekhawatiran akan terjadi konflik.

Untuk Amerika Serikat, Dr Farley menegaskan perang hanya bisa dimenangkan dengan bantuan pasukan sekutu.

Farley mengatakan bahwa,"Amerika Serikat dapat mengandalkan lebih sedikit sekutu di Pasifik daripada di Eropa, meskipun di sini, banyak tergantung pada situasi politik.

Jika Prancis dan Inggris melihat diri mereka berperang melawan Poros Otoritarian, masing-masing dapat mengirimkan armada angkatan laut yang efektif ke Pasifik.

Lebih penting lagi, Jepang dan Australia telah mengambil langkah-langkah kritis untuk memperkuat hubungan mereka dengan Amerika Serikat dengan referensi khusus untuk krisis di Taiwan," ucap Farley.

(TribunKaltim.co/Hartina Mahardhika)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved