Berita Nasional Terkini
Akui Rocky Gerung Salah Satu Idolanya, Gibran Rakabuming Raka: Tidak Ada Lagi Cebong, Kampret Dll
Pengamat politik Rocky Gerung rupanya jadi idola Wali Kota Solo sekaligus putra Presiden Joko Widodo yakni Gibran Rakabuming Raka.
TRIBUNKALTIM.CO - Akui Rocky Gerung salah satu tokoh yang diidolakan, Gibran Rakabuming Raka sebut tidak ada lagi cebong, kampret dll.
Pengamat politik Rocky Gerung rupanya jadi idola Wali Kota Solo sekaligus putra Presiden Joko Widodo yakni Gibran Rakabuming Raka.
Rocky Gerung diketahui salah satu pengamat yang begitu vokal mengkritik pemerintah di berbagai acara.
Tak jarang, Rocky Gerung seolah menyerang presiden Joko Widodo.
Baca juga: RESPON Tak Terduga Gibran Rakabuming Saat Jokowi Diledek Demokrat, Akui AHY Beda Level Sama Dirinya
Baca juga: Kaesang Bantah Lamaran dan Jelaskan Cincin di Jari Erina Gudono, Wakil Gibran Bocorkan Rencana Nikah
Namun, hal itu tak membuat putra Jokowi Gibran untuk urungkan niat bertemu Rocky Gerung.
Usai bertemu Rocky Gerung, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka meminta tidak ada lagi istilah cebong dan kampret.
Permintaan tersebut disampaikan Gibran usai bertemu dengan Rocky Gerung.
Momen pertemuan keduanya diunggah Gibran di akun Twitternya.
“Alhamdulillah tadi pagi berkesempatan untuk main ke kediaman salah satu idola saya. Kira-kira saya tadi ngobrolin apa ya sama om rocky gerung?”tulis Gibran dikutip dari cuitan Twitternya.
Selain itu, Gibran pun mengganti foto profil Twitternya dengan Rocky Gerung.
Baca juga: Gibran dan Kaesang Bisa Lega, Laporan Soal Dugaan KKN Anak Jokowi Distop KPK
Di salah satu balasan cuitan, Gibran menanggapi respons netizen.
“Mudah-mudahan mas Gibran atau Mas Kaesang bisa berkesempatan mengunjungi tokoh-tokoh oposisi lainnya demi memperat tali Persatuan. Sepintas saya bisa melihat kalau orang--orang dari oposisi ini sebetulnya bisa diajak diskusi,”tulis akun Ruli Hendrawan.
“Betul. Kita semua saudara. Sudah tidak ada lagi cebong, kampret dll,”balas Gibran.
“Iya betul ,Mas Wali, Sebenar Aku ghak suka istilah ,cebong,kampreet dll, kita Semua warna negara Indonesia,”tulis akun @ayumeghan.
“Setelah bertemu dengan pak Luhut dan mas Gibran, tinggal lihat ke depan gaya bicaranya bung Rocky,”tulis akun @abdullatief1082.
Profil Rocky Gerung

Rocky Gerung merupakan filsuf, akademisi, dan intelektual publik Indonesia.
Pria kelahiran 20 Januari 1959 ini paling vokal saat mengkritik kebijakan pemerintah.
Melansir dari wikipedia, Ia pernah mengajar di Universitas Indonesia dan merupakan salah seorang pendiri Setara Institute dan fellow pada Perhimpunan Pendidikan Demokrasi (P2D).
Rocky merupakan lulusan UI dan tercatat mulai berkuliah di Universitas Indonesia pada tahun 1979.
Baca juga: Ridwan Kamil Teratas, Daftar 10 Tokoh yang Cocok Jadi Gubernur DKI Jakarta versi CSIS, Ada Gibran?
Memilih jurusan Ilmu Hubungan Internasional, yang saat itu tergabung dalam Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Rocky tidak menyelesaikan kuliahnya di jurusan tersebut.
Alih-alih Rocky lulus sebagai Sarjana Sastra dari jurusan Ilmu Filsafat Universitas Indonesia.
Selama berkuliah, Rocky dekat dengan para aktivis berhaluan sosialis seperti Marsillam Simanjuntak dan Hariman Siregar.
Setelah lulus, Rocky kembali ke UI dan mengajar di Departemen Ilmu Filsafat, yang kini tergabung di dalam Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, sebagai dosen tidak tetap hingga awal 2015.
Memiliki gelar sarjana, Rocky pun berhenti mengajar disebabkan keluarnya UU No. 14 tahun 2005 yang mensyaratkan seorang dosen harus minimal bergelar magister.
Tercatat mengampu mata kuliah seperti Seminar Teori Keadilan, Filsafat Politik, dan Metode Penelitian Filsafat.
Rocky Gerung juga pernah mengajar pada program pascasarjana. Salah satu mahasiswa yang dibimbingnya adalah aktris Dian Sastrowardoyo.
Bersama tokoh-tokoh seperti Abdurrahman Wahid dan Azyumardi Azra, Rocky ikut mendirikan Setara Institute, sebuah wadah pemikir di bidang demokrasi dan hak asasi manusia, pada 2005.
Baca juga: Viral Gibran Rakabuming Lepas Paksa Masker Paspampres, Anak Jokowi Beri Pembelaan
Dalam bidang politik, Rocky bersama Sjahrir dan istrinya, Kartini pernah mendirikan Partai Indonesia Baru (PIB) pada 2002.
Meski ikut mendirikan, ia tak aktif di kepengurusan partai.
Belakangan, Rocky memutuskan keluar dan bergabung dengan Partai Serikat Rakyat Independen (SRI) pada 2011.
Ia didapuk sebagai anggota Majelis Pertimbangan Partai SRI. Partai tersebut bermaksud mencalonkan Sri Mulyani untuk pemilihan presiden Indonesia 2014.
Namun, SRI gagal melewati proses verifikasi administrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sehingga tidak dapat mengikuti Pemilihan Umum 2014.
Rocky juga pernah mengetuai Sekolah Ilmu Sosial (SIS), sebuah sekolah nonformal yang mendidik siswanya untuk memahami realitas sosial secara interdisipliner, di bawah Yayasan Padi dan Kapas yang juga diketuai oleh Sjahrir.
Pengajar di SIS ada sepuluh orang, beberapa di antaranya adalah Arief Budiman, Salim Said, dan Rahman Tolleng.
(*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.