Azyumardi Azra Meninggal

PROFIL Azyumardi Azra, Ketua Dewan Pers Penerima Gelar Kehormatan dari Kerajaan Inggris

Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra meninggal dunia di Malaysia, berikut ini profil dan biodata tokoh pers Indonesia tersebut.

HO/Humas Airlangga Hartarto
Ketua Dewan Pers, Prof Azyumardi Azra. Berikut profil dan biodatanya, setelah dikabarkan meninggal dunia di Malaysia. 

TRIBUNKALTIM.CO - Dunia pers Indonesia berduka, Ketua Dewan Pers Prof Azyumardi Azra, meninggal dunia Minggu (18/9/2022) di Malaysia.

Ketua Dewan Pers, Prof Azyumardi Azra meninggal dunia saat menjalani perawatan di rumah sakit di Selangor, Malaysia.

Berikut ini biodata dan profil Ketua Dewan Pers, Prof Azyumardi Azra.

Diberitakan sebelumnya, informasi meninggalnya Prof Azyumardi Azra disampaikan oleh sejumlah alumnus UIN Jakarta.

"Innalillahi Wainnailaihi Rojiun, semoga Prof Azra husnul khotimah. Aamiin YRA. Confirm saya sudah kontak Ibu Azra, benar," bunyi pesan tersebut.

Guru besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Prof Azyumardi Azra, memaparkan tentang peradaban Indonesia melalui perspekti pendidikan, Sabtu (18/2/2017).
Guru besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Prof Azyumardi Azra, memaparkan tentang peradaban Indonesia melalui perspekti pendidikan, Sabtu (18/2/2017). (TRIBUN KALTIM / CHRISTOPER DESMAWANGGA)

Direktur Eksekutif Indikator Burhanudin Muhtadi yang juga berasal dari UIN Jakarta juga mencuitkan kabar duka tersebut dalam akun Twitter miliknya.

"Selamat jalan Prof Azyumardi Azra. Belum hilang rasa sedih kita kehilangan Buya Syafii Maarif, kini ditambah dengan berpulangnya Buya Azra. Semoga husnul khatimah," tulisnya.

Baca juga: PENYEBAB Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra Meninggal di Malaysia

Baca juga: Di Karni Ilyas Club, Azyumardi Azra Akui Terpilih sebagai Ketua Dewan Pers Kembali ke Habitat

Sebelum dikabarkan meninggal dunia, istri dan anak Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra tiba di Malaysia untuk menjenguk Azyumardi pada, Jumat (16/9/2022).

Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia untuk Malaysia Hermono mengatakan istri dan anak Azyumardi sudah tiba di Malaysia sejak Sabtu.

“Bu Azyumardi dan anaknya sudah di Kuala Lumpur dan mereka yang sudah tengok kemarin ke rumah sakit,” kata Hermono kepada Kompas.com, Minggu (18/9/2022).

Hermono juga mengatakan bahwa sejauh ini tak ada pihak lain kecuali keluarga yang menjenguk Azyumardi.

Sebab, pihak rumah sakit belum membolehkan Azyumardi dijenguk karena masih dalam perawatan intensif.

“Masih di rumah sakit, (perawatan) belum ada perkembangan,” imbuh dia.

Hermono mengatakan, tim dokter menyampaikan bahwa Prof Azra belum bisa dipindahkan ke rumah sakit lain sampai kondisinya lebih stabil.

Berdasarkan keterangan pihak rumah sakit, kata dia, Azyumardi dirawat di ruang zona merah yang lazimnya digunakan untuk perawatan pasien Covid-19.

Azyumardi di Malaysia dalam rangka memenuhi undangan dari Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM) untuk menghadiri Konferensi Internasional Kosmopolitan Islam yang dilaksanakan di Selangor, Malaysia, pada 17 September.

Presiden ABIM Muhammad Faisal Abd Aziz saat ditemui di Rumah Sakit Serdang pada Jumat (16/9/2022) sore mengatakan, Azyumardi akan menjadi salah satu pembicara dalam konferensi tersebut.

