Berita Paser Terkini

Pengrajin Sagu di Paser Belengkong Paser Bisa Hasilkan Rp 15 Juta per Bulannya

Lain cerita jika berada di Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), sagu bukanlah hal langka sulit dijumpai.

Penulis: Syaifullah Ibrahim | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/SYAIFULLAH IBRAHIM
Ardiansyah saat melakukan pemotongan pohon sagu kemudian digiling proses pembuatan tepung sagu, yang ada di  Kecamatan Pasir Belengkong, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, Jumat (19/8/2022). TRIBUNKALTIM.CO/SYAIFULLAH IBRAHIM 

TRIBUNKALTIM.CO, TANA PASER - Sagu merupakan tepung olahan yang diperoleh dari pemrosesan teras batang rumbia atau pohon sagu, dengan karakteristik fisik mirip dengan tepung tapioka.

Dalam resep makanan, sagu relatif sulit diperoleh maka sering diganti dengan tepung tapioka, Jumat (19/8/2022).

Lain cerita jika berada di Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), sagu bukanlah hal langka yang sulit dijumpai.

Bahan makanan yang kaya akan manfaat tersebut sangat mudah didapati di pasar yang ada di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. 

Baca juga: Apa Itu Keladi Sagu? Program Polri Sehatkan Warga Nduga di Tengah Teror KKB Papua yang Menakutkan

Baca juga: Cara Bikin Bubur Sagu Super Enak, Kuliner Tradisional Sangat Cocok untuk Menu Sarapan Hari ini

Baca juga: Salome, Pentol Sagu Berbalut Sambal Kacang Dibanderol Rp 5.000, Jajanan Hits Favorit Semua Kalangan!

Sampai saat ini, banyak warga berprofesi sebagai pengrajin sagu yang sudah puluhan tahun di geluti, seperti yang dilakukan Ardiansyah warga Kecamatan Pasir Belengkong.

"Untuk mendapatkan pati sagu, ada sejumlah proses yang dilakukan, seperti pemilihan pohon layak tebang berdasarkan ukuran dan usia," terangnya.

sagu digiling untuk dijual
Ardiansyah saat melakukan pemotongan pohon sagu kemudian digiling proses pembuatan tepung sagu, yang ada di  Kecamatan Pasir Belengkong, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, Jumat (19/8/2022).

Biasanya sagu akan mulai dipanen saat berusia 8 hingga 10 tahun dengan tinggi rata-rata 10 sampai 11 meter.

Dalam proses pengambilan batang sagu, juga membutuhkan beberapa proses karena harus ditarik menggunakan perahu dan mengikuti arus sungai untuk kemudian dibawa ke lokasi produksi.

Baca juga: Cara Bikin Bubur Sagu Gula Merah yang Enak, Menu Sarapan Pagi Hari Bersama Keluarga

"Hampir tiap hari kita lakukan penebangan kecuali hari Jumat, dan rata-rata pengambilan itu hanya 2 batang dalam sehari, kemudian kita tarik menggunakan perahu," jelasnya.

Lokasi pengambilan pohon sagu, kata Ardiansyah berada di 3 lokasi, meliputi Desa Tanah Priuk, Suatang dan yang terbanyak di Desa Pasir Belengkong.

"Setelah ditebang, batang sagu dibersihkan dari pelepah daun maupun duri-durinya. Setelah itu dipotong-dipotong dengan ukuran lebih kurang setengah meter," tambahnya.

Kemudian batang sagu dibelah menggunakan kapak menjadi empat hingga lima bagian sebelum dimasukkan ke dalam mesin parut.

Lalu serbuk hasil parutan langsung ditampung di dalam sebuah bak.

Baca juga: Cara Bikin Jongkong Kelapa Sagu Mutiara, Camilan Tradisional ini Pas Disajikan Saat Sore Hari

Dalam 1 batang pohon sagu bisa menghasilkan 2 pikul atau 200 kilogram tepung sagu.

Setelah proses penggilingan kemudian tahapan selanjutnya dikeringkan agar bisa menjadi tepung sagu.

"Proses pengeringan dilakukan dengan cara dijemur di bawah terik matahari," paparnya.

Batang sagu yang sudah diproses juga tidak terbuang sia-sia, karena ampas dari pembuatan sagu juga bisa dimanfaatkan untuk kemudian dijual.

"Sagu yang sudah jadi itu, kita jual dengan harga Rp 3.500 untuk langganan lama, kemudian Rp 4.000 untuk pembeli baru," ujarnya.

"Kemudian untuk ampasnya yang digunakan untuk makanan ayam kita jual Rp 1.500 yang kering, dan Rp 1.000," paparnya.

sagu di paser kaos hijau
Ardiansyah saat melakukan pemotongan pohon sagu kemudian digiling proses pembuatan tepung sagu, yang ada di  Kecamatan Pasir Belengkong, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, Jumat (19/8/2022).

Kini sagu yang dihasilkan dari usaha kerja kerasnya, sudah menembus ke pasar pada sejumlah kota di Kaltim seperti Penajam, Balikpapan, Samarinda dan bahkan hingga Barabai Kalimantan Selatan.

"Alhamdulillah begitu sagu ada langsung dibeli, pembelinya memang langsung ke Pasir Belengkong mengambil sagu kita ini, mereka memang sudah langganan dan di bawa keluar daerah," cetusnya.

Diakui, dari usaha sagu itu Ardiansyah memperoleh omzet Rp15 juta untuk tiap bulannya.

Hasil tersebut juga digunakan membeli 3 hektar kebun sagu, termasuk juga sudah mendaftarkan diri untuk menunaikan Ibadah Haji.

"Semua ini tidak terlepas dari dukungan Pemda, saya berterimakasih kepada Perindagkop sudah memberikan bantuan mesin dan ulin serta pelatihan terkait usaha ini," tutupnya. (*)

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved