Berita Internasional Terkini
Mesra dengan Rusia, Cina Gelar Latihan Militer Bersama dan Sebut AS Penghasut Perang di Ukraina
Hubungan Cina dan Rusia makin akrab bahkan menggelar latihan militer bersama dan Cina juga menyebut AS penghasut perang di Ukraina
TRIBUNKALTIM.CO - Semenjak invasi yang dilakukan oleh Rusia di Ukraina pada 24 Februari 2022, banyak negara yang mengecam aksi serangan brutal pada pemerintahan Zelenskyy.
Di antara negara yang mengecam invasi yang dilakukan oleh Rusia di Ukraina yaitu Amerika Serikat dan negara Barat.
Namun di sisi lain negara yang mengecam invasi Rusia, ada pula negara yang menunjukkan dukungannya bahkan memamerkan keakrabannya dengan Rusia yaitu Cina hingga Cina menggelar latihan militer bersama dan menyebut bahwa Amerika Serikat lah penghasut perang di Ukraina.
Baca juga: Amerika Serikat Berada di Ambang Perang dengan Cina dan Rusia, Joe Biden Diprediksi Akan Menang
Sebelumnya, Rusia mengatakan akan meluncurkan latihan militer bersama dengan pasukan dari Cina.
Latihan militer itu ditujukan untuk memamerkan hubungan pertahanan yang semakin erat antara Moskow dan Beijing di tengah perang di Ukraina.
Sebagaimana dilansir dari aljazeera, Latihan Vostok 2022 (Timur 2022) akan diadakan 1-7 September di berbagai lokasi di Timur Jauh Rusia dan Laut Jepang.
Baca juga: Senjata Nuklir Masih Menjadi Momok, Kini Rusia, Cina, Korea Utara, dan Iran Sepakat Beri Ancaman
Dan melibatkan lebih dari 50.000 tentara dan 5.000 unit senjata, termasuk 140 pesawat dan 60 kapal perang, menurut pertahanan Rusia.
Tidak sampai di situ, Cina juga merilis video yang tiba di Rusia dalam persiapan untuk latihan besar-besaran.
Latihan akan dilakukan di tujuh lapangan tembak di timur jauh Rusia dan akan melibatkan pasukan dari beberapa negara bekas Soviet, China, India, Laos, Mongolia, Nikaragua, dan Suriah.
Kementerian mengatakan unit pasukan udara Rusia, pembom jarak jauh, dan pesawat kargo militer akan mengambil bagian dalam latihan bersama dengan pasukan lain.
Saat pertama kali mengumumkan latihan itu bulan lalu, militer Rusia menekankan itu adalah bagian dari pelatihan tempur yang direncanakan yang terus berlanjut meskipun ada aksi militer Moskow di Ukraina.
Belum diungkapkan jumlah pasukan yang terlibat dalam apa yang disebut Kremlin sebagai operasi militer khusus di sana.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Alexander Fomin memberikan pernyataannya.
"Latihan itu tidak ditujukan terhadap negara atau aliansi militer tertentu dan murni defensif (sikap bertahan)," ungkap Alexander Fomin dikutip dari aljazeera, Senin (29/8/2022).
Latihan tersebut mencerminkan peningkatan hubungan pertahanan antara Moskow dan Beijing, yang telah tumbuh lebih kuat sejak Rusia mengirim pasukannya ke Ukraina pada 24 Februari.