Berita Nasional Terkini
KATA-KATA Ferdy Sambo yang Hipnotis Para Polisi Bawahannya, Skenario Busuk Sambo Dibongkar Kompolnas
Kata-kata Ferdy Sambo yang hipnotis para polisi bawahannya, skenario busuk Sambo dibongkar Kompolnas.
TRIBUNKALTIM.CO - Simak informasi seputar perkembangan kasus Ferdy Sambo.
Terbaru Kompolnas membeberkan sejumlah polisi yang tak kuasa menahan air mata saat sidang etik Polri berkaitan dengan kasus yangf menyandera Ferdy Sambo.
Ya, mereka melabeli dirinya korban skenario Ferdy Sambo.
Inilah kata-kata Ferdy Sambo yang hipnotis para polisi bawahannya.
Skenario busuk Ferdy Sambo dibongkar Kompolnas.
Selengkapnya ada dalam artikel ini.
Baca juga: TERBONGKAR SIASAT Putri Candrawathi dan Kuwat Maruf, Provokasi Ferdy Sambo hingga Bunuh Brigadir J
Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Yusuf Warsyim membeberkan sejumlah polisi tak kuasa menahan tangis saat memberikan kesaksian dalam sidang etik mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.
Sejumlah anggota Polri yang bersaksi itu merupakan bawahan Irjen Ferdy Sambo yang diduga tidak profesional dalam menangani kasus pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Yusuf menuturkan tangis para saksi pecah berawal ketika pimpinan sidang komisi kode etik Polri (KKEP) Komjen Ahmad Dofiri bertanya kepada mereka.
Pertanyaan itu yakni kapan saksi mulai menyadari bahwa mereka telah ditipu oleh Ferdy Sambo melalui skenario pembunuhan Brigadir J.
Usai ditanya seperti itu, kata Yusuf, para saksi tersebut lantas menangis.
Baca juga: AKHIRNYA TERJAWAB Cara Ferdy Sambo dan Bharada E Habisi Nyawa Brigadir J, Rekonstruksi Penuh Drama
Menurut Yusuf, mereka tak kuat menahan air mata lantaran merasa hatinya ditusuk karena telah dibohongi oleh skenario yang dirancang Ferdy Sambo.
Adapun skenario yang dirancang Ferdy Sambo itu yakni Brigadir J dibunuh karena akibat kelakuannya sendiri yang disebut telah melakukan pelecehan seksual terhadap sang istri Putri Candrawathi.
Menurut Yusuf, Irjen Ferdy Sambo mempengaruhi bawahannya, sehingga mereka seperti 'terhipnotis' dan percaya dengan skenario yang dirancangnya itu.
"Dari keterangan-keterangan saksi bawahannya kemarin itu, yang muncul adalah pada waktu itu percaya dengan skenario FS," kata Yusuf dikutip dari Kompas.com pada Rabu (31/8/2022).
"Sampai FS itu memperagakan dan bilang, 'percuma ada bintang 2 di sini (di kerah baju) kalau harkat dan martabat keluarga kita itu dinodai. Untuk apa?'."
Baca juga: Adegan di Ranjang Putri Candrawathi Bersama Para Ajudan Saat Rekonstruksi, Sempat Telpon Ferdy Sambo
Ucapan Ferdy Sambo itulah, kata Yusuf, yang membuat seolah-olah menghipnotis bawahannya, sehingga pun mereka percaya, bahkan turut membantu dalam skenario tersebut.
Apalagi, Yusuf menambahkan, Ferdy Sambo saat itu masih menjabat sebagai Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri sehingga memiliki kewenangan cukup kuat.
"Propam ini kan polisinya polisi. Dia berfungsi pengamanan internal, berfungsi menegakkan disiplin, menegakkan kode etik, dan termasuk menegakkan hukum untuk internal Polri," kata Yusuf.
Yusuf menyebutkan, apabila kewenangan Propam disalahgunakan, maka itu bisa menakut-nakuti anggota Polri.
Dia menilai Propam bisa dikatakan sebagai 'super body'.
Contohnya, di dalam penegakan kode etik, Propam berfungsi sebagai penyelidik, penuntut, sekaligus hakim. (*)