Baca juga: Ketua Dewan Pers Akan Hadiri Deklarasi AMSI Kaltim, Digelar Senin Besok Pukul 10.00-12.00 WITA

Beberapa pembicara lainnya berasal dari Malaysia, Indonesia, dan Brunei Darussalam.

Konferensi itu akan dibuka oleh Ketua Emeritus Institut Internasional Pemikiran Islam (IIIT) Anwar Ibrahim.

Wakil Presiden ABIM Muhammad Shazni yang menjemput Azyumardi di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) mengatakan, pada Jumat pukul 15.33 waktu setempat, setelah pesawat tiba, dia masih sempat berkomunikasi lewat WhatAapp.

Namun, Shazni tidak sempat bertemu karena Ketua Dewan Pers tersebut langsung dibawa ke rumah sakit dengan ambulans.

Profil dan biodata Prof Azyumardi Azra

Prof Azyumardi Azra lahir pada 4 Maret 1955.

Dia lahir dari ayah Azikar dan Ibu Ramlah.

Azyumardi menikah dengan Ipah Farihah dan dikaruniai 4 anak, yakni Raushanfikri Usada, Firman El-Amny Azra, Muhammad Subhan Azra, dan Emily Sakina Azra.

Azyumardi Azra dikenal sebagai Profesor yang ahli sejarah, sosial, dan intelektual Islam.

Azyumardi terpilih sebagai Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 1998 dan mengakhirinya pada 2006.

Baca juga: Berbincang dengan Karni Ilyas, Azyumardi Azra Kritik Pers karena Masalah Demokrasi Indonesia

Pada tahun 2010, dia memperoleh titel Commander of the Order of British Empire, sebuah gelar kehormatan dari Kerajaan Inggris dan menjadi 'Sir' pertama dari Indonesia.

Pada 2022, Azyumardi terpilih menjadi Ketua Dewan Pers periode 2022-2025.

DIkutip dari wikipedia, pada awalnya, sesungguhnya Azyumardi tidak berobsesi atau bercita-cita menggeluti studi keislaman.

Sebab, ia lebih berniat memasuki bidang pendidikan umum di IKIP.

Akan tetapi, karena desakan ayahnya, Azyumardi memulai karier pendidikan tinggginya sebagai mahasiswa sarjana di Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta pada tahun 1982.

Kemudian atas bantuan beasiswa Fullbright, ia mendapakan gelar Master of Art (MA) pada Departemen Bahasa dan Budaya Timur Tengah, Columbia University tahun 1988.

Ia memenangkan beasiswa Columbia President Fellowship dari kampus yang sama, tetapi kali ini Azyumardi pindah ke Departemen Sejarah, dan memperoleh gelar MA pada 1989.

Pada 1992, ia memperoleh gelar Master of Philosophy (MPhil) dari Departemen Sejarah, Columbia University tahun 1990, dan Doctor of Philosophy Degree dengan disertasi berjudul The Transmission of Islamic Reformism to Indonesia: Network of Middle Eastern and Malay-Indonesian ‘Ulama ini the Seventeenth and Eighteenth Centuries.

Tahun 2004 disertasi yang sudah direvisi diterbitkan secara simultan di Canberra (Allen Unwin dan AAAS), Honolulu (Hawaii University Press), dan Leiden, Negeri Belanda (KITLV Press).

Azyumardi pernah menjadi Wartawan Panji Masyarakat (1979-1985).

Baca juga: Azyumardi Azra, Din Syamsuddin, hingga Faisal Basri, Tokoh di Balik Petisi Tolak Pemindahan IKN

Setelah kembali ke Jakarta, pada tahun 1993 Azyumardi mendirikan sekaligus menjadi pemimpin redaksi Studia Islamika, sebuah jurnal Indonesia untuk studi Islam.

Pada tahun 1994-1995 dia mengunjungi Southeast Asian Studies pada Oxford Centre for Islamic Studies, Oxford University, Inggris, sambil mengajar sebagai dosen pada St. Anthony College.

Azyumardi pernah pula menjadi profesor tamu pada Universitas Filipina dan Universitas Malaya, Malaysia keduanya pada tahun 1997.

