Berita Balikpapan Terkini
Uniba Fashion On The Street 2022 Goes To UNESCO, Peserta Tunarungu Tampil dengan Kebaya Buatannya
Ini bagian dari gerakan Kebaya Goes To UNESCO, dimana Indonesia berusaha untuk memasukkan kebaya sebagai budaya asli Indonesia.
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Ratusan ibu dan remaja putri dari sejumlah komunitas di Kota Balikpapan meramaikan event Uniba Fashion On The Street Goes To UNESCO ( United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization), di kampus Universitas Balikpapan (Uniba).
Menurut Ketua Panitia dan Penggagas Acara, Emi Alaydrus, kegiatan ini dilakukan dalam rangka memperingati dan memeriahkan HUT ke-77 Kemerdekaan RI sekaligus bagian dari gerakan Kebaya Goes To UNESCO, dimana Indonesia berusaha untuk memasukkan kebaya sebagai budaya asli Indonesia.
Diakuinya, event ini mendapatkan sambutan yang luar biasa dari ibu-ibu di Balikpapan. Terbukti dari target puluhan peserta, hingga hari terakhir pendaftaran peserta mencapai ratusan orang. Untuk itu ia berterimakasih kepada para peserta, sponsor, komunitas yang telah berpartisipasi.
Sementara Ketua Tim Penggerak PKK Kota Balikpapan Nurlena Rahmad Mas'ud mengajak para peserta agar tetap mencintai dan melestarikan budaya Indonesia seperti kebaya. Apalagi kebaya juga warisan bangsa.
Menurut Emi Alaydrus yang didampingi Humas Acara, Etty Hariyani, sejumlah penghargaan diberikan kepada pemenang dalam event ini. Di antaranya Juara 1,2,3 kebaya berhijab, juara 1,2,3 kebaya non hijab, best make up & hairdo, best of the best, juara umum, best catwalk, best personality, best costume dan komunitas terunik.

Ada yang unik dari event Uniba Kebaya Fashion On The Street Goes To UNESCO. Sari, seorang tunarungu, tampil sebagai salah satu peserta, dengan nomor urut 22. Mengenakan kebaya berwarna merah yang dijahitnya sendiri, ia melangkah di catwalk dengan percaya diri dan mendapatkan sambutan yang luar biasa.
Sari adalah perwakilan dari Gerakan Untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin) Cabang Balikpapan yang ikut memeriahkan acara tersebut. Sari mengaku, mendapatkan informasi lomba dari komunitasnya dan mendaftar tiga hari sebelum acara.
Sari sangat senang ikut serta dalam acara itu dan sekaligus bisa memamerkan kebaya buatannya sendiri. Ia pun berharap, bisa ikut serta lagi dalam event-event serupa dan meminta agar komunitasnya diberikan kesempatan yang sama untuk berkarya atau mengekpresikan kemampuan yang mereka miliki. (*)