Tragedi Arema vs Persebaya
Pintu Keluar Tertutup! Terkuak Keanehan Kerusuhan Usai Duel Arema vs Persebaya di Kanjuruhan Malang
Terkuak keanehan kerusuhan usai duel Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang, pintu keluar tenyata masih belum dibuka.
Masalah gas air mata mengemuka setelah terjadinya kerusuhan di stadion Kanjuruhan Malang yang mengakibatkan 127 orang meninggal dunia dan 180 orang dirawat.
Belakangan terungkap, penggunaan gas air mata di dalam stadion ternyata sudah dilarang FIFA.
Kericuhan terjadi ketika Arema FC kalah dari Persebaya 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada ajang Liga 1 2022/2023.
Akibat kekalahan pada laga yang dimainkan Sabtu (1/1/2022) malam, para suporter turun ke lapangan dan melakukan aksi kerusuhan.
Pihak keamanan yang berusaha mengurai massa yang turun ke lapangan menembakkan gas air mata.
Tapi, akibat gas air mata tersebut suporter yang mengalami sesak napas dan kemudian pingsan.

Gas air mata juga disebut berandil atas banyaknya korban tewas, yang dilaporkan telah mencapai 127 orang, dimana Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta menyebut 125 diantaranya suporter Arema FC.
Jika merujuk pada peraturan FIFA, penggunaan gas air mata di stadion ternyata dilarang.
Hal itu mengacu pada pasal 19 b pengaman pinggir lapangan dari regulasi Keamanan dan Keselamatan Stadion, dijelaskan.
“Senjata atau gas pengendali massa tidak boleh dibawa atau digunakan,” bunyi dari pasal di aturan FIFA tersebut seperti dilansir Kompas.com.
Dengan demikian digunakannya gas air mata dalam pertandingan Arema FC melawan Persebaya telah melanggar aturan FIFA.
Banyaknya korban jiwa dan luka-luka, karena para suporter diduga panik dan saling berdesak-desakkan keluar saat gas air mata menyebar ke tribun penonton.
Awalnya, gas air mata diarahkan ke bagian bahwa pagar pembatas untuk menghalau suporter Aremania yang turun ke lapangan.
Tapi kepulan asap gas air mata malah terbawa angn hingga sampai ke atas tribun.
Hal itu menyebabkan Aremania yang bertahan di atas tribun ikut menjadi korban.