Selain itu, dia adalah anggota dari Selection Committee of Southeast Asian Regional Exchange Program (SEASREP) yang diorganisir oleh Toyota Foundation dan Japan Center, Tokyo, Jepang antara tahun 1997-1999.

Azyumardi lalu tercatat sebagai dosen Fakultas Adab dan Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta (1992-sekarang).

Kemudian Guru Besar Sejarah Fakultas Adab IAIN Jakarta, dan Pembantu Rektor I IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta (1998).

Azyumardi lalu terpilih sebagai REktor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sejak tahun 1998 hingga 2006.

Ketika menjadi Rektor pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, ia melakukan terobosan besar terhadap institusi pendidikan tersebut.

Pada Mei 2002, IAIN tersebut berubah nama menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Hal ini merupakan kelanjutan ide Rektor terdahulu Prof.Dr. Harun Nasution, yang menginginkan lulusan IAIN haruslah orang yang berpikiran rasional, modern, demokratis, dan toleran.

Pada 2006, posisinya sebagai Rektor resmi digantikan oleh Prof. Dr. Komaruddin Hidayat.

Dalam rapat senat yang ia pimpin sendiri, Komarudin Hidayat terpilih menggantikannya dengan mengalahkan dua kandidat lainnya.

Dan sejak Desember 2006 menjabat Direktur Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Ia juga merupakan orang Asia Tenggara pertama yang di angkat sebagai Professor Fellow di Universitas Melbourne, Australia (2004-2009), dan anggota Dewan Penyantun (Board of Trustees) International Islamic University Islamabad Pakistan (2004-2009).

Ia juga masih menjadi salah satu anggota Teman Serikat Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan.

Buku-buku yang ia terbitkan:

  • Jaringan Ulama, terbit tahun 1994
  • Pergolakan Poitik Islam, terbit tahun 1996
  • Islam Reformis, terbit tahun 1999
  • Konteks Berteologi di Indonesia, terbit tahun 1999
  • Menuju Masyarakat Madani, terbit tahun 1999
  • Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, terbit tahun 1999
  • Esei-esei Pendidikan Islam dan Cendekiawan Muslim,1999
  • Renaisans Islam di Asia Tenggara – buku ini berhasil memenangkan penghargaan nasional sebagai buku terbaik untuk kategori ilmu-ilmu sosial dan humaniora pada tahun 1999, terbit tahun 1999
  • Islam Substantif, terbit tahun 2000
  • Historiografi Islam Kontemporer: Wacana, Aktualitas dan Aktor Sejarah (2002)
  • Paradigma Baru Pendidikan Nasional: Rekonstruksi dan Demokratisasi (2002)
  • Reposisi Hubungan Agama dan Negara (2002)
  • Menggapai Solidaritas: Tensi antara Demokrasi, Fundamentalisme, dan Humanisme (2002)
  • Konflik Baru Antar-Peradaban: Globalisasi, Radikalisme, dan Pluralitas Islam Nusantara: Jaringan Global dan Lokal (2002)
  • Surau: Pendidikan Islam Tradisional dalam Transisi dan Modernisasi (2003)
  • Disertasi doktor berjudul “The Transmission of Islamic Reformism to Indonesia: Network of Middle Eastern and Malay
  • Indonesian ‘Ulama in the Seventeenth and Eighteenth Centuries’”, pada tahun 2004 sesudah direvisi diterbitkan secara simultan di Canberra (Allen Unwin dan AAAS), di Honolulu (Hawaii University Press), dan di Leiden Negeri Belanda (KITLV Press).
  • Indonesia Bertahan (DARI MENDIRIKAN NEGARA HINGGA MERAYAKAN DEMOKRASI) 2020

Penghargaan:

- Penulis Paling Produktif, dari Penerbit Mizan, Bandung, tahun 2002

- Commander of the Most Excellent Order of the British Empire(CBE), dari Kerajaan Britania Raya, tahun 2010.

- Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture (SML) dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), tahun 2017.

- Order of Rising Sun: Gold and Silver Star, dari Kaisar Jepang, tahun 2017. (*)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul PROFIL Azyumardi Azra Ketua Dewan Pers yang Meninggal Dunia, Dapat Gelar Kehormatan Kerajaan Inggris

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved